"Kamu halu lagi, Ul?" Mama maju dan meraba kening wanita yang dulu selalu ia sayang. Ya, Mama memang sangat menyayangi Ulfa apalagi saat pertama kali Ulfa terlambat datang bulan. Ia menyambutnya dengan bersuka cita.
"Mulai sekarang kamu tidak boleh capek, Sayang. Semua pekerjaan rumah biar Rey yang handle. Mama juga akan tinggal di sini bersama kalian." Mama berjingkrak kegirangan waktu itu.
"Rey, Mama akan naik pangkat sebentar lagi," imbuh Mama dengan mata berbinar.
"Naik pangkat?"
"Iya, kamu juga. Mama akan menjadi nenek dan kamu akan menjadi ayah. Aku mau dipanggil Oma saja, deh. Hehe lucu juga." Mama tertawa lebar.
Namun, tidak lama setelah itu Ulfa kembali datang bulan dan membuat Mama kecewa berat. Ia kembali ke rumah dan tinggal bersama Gibran lagi.
Semenjak itu setiap kali Ulfa bilang terlambat datang bulan, Mama tidak pernah percaya. Bahkan, ia menganggap Ulfa sebagai pembohong.
"K
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 30Ya, mana aku tahu." Mama melengos."Sekarang katakan ada tujuan apa kalian datang ke mari? Kalau tidak ada yang penting, lebih baik kalian pulang, aku sedang sibuk," ucap Ulfa dengan tangan bersedekap."Sombong, padahal punya rumah juga hasil dari merebut!" ujar Mama sinis."Aku tidak pernah merasa merebut rumah ini dari siapapun. Mas Rey sendiri yang sudah memberikan dengan suka rela.""Cukup! Benar apa yang dibilang client saya--Bu Ulfa, kalau tidak ada yang penting silahkan kalian pulang saja. Biarkan Bu Ulfa istirahat," timpal Pak Wira yang katanya akan membantu Ulfa itu."Ul, aku ke sini karena mau minta bagianku di toko itu. Meskipun aku tidak ikut menanam modal, tetapi kamu tidak boleh lupa kalau aku ikut andil dalam mengembangkan toko itu. Kamu masih ingat, kan? Bagaimana perjuanganku di awal berdirinya toko itu hingga bisa jadi seperti itu,""Ya, aku ingat dan tidak akan pernah lupa." Ulfa
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 31"Di awal-awal berdirinya toko itu, keluargaku memang sedang terpuruk akibat Papa meninggal dan perusahaan yang bangkrut. Mama yang sudah terbiasa makan enak, tentu tidak bisa jika harus makan seadanya. Setiap hari Mama selalu mengambil makanan dan apapun yang dibutuhkan di toko kami.Terkadang Mama datang sendiri, tetapi tidak jarang hanya mengirim pesan padaku dan memintaku untuk mengambil barang yang ia mau tanpa bayar."Rey, nanti kalau pulang bawakan susu anle**, ya?" tulis Mama dalam pesannya."Rey, nanti bawakan Mama roti selai, ya?""Rey, Mama pingin makan kripik pedas yang level lima belas sama yogurt, ya.""Rey, nanti ke rumah Mama dan bawakan parfum, ya?""Rey, sabun dan pasta gigi habis,""Rey, minyak goreng habis.""Rey, Mama mau biskuit,""Rey, Mama pingin makan nasi padang, nanti kamu belikan, ya?" Untuk permintaan yang ini aku juga m
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 32"Oke, siapa takut!" Ulfa mengendikkan bahu."Ayo, Rey kita pulang!" Mama menggandeng tanganku."Sebentar, Ma. Aku mau mengelus anakku dulu." Aku maju beberapa langkah dan mengulurkan tangan untuk mengusap perut Ulfa seperti yang sering kulakukan saat Ulfa memberi tahu kehamilannya."Apa-apaan, sih, kamu, Mas?" Ulfa menepis tanganku hingga membuatku kaget. Seharusnya ia segera meletakkan tangannya di atas tanganku sehingga kami sama-sama berada di atas perutnya agar sang bayi yang masih berada dalam kandungannya tahu bahwa kedua orang tuanya sangat menyayanginya."Sayang. Aku nggak pernah mengucapkan talak sama kamu, itu artinya kamu masih sah menjadi istriku dan aku masih berhak untuk membelai calon anakku ini.""Kamu salah, Mas. Aku sudah mendaftarkan gugatan ceraiku di pengadilan.""Sudahlah, Rey. Jangan sampai kamu ketularan halu seperti Ulfa. Sebaiknya kita pulang sekarang!" Mama kembali menari
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 33Aku mendengkus kesal melihat istri baruku yang cuek melihat mertua yang sangat menyayanginya pingsan dan tidak perdaya. Wajahnya tidak menunjukkan rasa khawatir sama sekali. Bahkan, ia berbuat seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengan Mama.Aku kembali ke mobil dan membopong Mama masuk ke dalam seorang diri. Anisa asyik memainkan ponselnya dan tidak menoleh sedikitpun padaku.Kubaringkan tubuh Mama di kamar. Aku ngos-ngosan meski tubuhnya tidak terlalu besar. Kuatur napas perlahan sebelum mendekatinya lagi."Bangun, Ma?" Aku mendekatkan minyak kayu putih di dekat lubang hidungnya. Aku pernah melihat cara ini di televisi, semoga ini dapat membantu.Setelah sekian lama, mata Mama perlahan mengerjap dan terbuka perlahan, syukurlah ia sudah sadar."Nis, tolong ambilkan teh manis hangat untuk Mama!""Nis!""Nis!""Apa, sih, Mas, dari tadi teriak-teriak? Aku lagi nonton drakor in
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 34Dalam keadaan seperti ini, aku kembali teringat dengan Ulfa."Kamu nggak jadi hamil lagi, Ul?" tanya Mama usai Ulfa bilang ia telat menstruasi lagi yang entah sudah yang keberapa kali.Ulfa hanya mengangguk lemah."Besok-besok kalau hamil lagi kamu nggak boleh ngapa-ngapain. Bed rest aja." Mama mengusap pundak Ulfa dengan lembut."Iya, Ma. Aku janji."Namun, setelah itu Ulfa tidak kunjung hamil juga. Mama kesal dan berhenti berharap mendapatkan cucu dari menantunya yang sangat disayanginya itu.Dalam keputusasaan, entah dapat info dari mana Mama mengenalkan aku dengan wanita yang kini sudah kunikahi."Rey, kenalkan ini Anisa." Mama sudah duduk berdua dengan seorang wanita seksi saat aku datang ke rumah membawa pesanannya dari toko."Hai, Rey." Aku mengulurkan tangan pada wanita yang, yah, boleh dikatakan manis, lah."Anisa ini adalah perempuan yang akan ngasih Mama cucu." Mama
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 35"Jangan bilang begitu, Ma,""Tolonglah, Rey. Kabulkan permintaan Mama kali ini." Mata mama mulai mengembun dan tidak lama kemudian bulir bening itu membasahi pipi."Bagaimana dengan Ulfa? Aku nggak mau jika harus berpisah dengannya mengingat perjuanganku untuk mendapatkan restu dari ibunya sangat sulit waktu itu.""Siapa yang menyuruh kamu untuk berpisah dengan Ulfa?""Mama tadi?""Mama hanya meminta untuk menikahi Anisa dan tidak pernah meminta untuk meninggalkan Ulfa.""Terus?""Kamu nikah saja. Bukankah lelaki boleh menikahi wanita lebih dari satu atau yang sering disebut dengan poligami?""Memangnya Anisa siap menjadi istri kedua?" Aku menatap wanita yang memakai anting panjang itu."Iya, tadi sudah kami bicarakan. Bukan begitu, Nis?" Mama menoleh pada Anisa."Iya, Mas. Aku siap menjadi istri kedua yang penting semua kebutuha
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 36"Seharusnya aku bahagia mendengar Anisa hamil karena memang inilah yang kami tunggu, tetapi saat menyadari ia hamil dari hasil hubungan terlarang, aku menjadi sedih."Tuh, kan? Mama bilang juga apa? Anisa ini pasti cepat hamil. Kalau begitu kalian harus menikah secepatnya sebelum perutnya semakin membesar." Ibu semringah dan tersenyum lebar."Sudahlah, kamu tidak perlu sedih. Sebentar lagi Anisa akan menjadi istrimu," ucap Mama seperti mengerti isi hatiku."Apakah aku harus minta izin sama Ulfa kalau ingin menikah lagi?""Tidak perlu. Lelaki boleh menikah lagi tanpa seizin istrinya yang penting mampu menafkahi kalian berdua. Mama lihat toko itu semakin maju dan berkembang.""Iya, Mas. Kata Mama kita akan bilang sama Mbak Ulfa kalau kita sudah menikah. Dengan begitu mau tidak mau ia pasti akan menerima pernikahan kita dan menerimaku sebagai madu. Kita akan tinggal di rumah itu dalam satu atap dan aku yang
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 37"Aku harus menemui Ulfa." Aku beranjak dan hendak meninggalkan Mama, tetapi wanita yang sudah melahirkanku itu menahanku."Untuk apa kamu masih mau menemuinya lagi? Lupa kalau tadi baru saja diusir?""Aku harus menemani Ulfa karena sedang mengandung anakku. Kata Mama, wanita hamil ingin selalu dimanja dan dimengerti serta harus selalu berada di samping suami?""Seharusnya memang begitu, tetapi kamu malah diusir saat datang menemuinya. Aku sangsi, apakah dia benar-benar hamil atau hanya halu seperti yang sudah-sudah. Aneh, kan? Wanita hamil bisa tegar tanpa suami seperti itu?" Mama mengusap dagunya."Kalau dia benar-benar hamil bagaimana?""Biarkan saja, toh kamu juga sudah punya Anisa. Kamu boleh menemui Ulfa setelah mendapatkan pengacara,""Pengacara?""Kita harus mencari pengacara yang lebih hebat dari pengacara Ulfa, Rey. Kalau perlu cari yang biasa disewa oleh para artis, yan