KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 37
"Aku harus menemui Ulfa." Aku beranjak dan hendak meninggalkan Mama, tetapi wanita yang sudah melahirkanku itu menahanku.
"Untuk apa kamu masih mau menemuinya lagi? Lupa kalau tadi baru saja diusir?"
"Aku harus menemani Ulfa karena sedang mengandung anakku. Kata Mama, wanita hamil ingin selalu dimanja dan dimengerti serta harus selalu berada di samping suami?"
"Seharusnya memang begitu, tetapi kamu malah diusir saat datang menemuinya. Aku sangsi, apakah dia benar-benar hamil atau hanya halu seperti yang sudah-sudah. Aneh, kan? Wanita hamil bisa tegar tanpa suami seperti itu?" Mama mengusap dagunya.
"Kalau dia benar-benar hamil bagaimana?"
"Biarkan saja, toh kamu juga sudah punya Anisa. Kamu boleh menemui Ulfa setelah mendapatkan pengacara,"
"Pengacara?"
"Kita harus mencari pengacara yang lebih hebat dari pengacara Ulfa, Rey. Kalau perlu cari yang biasa disewa oleh para artis, yan
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 38"Ma, kenalkan ini Bella--calon istriku," ucap Gibran pada suatu hari. Mama yang sedang duduk di depan televisi bersamaku kaget melihat anak bungsunya pulang sudah dengan seorang wanita."Kenapa kamu seenaknya membawa pulang seorang perempuan tanpa seizinku?" tanyaku dengan nada tinggi."Izin?" tanya Gibran dengan dahi mengernyit."Ya, aku ini kakak kamu dan setelah Papa meninggal, akulah yang bertanggung jawab atasmu. Jadi, kalau ada apa-apa kamu harus minta izin padaku termasuk membawa pulang perempuan ini,""Mas Rey memang kakakku, tetapi Mas harus ingat ini rumahku, jadi aku bebas melakukan apa saja termasuk membawa perempuan ke rumah ini," jawab Gibran dengan angkuh."Rumahmu?""Mas lupa kalau rumah ini atas namaku? Kalau sekarang aku masih mengizinkan kalian tinggal di sini bersama Mbak Anisa, itu karena aku nggak tega melihat kalian tinggal di jalanan, apalagi istri Mas sedang hamil. Bahkan a
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 39"Rumah lama yang selama ini kita tempati itu akan menjadi milik kamu, sertifikatnya juga atas nama kamu. Jadi, Papa tidak perlu repot membuat rumah lagi." Papa menepuk pundak Gibran."Tetapi rumah ini lebih besar lho, Pa?""Rumah segitu sudah cukup kalau kamu nanti punya dua anak. Buktinya selama ini kita tinggal berempat, eh, berlima dengan Mbok Nah, masih terasa luas, kan? Masih bisa guling-guling, kan?" Papa kembali tertawa lebar."Kalau begitu kenapa Papa buatin rumah segede ini buat Mas Rey?""Reyhan, kan mau punya anak lima? Kalau rumahnya nggak gede nanti nggak bakalan muat.""Rumah ini milik Mas Rey dan rumah lama menjadi milikku, terus Papa sama Mama gimana?" tanya Gibran lagi."Ya, akan tetap tinggal di rumah yang lama sama kamu. Papa ini sudah tua, umurnya nggak akan lama lagi," ucap Papa berubah sendu setelah tadi tertawa-tawa."Jangan ngomong gitu, Pa. Aku, kan jadi
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 40"Lagi di kamar.""Heran aku sama istri Mas itu, hari-harinya hanya dihabiskan di kamar. Enggak bosan apa?" tanya Gibran."Lagi hamil." Aku tersenyum kecut."Jangan terlalu memanjakan istri mentang-mentang lagi hamil. Masa iya memasak aja nggak pernah," ujar Gibran."Iya kah? Terus kalau masak aja nggak pernah? Terus ngapain?" timpal Bella. Ia semakin merapat duduk dengan Gibran."Ya, begitulah, istri Mas Rey yang sekarang kerjaannya hanya main ponsel, nonton drakor sambil tiduran di kamar. Malas banget deh pokoknya," jawab Gibran. Meskipun apa yang dia bilang itu benar, tetapi aku merasa kesal juga."Wah, nggak bener itu. Wanita hamil seharusnya tetap beraktivitas seperti biasa agar bayinya aktif dan sehat. Enggak usah khawatir, setelah aku resmi menikah dengan Mas Gibran nanti, aku tidak akan membiarkannya untuk bermalas-malasan lagi," sambung Bella sambil merangkul pundak Gibran."Maksudnya?"&nb
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 41 "Kamar Mbak Anisa mana?" Bella berdiri. "Mau ngapain?" "Aku mau ngasih tahu agar ia tidak terlalu manja di rumah ini," jawab Bella ketus. Gibran memberi tahu kamar tidurku yang saat ini ada Anisa di dalamnya. Tanpa segan, wanita berbibir seksi itu menggedor pintu kuat-kuat. "Woah, siapa yang berani membangunkanku?" Anisa membuka pintu sambil sesekali menguap dan mengucek mata. "Oh, jadi ini istri Mas Reyhan yang katanya sedang hamil dan tidak pernah mau ngapa-ngapain itu?" Bella memandang Anisa dari ujung kepala hingga ujung kaki sambil manggut-manggut. "Masih cantikan aku," imbuh Bella. "Kamu siapa?" tanya Anisa. "Perkenalkan namaku Bella, wanita yang akan menjadi ratu di rumah ini." Bella mengulurkan tangan. "Ratu?" Dahi Anisa mengernyit. "Ya." "Jangan mimpi kamu, ya! Aku adalah ratu di rumah ini dan tidak akan pernah ada yang dapat menggantikan posi
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 42"Gib, apakah kamu sudah berpikir baik-baik untuk menikahi Bella?" tanyaku usai Bella pulang dan kini kami hanya duduk bertiga."Yakinlah. Dia cantik dan seksi. Kurang apalagi?" jawab Gibran tanpa menoleh dan masih tetap fokus dengan ponsel di tangannya."Aku tidak setuju.""Mama juga,""Kenapa?" Gibran menoleh dan meletakkan ponselnya."Belum apa-apa aja sok ngatur, bagaimana nanti setelah benar-benar menjadi istri?" tanyaku yang diiyakan oleh Mama."Yang mau menikah siapa?""Kamu." Kami menjawab serempak."Nah itu tahu, biarkan aku yang mengambil keputusan untuk menikah dengan siapa. Ini hidupku dan kalian tidak punya hak untuk melarang ataupun mengaturnya.""Mama tidak suka dengan wanita sombong sepertinya.""Mama pikir Anksa itu bukan wanita sombong? Hah? Selain sombong dia juga pemalas. Sebenarnya aku lebih sreg dengan Mbak Ulfa, orangnya baik, lema
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 43Wanita itu tersenyum. Oh my God, kenapa senyuman itu masih seperti yang dulu, manis dan begitu menyejukkan hati."Ulfa, kamu kembali, Sayang?" Aku melongo. Bahkan bisa kemasukan lalat mulut ini."Mas, aku ke sini hanya ingin memberikan ini.""Apa ini?" Aku menerima dengan tangan gemetar dan masih bertanya padahal sudah bisa menebak apa isi dari amplop bersampul coklat itu.Aku menghela napas perlahan, gara-gara sibuk dengan Anisa yang menurutku rewel, sampai lupa datang ke pengadilan sehingga Ulfa mudah mendapatkan surat cerai ini.Sidang perceraian akan cepat selesai jika hanya salah satu pihak yang datang karena hakim akan menganggap setuju. Berbeda jika kedua belah pihak yang datang, tentu akan ada percekcokan atau eyel-eyelan yang menyebabkan lamanya proses perceraian karena sidang sering ditunda.Aku jadi menyesal, seharusnya kemarin-kemarin aku menyempatkan diri untuk datang ke pengadil
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 44"Kalau begitu aku mau pulang." Ulfa menutup kembali baju yang pas di badan itu dengan menaikkan resleting jaketnya."Tunggu! Mama belum begitu percaya kalau ini memang asli. Coba kamu buka bajumu sehingga aku bisa yakin kalau tidak ada apa-apa di dalam baju itu." Mama mencegah Ulfa."Apa? Buka baju?" Ulfa terbelalak mendengar permintaan Mama."Iya, kenapa? Takut kalau kebohonganmu terbongkar di sini?""Aku tidak mau menampakkan auratku di depan lelaki yang sekarang bukan mahram-ku lagi.""Alah bilang saja kalau kamu nggak berani buka baju karena sebenarnya kamu tidak hamil. Mama ini sudah berpengalaman, jadi bisa tahu mana yang benar-benar hamil dan mana yang hanya pura-pura," ucap mama sinis."Terserah mau bilang apa, tetapi aku tidak mau buka baju di sini. Kalau Tante tidak percaya dengan kehamilanku ini, enggak masalah. Aku juga tidak rugi. Permisi!" Ulfa melengos dan berbalik."Tunggu, U
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 45"Mama? Kenapa makanannya tidak dimakan? Nanti sakit, lho, kalau nggak makan?" Aku meletakkan kembali sendok berisi makanan yang hendak kumasukkan ke dalam mulut. Saat ini kami tengah makan berdua, Anisa tidak permah mau makan bareng. Ia selalu makan lebih dulu.Kulihat makanan di piring Mama yang terdiri dari oseng tempe masih utuh padahal aku sudah nambah. Tidak seperti biasanya ia seperti ini. Dari tadi ia hanya membolak-balik makanan di piringnya tanpa dimasukkan ke dalam mulut.Kuakui makanan ini memang tidak enak. Bukan karena aku sendiri yang masak, tetapi karena kurang bumbu. Ya, kunci kelezatan masakan adalah dari bumbu yang digunakan. Chef andal sekalipun kalau masak tanpa bumbu juga nggak bakalan enak.Tadi aku berinisiatif masak tempe karena mulai bosan makan mie instan setiap hari meski rasanya ganti-ganti.Aku pikir masak tempe murah dibanding mie instan. Ternyata malah lebih mahal karena harus beli