KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 34
Dalam keadaan seperti ini, aku kembali teringat dengan Ulfa.
"Kamu nggak jadi hamil lagi, Ul?" tanya Mama usai Ulfa bilang ia telat menstruasi lagi yang entah sudah yang keberapa kali.
Ulfa hanya mengangguk lemah.
"Besok-besok kalau hamil lagi kamu nggak boleh ngapa-ngapain. Bed rest aja." Mama mengusap pundak Ulfa dengan lembut.
"Iya, Ma. Aku janji."
Namun, setelah itu Ulfa tidak kunjung hamil juga. Mama kesal dan berhenti berharap mendapatkan cucu dari menantunya yang sangat disayanginya itu.
Dalam keputusasaan, entah dapat info dari mana Mama mengenalkan aku dengan wanita yang kini sudah kunikahi.
"Rey, kenalkan ini Anisa." Mama sudah duduk berdua dengan seorang wanita seksi saat aku datang ke rumah membawa pesanannya dari toko.
"Hai, Rey." Aku mengulurkan tangan pada wanita yang, yah, boleh dikatakan manis, lah.
"Anisa ini adalah perempuan yang akan ngasih Mama cucu." Mama
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 35"Jangan bilang begitu, Ma,""Tolonglah, Rey. Kabulkan permintaan Mama kali ini." Mata mama mulai mengembun dan tidak lama kemudian bulir bening itu membasahi pipi."Bagaimana dengan Ulfa? Aku nggak mau jika harus berpisah dengannya mengingat perjuanganku untuk mendapatkan restu dari ibunya sangat sulit waktu itu.""Siapa yang menyuruh kamu untuk berpisah dengan Ulfa?""Mama tadi?""Mama hanya meminta untuk menikahi Anisa dan tidak pernah meminta untuk meninggalkan Ulfa.""Terus?""Kamu nikah saja. Bukankah lelaki boleh menikahi wanita lebih dari satu atau yang sering disebut dengan poligami?""Memangnya Anisa siap menjadi istri kedua?" Aku menatap wanita yang memakai anting panjang itu."Iya, tadi sudah kami bicarakan. Bukan begitu, Nis?" Mama menoleh pada Anisa."Iya, Mas. Aku siap menjadi istri kedua yang penting semua kebutuha
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 36"Seharusnya aku bahagia mendengar Anisa hamil karena memang inilah yang kami tunggu, tetapi saat menyadari ia hamil dari hasil hubungan terlarang, aku menjadi sedih."Tuh, kan? Mama bilang juga apa? Anisa ini pasti cepat hamil. Kalau begitu kalian harus menikah secepatnya sebelum perutnya semakin membesar." Ibu semringah dan tersenyum lebar."Sudahlah, kamu tidak perlu sedih. Sebentar lagi Anisa akan menjadi istrimu," ucap Mama seperti mengerti isi hatiku."Apakah aku harus minta izin sama Ulfa kalau ingin menikah lagi?""Tidak perlu. Lelaki boleh menikah lagi tanpa seizin istrinya yang penting mampu menafkahi kalian berdua. Mama lihat toko itu semakin maju dan berkembang.""Iya, Mas. Kata Mama kita akan bilang sama Mbak Ulfa kalau kita sudah menikah. Dengan begitu mau tidak mau ia pasti akan menerima pernikahan kita dan menerimaku sebagai madu. Kita akan tinggal di rumah itu dalam satu atap dan aku yang
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 37"Aku harus menemui Ulfa." Aku beranjak dan hendak meninggalkan Mama, tetapi wanita yang sudah melahirkanku itu menahanku."Untuk apa kamu masih mau menemuinya lagi? Lupa kalau tadi baru saja diusir?""Aku harus menemani Ulfa karena sedang mengandung anakku. Kata Mama, wanita hamil ingin selalu dimanja dan dimengerti serta harus selalu berada di samping suami?""Seharusnya memang begitu, tetapi kamu malah diusir saat datang menemuinya. Aku sangsi, apakah dia benar-benar hamil atau hanya halu seperti yang sudah-sudah. Aneh, kan? Wanita hamil bisa tegar tanpa suami seperti itu?" Mama mengusap dagunya."Kalau dia benar-benar hamil bagaimana?""Biarkan saja, toh kamu juga sudah punya Anisa. Kamu boleh menemui Ulfa setelah mendapatkan pengacara,""Pengacara?""Kita harus mencari pengacara yang lebih hebat dari pengacara Ulfa, Rey. Kalau perlu cari yang biasa disewa oleh para artis, yan
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 38"Ma, kenalkan ini Bella--calon istriku," ucap Gibran pada suatu hari. Mama yang sedang duduk di depan televisi bersamaku kaget melihat anak bungsunya pulang sudah dengan seorang wanita."Kenapa kamu seenaknya membawa pulang seorang perempuan tanpa seizinku?" tanyaku dengan nada tinggi."Izin?" tanya Gibran dengan dahi mengernyit."Ya, aku ini kakak kamu dan setelah Papa meninggal, akulah yang bertanggung jawab atasmu. Jadi, kalau ada apa-apa kamu harus minta izin padaku termasuk membawa pulang perempuan ini,""Mas Rey memang kakakku, tetapi Mas harus ingat ini rumahku, jadi aku bebas melakukan apa saja termasuk membawa perempuan ke rumah ini," jawab Gibran dengan angkuh."Rumahmu?""Mas lupa kalau rumah ini atas namaku? Kalau sekarang aku masih mengizinkan kalian tinggal di sini bersama Mbak Anisa, itu karena aku nggak tega melihat kalian tinggal di jalanan, apalagi istri Mas sedang hamil. Bahkan a
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 39"Rumah lama yang selama ini kita tempati itu akan menjadi milik kamu, sertifikatnya juga atas nama kamu. Jadi, Papa tidak perlu repot membuat rumah lagi." Papa menepuk pundak Gibran."Tetapi rumah ini lebih besar lho, Pa?""Rumah segitu sudah cukup kalau kamu nanti punya dua anak. Buktinya selama ini kita tinggal berempat, eh, berlima dengan Mbok Nah, masih terasa luas, kan? Masih bisa guling-guling, kan?" Papa kembali tertawa lebar."Kalau begitu kenapa Papa buatin rumah segede ini buat Mas Rey?""Reyhan, kan mau punya anak lima? Kalau rumahnya nggak gede nanti nggak bakalan muat.""Rumah ini milik Mas Rey dan rumah lama menjadi milikku, terus Papa sama Mama gimana?" tanya Gibran lagi."Ya, akan tetap tinggal di rumah yang lama sama kamu. Papa ini sudah tua, umurnya nggak akan lama lagi," ucap Papa berubah sendu setelah tadi tertawa-tawa."Jangan ngomong gitu, Pa. Aku, kan jadi
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 40"Lagi di kamar.""Heran aku sama istri Mas itu, hari-harinya hanya dihabiskan di kamar. Enggak bosan apa?" tanya Gibran."Lagi hamil." Aku tersenyum kecut."Jangan terlalu memanjakan istri mentang-mentang lagi hamil. Masa iya memasak aja nggak pernah," ujar Gibran."Iya kah? Terus kalau masak aja nggak pernah? Terus ngapain?" timpal Bella. Ia semakin merapat duduk dengan Gibran."Ya, begitulah, istri Mas Rey yang sekarang kerjaannya hanya main ponsel, nonton drakor sambil tiduran di kamar. Malas banget deh pokoknya," jawab Gibran. Meskipun apa yang dia bilang itu benar, tetapi aku merasa kesal juga."Wah, nggak bener itu. Wanita hamil seharusnya tetap beraktivitas seperti biasa agar bayinya aktif dan sehat. Enggak usah khawatir, setelah aku resmi menikah dengan Mas Gibran nanti, aku tidak akan membiarkannya untuk bermalas-malasan lagi," sambung Bella sambil merangkul pundak Gibran."Maksudnya?"&nb
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 41 "Kamar Mbak Anisa mana?" Bella berdiri. "Mau ngapain?" "Aku mau ngasih tahu agar ia tidak terlalu manja di rumah ini," jawab Bella ketus. Gibran memberi tahu kamar tidurku yang saat ini ada Anisa di dalamnya. Tanpa segan, wanita berbibir seksi itu menggedor pintu kuat-kuat. "Woah, siapa yang berani membangunkanku?" Anisa membuka pintu sambil sesekali menguap dan mengucek mata. "Oh, jadi ini istri Mas Reyhan yang katanya sedang hamil dan tidak pernah mau ngapa-ngapain itu?" Bella memandang Anisa dari ujung kepala hingga ujung kaki sambil manggut-manggut. "Masih cantikan aku," imbuh Bella. "Kamu siapa?" tanya Anisa. "Perkenalkan namaku Bella, wanita yang akan menjadi ratu di rumah ini." Bella mengulurkan tangan. "Ratu?" Dahi Anisa mengernyit. "Ya." "Jangan mimpi kamu, ya! Aku adalah ratu di rumah ini dan tidak akan pernah ada yang dapat menggantikan posi
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 42"Gib, apakah kamu sudah berpikir baik-baik untuk menikahi Bella?" tanyaku usai Bella pulang dan kini kami hanya duduk bertiga."Yakinlah. Dia cantik dan seksi. Kurang apalagi?" jawab Gibran tanpa menoleh dan masih tetap fokus dengan ponsel di tangannya."Aku tidak setuju.""Mama juga,""Kenapa?" Gibran menoleh dan meletakkan ponselnya."Belum apa-apa aja sok ngatur, bagaimana nanti setelah benar-benar menjadi istri?" tanyaku yang diiyakan oleh Mama."Yang mau menikah siapa?""Kamu." Kami menjawab serempak."Nah itu tahu, biarkan aku yang mengambil keputusan untuk menikah dengan siapa. Ini hidupku dan kalian tidak punya hak untuk melarang ataupun mengaturnya.""Mama tidak suka dengan wanita sombong sepertinya.""Mama pikir Anksa itu bukan wanita sombong? Hah? Selain sombong dia juga pemalas. Sebenarnya aku lebih sreg dengan Mbak Ulfa, orangnya baik, lema