Share

3

Author: Ami26
last update Last Updated: 2021-12-09 00:17:50

Brum brumm…. Bunyi halus motor mewah milik Pangeran sudah memasuki gerbang rumah mewah milik sepupunya. seisi rumah sangat mengenal Pangeran Mirza Haris

“Maaf tuan, tuan muda lagi tidak ada di rumah,” Bu Diyah menyapa pangeran dengan suara cemas, karena si pemilik rumah tidak pernah mengizinkan siapapun masuk ke rumah termasuk sepupu, paman dan bibinya kecuali jika ia berada di rumah.

“Tidak apa-apa bi, nanti kalau furqon marah, aku yang tanggung jawab” jawab pangeran sambil menghempaskan tubuhnya ke sofa mewah berukuran jumbo.

 bu diyah pergi ke dapur tanpa menawari pangeran makan atau minum karena takut akan dimarahi oleh sang majikan. Di rumah itu semua pembantu dilarang keras menjamu makanan ataupun melayani keluarga yang datang berkunjung. Jika butuh sesuatu tamu tersebut harus mengambil sendiri atau memasak sendiri apa yang ingin dimakan atau dibutuhkan. Pangeran yang sudah sangat paham dengan kondisi dan aturan-aturan rumah itu segera menuju ke dapur dan meneguk beberapa gelas air putih sangking haus nya. lalu ia kembali ke sofa dan menghempaskan tubuhnya yang sangat lelah.

Setengah jam berlalu.

Sang pemilik rumah, Hadinata Furqon Utama keluar dari mobil mewahnya, masih lengkap dengan seragam SMA nya tanpa ekspresi ia melangkahkan kakinya masuk ke rumah. Tiba-tiba raut wajah nya berubah, ia sangat terkejut dan ketakutan, ekspresi yang sulit dijelaskan ketika ia melihat seseorang tidur tengkurap di atas sofa jumbo itu. Perlahan ia melangkah, ia mengamati dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu menggoyangkan pelan tubuh pangeran.

Pangeran dengan wajah bantal nya menatap ke arah Furqon

“ehhh Sepupuku, kamu sudah pulang,?

Furqon langsung menghela napas. “kenapa kamu tidur di sini? Kenapa datang tanpa memberi kabar” Tanya furqon dengan sangat dingin

Pangeran bangun dan duduk sambil menyenderkan tubuhnya di sofa “Aku sengaja memberi mu kejutan, tapi karena cuaca sangat panas, dan aku sangat lelah, lalu aku tertidur di sofa,”

“Kau tahu benar bahwa aku tidak menyukai tamu dan tidak perlu memberi ku kejutan, aku tidak butuh dan tidak menyukai hal-hal seperti itu” jawab furqon dengan perasaan marah

“Sudahlah adik sepupu, aku jamin ini adalah yang pertama dan terakhir, lagi pula apa kamu tidak bosan hidup sendiri? kalau ada keluargamu mengunjungi mu, itu artinya mereka sangat menyayangimu, atau bahkan mungkin…. Membutuhkan pertolonganmu” pangeran membujuk furqon yang sedang  marah.

Furqon menatap pangeran seolah ia menangkap ada maksud lain dari perkataan perkataan pangeran

“Begini, aku kan baru saja selesai ujian nasional, jadi aku tidak akan ke sekolah lagi sampai pengumuman kelulusan keluar, setelah itu aku akan melanjutkan kuliah ke inggris,”

Mendengar perkataan pangeran, furqon segera menjawab dengan dingin dan suara datar “aku tidak mengizinkan mu liburan di sini, pulanglah sebelum malam”

“Aku sudah memutuskan untuk liburan di sini” jawab pangeran enteng dan melangkah ke dapur mencari makan.

“Siapa kau yang berani membantahku,!” jawab furqon yang mulai emosi

Tanpa mempedulikan emosi furqon, sambil berjalan, pangeran menjawab dengan nada candaan “seharusnya aku yang mengatakan itu, karena aku lebih tua dari mu dan aku adalah Sepupu yang terlupakan, hmm sedih sekali. Sudahlah, ayo makan, aku sangat lapar,!”

Mata furqon mulai melotot mendengar ucapan pangeran, pangeran tiba-tiba mengeluarkan mie instan dan tersenyum jahil pada furqon.

Saat mie instannya sudah matang, pangeran menyajikannya di meja dan furqon juga ikut memakannya. melihat furqon makan mie dengan lahap lalu Pangeran mulai teringat dengan orang tuanya yang merindukan furqon

“Fur, mama sama papa ku sangat khawatir dengan mu, mereka tidak berani berkunjung Karena kamu melarangnya, aku tahu kamu trauma dengan masa lalu mu, tapi tidak benar jika kamu selalu terpuruk seperti ini. Kamu bisa tinggal bersama kami, mama dan papa tidak keberatan mungkin dengan berkumpul bersama kami, kamu akan merasa lebih baik”

furqon hanya makan seolah ia tidak  mendengarkan apapun “besok pagi, kembalilah ke kota mu, aku tidak bisa membiarkan mu tinggal lebih lama lagi”

“Fur, aku mohon mengertilah, kamu tahukan bahwa sepupu-sepupu yang lain, bahkan adikku sendiri sekarang tidak mengenali atau mengingat mu lagi. Jika kau selalu menjauh dan tidak bernah berbaur dengan kami, kamu akan menjadi sepupu yang terlupakan atau bahkan anggota keluarga yang terlupakan.”

“Aku tidak peduli” jawab furqon singkat

Pangeran menjelaskan dengan penuh bersimpati dan mencoba membujuk sepupunya itu. “Fur.!!! Kalau kamu takut para pembunuh itu kembali, kenapa kamu tidak pindah dari sini, kenapa hanya melarang kami untuk berkunjung? Atau kamu memang menunggu pembunuh itu datang?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KEMATIAN MISTERIUS KELUARGAKU   Laras!

    Saat bu Diyah dan Pak Lukman mengangkat tubuh Furqon, tiba-tiba langkah pak Lukman terhenti.“Bu, Bagaimana kalau Tuan Furqon sudah melaporkan kita ke polisi?” ujar pak Lukman tiba-tiba.“Huh? apa itu mungkin?” tanya bu Diyah dengan ragu.“Apa nya yang tidak mungkin, Bu? Ibu lihat sendirikan bagaimana dia seperti kerasukan tadi saat memanggil nama kita,” tukas pak Lukman dengan wajah serius.“Iya sih, Pak, tadi dia bilang ke Hasan untuk melaporkan kita ke polisi. Jadi ini bagaimana, Pak? Apa kita bunuh saja?” tanya bu Diyah yang sudah mulai panik.“Ibu, sih. Tadi kan Bapak juga udah bilang, harusnya dibunuh saja! tapi ibu bilang harus tunggu amnesia dulu,” gerutu pak Lukman yang mulai kesal.“Jadi ini bagaimana Pak?” ujar bu Diyah.“Sekarang kalau kita membunuh Tuan Furqon, itu tidak akan menguntung apapun bagi kita, jika kita biarkan hidup pun, kita juga pasti akan dipenjara,” ujar Pak Lukman dengan menatap tajam pada bu Diyah.“Ya sudah, bunuh saja, Pak, karena keadaan kita tidak ak

  • KEMATIAN MISTERIUS KELUARGAKU   HARUS AMESIA

    “Pangeran!” teriak Furqon menggelegar setiap cangkul itu melayang ke udara. “Kharisma!” teriak Furqon lagi. Furqon terus menggali tanah itu semakin lama tanah itu terasa semakin padat, “Apa ini? kenapa tanah ini semakin padat?” ucap Furqon. Tanpa mempedulikan kejanggalan itu, Furqon terus menggali tanah itu. Brukkk! Tiba-tiba ada yang memukul kepala Furqon, “Akh!” lirih Furqon. Seketika tubuh Furqon ambruk ke tanah. Pandangan Furqon menjadi buram dan berputar-putar, ia merasa pitam. Lalu ia mencoba untuk bangun, tiba-tiba tubuhnya ambruk lagi kerena tendangan dari seseorang dari belakang. Furqon seketika menggenggam erat tanah bekas cangkulannya, dengan sigap ia lempar tanah liat yang lembek itu kearah belakang. Namun Furqon sama sekali tidak mengenai targetnya. Dengan buram ia melihat bayangan seseorang “Pak Luk…man…” ujar Furqon, pandangan Furqon juga beralih kearah tangan pak Lukman yang memegang palu. Furqon tersenyum kecut, dan memegang belakang kepalanya, “Hanya luka keci

  • KEMATIAN MISTERIUS KELUARGAKU   69

    Brummm Brummm, “Cepat buka, Brengsek!” teriak Furqon dari luar pagar.Hasan yang saat itu bertugas menjadi kelabakan, dengan cepat ia membuka pagar yang telah di tabrak Furqon beberapa kali.“Hati-hati, Tuan, sabar, nanti pagar sama motornya sama-sama hancur…” lirih Hasan yang masih gemetar karena terkejut juga takut melihat reaksi Furqon.Dengan gas full Furqon segera sampai kedepan pintu rumah, “Lukman! dimana kamu? Diyah! Dasar kalian brengsek! Pangeran! Kharisma! Kalian dimana?” teriak Furqon.Hasan tiba-tiba datang dengan napas yang terengah-engah karena dari tadi ia berusaha mengejar Furqon.“Tuan muda, ad ada apa sebenarnya?” tanya Hasan dengan suara yang terpenggal-penggal.“Telepon polisi! Cepat!” perintah Furqon.“Cepat telepon, beritahu kalau Lukman dan Diyah sedang berusaha membunuh saudara-saudaraku! Cepat!” teriak Furqon.Furqon berlari Ke arah dapur dan meninggalkan Hasan, ia melihat bahwa dapur dalam keadaan kosong! Ia lalu berlari kearah gudang.“Pangeran! Kharisma! K

  • KEMATIAN MISTERIUS KELUARGAKU   68

    Furqon mendorong motornya menuju ke Pom bensin terdekat, atau tempat penjual bensin eceran. Suasana sangat ramai sekali, motor-motor lewat tanpa ada yang bertanya atau menawarkan bantuan pada Furqon. Furqon juga tidak memiliki teman atau kerabat yang bisa dimintai tolong selain Pangeran. “Ahh Pangeran, mungkin mereka sudah sampai di sebuah cafe atau rumah makan…” ujar Furqon.Furqon berlari kecil mendorong motor kesayangannya, ia ingin cepat menemui penjual bensin terdekat, karena ia mengkhawatirkan keadaan sepupunya itu, “Tapi aneh sekali, biasanya dia akan memberitahuku kemanapun dan kapanpun dia akan pergi, atau pulang kerumah…” ujar Furqon.Furqon berhenti mendorong motornya, ia mengeluarkan ponsel dari saku celannya dan mencari nama Pangeran.Teettttt Teetttt Teeetttt“Kenapa belum diangkat? apa mereka masih diperjalanan?” gumam Furqon. Furqon mendorong motornya sambil berlari, ia sangat khawatir dan perasaannya tidak enak, “Aku harap mereka baik-baik saja…” gumam Furqon.“Hei F

  • KEMATIAN MISTERIUS KELUARGAKU   67

    “Abang!!!” teriak Kharisma melihat tubuh Pangeran yang menggelinding dari atas, Kharisma yang berdiri di tengah-tengah anak tangga juga tidak bisa mengelak tubuh Pangeran mengenai kakinya hingga Kharismapun ikut terjatuh. Di anak tangga terakhir, Pangeran telah tidak sadarkan diri dan pendarahan di kepalanya juga tidak berhenti. Kharisma masih separuh sadar, pandangannya mulai buram, “Abang….” Gumamnya ketika melihat Pangeran yang tergeletak tidak sadarkan diri, perlahan kesadaran Kharismapun menghilang. Dringgg Dringgg nada dering dari ponsel Pangeran berbunyi, “Pak, Tuan Muda nelpon?” gumam bu Diyah seraya memandang pak Lukman dengan tatapan khawatir. “Jangan diangkat, Bu...” jawab pak Lukman dengan bergantian menatap bu Diyah dan posel Pangeran. Dringg Driing Dringg…. Suara telepon rumah berbunyi. Bu Diyah kembali memandang ke arah pak Lukman, “Angkat! Pasti itu Tuan Muda…” seru pak Lukman. Bu Diyah dengan cepat bergegas mengangkat telepon rumah, “Hallo, iyaa tuan. Tuan Panger

  • KEMATIAN MISTERIUS KELUARGAKU   Saksi Mata

    Pak Lukman menghampiri Pangeran yang masih berdiri di depan pintu kamar Kharisma, “Tuan, Hari ini saya memancing, jadi apa tuan mau ikut bakar-bakar ikan dengan kami?” tanya pak Lukman pada Pangeran. “Oh, Boleh Pak, tapi nanti saja setelah Furqon pulang. Saya takut kalau nanti Furqon marah. Bapak tau sendirikan bagaimana Furqon?” jawab Pangeran dengan santai. Pak Lukman menghembuskan napas pelan, “Hmm baiklah kalau begitu…” pak Lukman menunduk dan memasukkan kedua tangannya ke saku celananya. Timbul rasa iba dari hati Pangeran melihat pak Lukman. Lalu tiba-tiba ponsel Pangeran berdering, Pangeran menjauhi pak Lukman beberapa langkah, “Halo maa, Akkhh!” Pangeran tiba-tiba merasakan rasa sakit dan nyeri yang menghantam kepalanya. Pangeran memegang belakang kepalanya, terasa cairan hangat membasahi tangannya, “Darah?” “Aaaaaaa Abang!” teriak Kharisma yang baru saja membuka pintu kamarnya. “Abang, kamu tidak apa-apa?” tanya Kharisma dengan panik. Ia menopang tubuh Pangeran yang hampir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status