Share

Helion

Penulis: Renata Respati
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-01 04:58:45

“Astaga, kita bahkan baru istirahat sebentar” Naomi mendengus kesal, dan dirinya sudah siap naik ke atas kudanya sebelum Ravena memberi instruksi untuk tetap diam di tempat.

Dari jarak beberapa ratus meter, mereka mendengar beberapa langkah tapak kuda yang semakin mendekat. Benar saja, hanya dalam waktu kurang dari lima menit mereka sudah di kepung. Setidaknya ada sepuluh orang dengan masing-masing menunggangi kuda, dan mereka semua memakai baju yang sama.

“Katakan siapa kalian? Beraninya masuk ke wilayah Caligo secara diam-diam” Ravena mengamati salah satu penunggang kuda yang berbicara padanya.

“Apakah kalian penyusup? Atau gadis penjual diri?” pria lainnya menimpali.

“Apa katamu? Dasar tidak tahu sopan santun” Naomi hampir saja meledak kalau saja Ravena tidak segera menghentikannya, dia melirik dan memberi isyarat pada gadis itu untuk berhenti berbicara.

“Kami sedang melakukan perjalanan dan sedang beristirahat sebentar” ucap Ravena dengan tenang.

Setelah mengamati ke sepuluh orang yang mengepungnya, dia tahu itu bukan orang-orang yang memburunya. Mereka semua mengenakan baju cokelat yang sama dan terlihat seperti seragam militer.

Ravena berasumsi kalau mereka bukan, karena para pemburu yang mengejarnya selama ini selalu mengenakan baju serba hitam dan menggunakan penutup wajah. Meskipun begitu, Ravena harus tetap waspada.

“Benarkah? Apa buktinya?” Ravena diam sejenak lalu merogoh saku di gaun birunya untuk mengambil sebuah pelakat seukuran telapak tangan orang dewasa untuk ditunjukkan pada salah satu dari mereka.

“Kalian hendak pergi ke Helion?” orang pertama tadi kembali berbicara setelah dia mengenali benda yang dibawa oleh Ravena.

“Benar sekali, apa tempatnya masih jauh?” tanya Ravena dengan lembut khas bangsawan.

“Kalian telah berada di wilayah paling Selatan Caligo sekarang ini dan kami adalah tentara yang sedang bertugas menjaga pintu perbatasan”

“Kalau begitu, berapa lama lagi kami bisa tiba di kota?” Ravena bertanya lagi, sama sekali tidak takut saat dirinya menghadapi sepuluh pria berbadan besar itu.

“Kalau berangkat sekarang, kalian akan tiba saat matahari terbenam.”

“Terima kasih, kalau begitu kami akan melanjutkan perjalanan sekarang” Ravena menunduk sebentar untuk menunjukkan sopan santunnya.

“Tunggu!” Ravena menghentikan kegiatannya saat akan melepas ikat tali kudanya.

“Ada apa?”                                                                                                                                     

“Jangan lupa untuk menunjukkan pelakat itu saat pemeriksaan di pintu gerbang utama, dengan begitu kalian baru bisa masuk ke kota” pria pertama tadi memberitahunya dengan ketenangan yang sama.

Nada suaranya juga melembut, sangat berbeda dengan saat pertama kali dia berbicara tadi.

“Baiklah, sekali lagi terima kasih” Ravena memberi kode pada Naomi untuk segera pergi dari tempat itu, meninggalkan orang-orang berkuda yang masih memandangi mereka di kejauhan.

Ravena tahu betul dirinya tidak akan mendapat masalah di Caligo selama memiliki pelakat itu. Dia mencurinya dari ruang baca ayahnya saat hendak pergi dari istana. Benda itu adalah pelakat yang dimiliki oleh raja-raja di seluruh dunia sebagai ‘kunci’ untuk masuk ke wilayah kerajaan Helion.

Mereka menunggangi kuda melewati hutan pinus yang lebat dan gelap meskipun matahari masih bersinar terang di atas sana. Jalanan yang tidak begitu curam itu memudahkan Hiber dan Shiver untuk berlari dengan kecepatan penuh. Kedua kuda itu harus memastikan sang putri dan Naomi tiba di gerbang masuk Helion sebelum malam.

“Tanda pengenal” empat orang penjaga lengkap dengan baju besinya menghentikan Ravena dan Naomi tepat saat mereka tiba di pintu gerbang utama Helion.

Keduanya turun dari kuda dengan penuh percaya diri. Ravena menarik tali kudanya di sisinya, sebelum berhenti tepat di depan empat orang yang sedang berjaga.

"Ini" gadis itu mengeluarkan pelakat dari saku gaunnya lalu menunjukkannya pada salah satu penjaga.

“Kalian datang dari Feyre?” Seorang penjaga mendekati Ravena dan mengamatinya dari atas ke bawah, lalu ke atas lagi.

“Benar” Ravena menjawab dengan tenang, tak menghiraukan saat rambut pirangnya yang panjang terbang tertiup angin.

“Ada keperluan apa kalian datang ke Helion?” tanyanya lagi.

“Itu adalah rahasia” Ravena masih menjaga ketenangannya.

“Bukankah dengan menunjukkan pelakat itu saja, seharusnya kami sudah bisa masuk?” sahut Naomi yang berdiri di belakang Ravena, wajahnya tampak lebih kesal dari Ravena.

Setelah mengonfirmasi keaslian plakat berwarna perak itu, akhirnya para penjaga membukakan gerbang dan mengijinkan Ravena serta Naomi masuk bersama dengan kudanya.

Pemandangan pertama yang mereka dapatkan saat pertama kali menginjakan kaki di kota adalah, Kemegahan! Kota itu terlihat sangat modern dan ramai. Banyak toko dan rumah yang dibangun besar-besar di sana.

“Aku tidak tahu kalau Helion akan seindah ini” ucap Naomi, matanya berbinar dan tanpa henti menelusuri setiap sudut kota yang terlihat sangat menarik.

“Kau senang?” Ravena pun tak kalah terpukau, mata birunya yang cerah memandang kagum pada semua hal mencolok yang ada di depannya.

“Tentu saja” gadis itu tersneyum sumringah, membuat kedua kelopak matanya tertutup sempurna.

Meskipun jauh di dalam lubuk hatinya, Naomi tetap cemas dan takut kalau suatu saat nanti Ravena mengetahui kebenarannya.

Tanpa Ravena sadari, Naomi merutuki dirinya sendiri. Harusnya tadi dia bilang 'tidak' saat Ravena mengatakan akan pergi ke Caligo. Mereka mungkin aman dari kejaran orang-orang suruhan ibu tiri dan adiknya, namun masa depan Ravena di Caligo terutama Helion lebih membuatnya was-was setengah mati.

“Sekarang kita harus cari tempat tinggal lebih dulu” Ravena mulai melihat-lihat penginapan di sekitar mereka.

“Benar, sebentar lagi hari mulai gelap. Hiber dan Shiver juga harus beristirahat.”

“Semoga saja uang kita cukup untuk mendapatkan tempat yang layak”

“Dimanapun tidak masalah asalkan bersamamu, nona” Ravena mengangguk mendengar persetujuan Naomi.

“Naomi, kau Naomi White, kan?” panggilan itu membuat Ravena dan juga Naomi menoleh ke arah sumber suara, kemudian saling menatap satu sama lain.

Seharusnya mereka tidak mengenal siapapun di sana, kan?

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • KEKASIH HATI SANG PUTRI   Ucapan Terima Kasih

    Halo, semuanya. Finally! Saya ingin menutup tirai cerita terakhir “Kekasih Hati Sang Putri” dan mengucapkan perpisahan di sini. Ini adalah karya pertama saya yang masih memiliki banyak kekurangan dan hal-hal lain yang saya sesali, tapi saya harap readers sekalian tetap dapat menikmati setiap momen dan alur ceritanya.Selama saya melihat progress para pembaca setiap harinya, dengan rasa haru, penuh syukur dan refleksi diri sebagai seorang author, saya bisa menjalani hari-hari menyenangkan yang sangat berarti. Subscriber, vote dan komentar yang kalian tinggalkan menjadi motivasi terbesar saya dalam mengerjakan cerita ini.Saya benar-benar bersyukur kepada kalian semua, dan saat kita bertemu lagi, saya pasti akan kembali dengan cerita yang lebih seru dan lebih menarik.Semoga kalian semua selalu sehat dan bahagia! ^_^&n

  • KEKASIH HATI SANG PUTRI   Bersama Hingga Akhir

    Noland menyambut tangan Naomi dan mereka berjalan bersama sebelum mengucapkan janji pernikahan. Kemudian diakhiri dengan ciuman bibir yang dalam dan panjang, terlena satu sama lain. Sampai mereka mendengar sorakan dan keduanya menoleh melihat kerumunan orang yang masih berjajar di belakang mereka.Dengan wajah bersemu merah, Naomi dan Noland perlahan mengangkat gelas anggurnya, diikuti semua orang yang hadir di sana. Mereka semua mengucapkan selamat atas pernikahan Naomi dan Noland yang dirayakan secara besar-besaran. Tak terkecuali Ravena, wanita itu menatap puas pada kebahagiaan yang tengah meliputi Naomi.“Benar-benar raja besar Helion. Kau bahkan mengundang para raja dari kerajaan lain untuk menghadiri pernikahan abdi setiamu.” Celetuk Alex di belakang Harvey, pria itu menggeleng, mengakui kekuasaan Harvey yang tak terbatas.“Karena mereka membutuhkan perjanjian kerja sama dengan Helion, jadi mau tak mau mereka harus datang

  • KEKASIH HATI SANG PUTRI   Gaun Pernikahan Spesial

    Satu minggu berlalu, Ravena baru saja kembali dari istana langit. Dirinya sudah mendapatkan jasad dewa Arthur secara utuh dan memakamkannya dengan layak di istana langit, di dekat makam dewi Alora. Kemudian memberikan sebuket bunga mawar besar di monumen di Aphrodite yang dibuat Harvey untuk menghormati mendiang ayahnya.Ravena sudah mendengar cerita lengkapnya dari Harvey. Tentang raja Hames yang meninggal bunuh diri akibat menanggung malu karena gagal mengenali permaisuri Camilia sebagai penyihir jahat. Kemudian ayahnya, raja Emmett juga meninggal tiga tahun yang lalu karena penyakit jantung. Sekarang hanya tersisa ibu tirinya Frederica, wanita itu masih berada di Eldham, namun Noland mengasingkannya dan tidak mengijinkannya keluar untuk bertemu siapapun.“Yang mulia ratu, gaun pesanan anda sudah tiba.” Ucap seorang membuyarkan lamunan Ravena. Dirinya sedang berada di balkon penginapan tempatnya dulu pernah menginap saat menghadiri acara

  • KEKASIH HATI SANG PUTRI   Pertemuan Pertama Dengan Alora

    Akhirnya, Ravena menekankan dadanya yang sensitif di tubuh Harvey yang hangat dan kuat. Harvey menyingkirkan sisa kemeja dan menanggalkan sisa pakaiannya saat Ravena berbaring di atas ranjang. Kemudian Harvey berbaring di samping Ravena, kaki mereka bertautan, tubuh mereka mendesak untuk bisa bersatu. Harvey memposisikan diri.“Kau bisa menahannya?” Tanya Harvey dengan hati-hati, pasalnya ini adalah pertama kalinya mereka melakukannya lagi setelah sepuluh tahun.“Hm, ya.” Suara Ravena tertelan di tenggoorokan, digantikan dengan lenguhan panjang. Rasa sakit nikmat yang intens terasa saat Harvey menyatukan tubuh mereka dengan sangat pelan.Ravena berfokus pada wajah Harvey, pada cinta yang tersirat pada wajah pria itu, merasa puas karena mereka telah bersatu bersama namun masih menginginkan lebih. Kemudian Harvey mulai bergerak, mengirimkan sensasi liar yang bergulung-gulung dari dalam diri Ravena. Bibir Ravena terbuka dan

  • KEKASIH HATI SANG PUTRI   Aku Adalah Milikmu

    “Aku melakukannya demi dirimu dan juga demi kehidupan damai seluruh umat manusia.”“Sedikit saja ada kesalahan, kau bisa terbunuh. Apa kau tahu?” Ravena mengangguk.“Aku bahkan membiarkanmu pergi seorang diri ke Elettra waktu itu. Kalau aku tahu kau sudah melepaskan inti kekuatan perisaimu, aku pasti tidak akan mengijinkannya.”“Sudahlah. Lagipula hal itu sudah lama sekali berlalu. Sekarang aku sudah sepenuhnya sadar dan menjadi lebih sehat, apa itu saja tidak cukup?” Ravena menatap Harvey dengan mata berseri-seri, berharap pria itu akan luluh dan berhenti memarahinya.“Tetap saja aku tidak bisa berhenti menyalahkan diriku sendiri. Kalau sampai kau tidak selamat, aku akan—““Ssssttt, jangan berbicara lagi.” Ravena meletakkan telunjuknya di bibir Harvey, mencegah suaminya berbicara sembarangan lagi.“Aku mencintaimu, sangat.” Harvey lalu

  • KEKASIH HATI SANG PUTRI   Bangun Dari Tidur Panjang

    “Jangan sampai nanti tiba-tiba ada dewa istana langit turun ke bumi dan mengaku-ngaku sebagai tunangannya.” Lanjut Alex, pria itu sangat menikmati melihat raut cemas Harvey.Alex merasa bangga pada dirinya sendiri karena bisa mempermainkan Harvey dan membalas perbuatan pria itu yang telah mengerjainya. Alex masih kesal karena Harvey telah membuatnya menghadiri beberapa acara pernikahan untuk mewakilinya, sekalipun dirinya tidak mengenal orang-orang itu.“Bicara sekali lagi aku akan menyuruh orang tuamu menjodohkanmu dengan Caecilia.” Ancam Harvey dengan tatapan tajam menusuk.“Caecilia? Caecilia Clark? Tidak terima kasih. Kalau kau melakukannya, aku tidak akan mau mengenalmu lagi.” Alex memajukan bibirnya kesal.***Harvey membolak-balikan buku di tangannya dengan gusar. Pikirannya terus saja mengingat kata-kata Alex beberapa waktu lalu. Dia sudah bisa menebak sejak awal, namun dirinya terlalu pe

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status