Brum brumm…. Bunyi halus motor mewah milik Pangeran sudah memasuki gerbang rumah mewah milik sepupunya. seisi rumah sangat mengenal Pangeran Mirza Haris
“Maaf tuan, tuan muda lagi tidak ada di rumah,” Bu Diyah menyapa pangeran dengan suara cemas, karena si pemilik rumah tidak pernah mengizinkan siapapun masuk ke rumah termasuk sepupu, paman dan bibinya kecuali jika ia berada di rumah.
“Tidak apa-apa bi, nanti kalau furqon marah, aku yang tanggung jawab” jawab pangeran sambil menghempaskan tubuhnya ke sofa mewah berukuran jumbo.
bu diyah pergi ke dapur tanpa menawari pangeran makan atau minum karena takut akan dimarahi oleh sang majikan. Di rumah itu semua pembantu dilarang keras menjamu makanan ataupun melayani keluarga yang datang berkunjung. Jika butuh sesuatu tamu tersebut harus mengambil sendiri atau memasak sendiri apa yang ingin dimakan atau dibutuhkan. Pangeran yang sudah sangat paham dengan kondisi dan aturan-aturan rumah itu segera menuju ke dapur dan meneguk beberapa gelas air putih sangking haus nya. lalu ia kembali ke sofa dan menghempaskan tubuhnya yang sangat lelah.
Setengah jam berlalu.
Sang pemilik rumah, Hadinata Furqon Utama keluar dari mobil mewahnya, masih lengkap dengan seragam SMA nya tanpa ekspresi ia melangkahkan kakinya masuk ke rumah. Tiba-tiba raut wajah nya berubah, ia sangat terkejut dan ketakutan, ekspresi yang sulit dijelaskan ketika ia melihat seseorang tidur tengkurap di atas sofa jumbo itu. Perlahan ia melangkah, ia mengamati dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu menggoyangkan pelan tubuh pangeran.
Pangeran dengan wajah bantal nya menatap ke arah Furqon
“ehhh Sepupuku, kamu sudah pulang,?
Furqon langsung menghela napas. “kenapa kamu tidur di sini? Kenapa datang tanpa memberi kabar” Tanya furqon dengan sangat dingin
Pangeran bangun dan duduk sambil menyenderkan tubuhnya di sofa “Aku sengaja memberi mu kejutan, tapi karena cuaca sangat panas, dan aku sangat lelah, lalu aku tertidur di sofa,”
“Kau tahu benar bahwa aku tidak menyukai tamu dan tidak perlu memberi ku kejutan, aku tidak butuh dan tidak menyukai hal-hal seperti itu” jawab furqon dengan perasaan marah
“Sudahlah adik sepupu, aku jamin ini adalah yang pertama dan terakhir, lagi pula apa kamu tidak bosan hidup sendiri? kalau ada keluargamu mengunjungi mu, itu artinya mereka sangat menyayangimu, atau bahkan mungkin…. Membutuhkan pertolonganmu” pangeran membujuk furqon yang sedang marah.
Furqon menatap pangeran seolah ia menangkap ada maksud lain dari perkataan perkataan pangeran
“Begini, aku kan baru saja selesai ujian nasional, jadi aku tidak akan ke sekolah lagi sampai pengumuman kelulusan keluar, setelah itu aku akan melanjutkan kuliah ke inggris,”
Mendengar perkataan pangeran, furqon segera menjawab dengan dingin dan suara datar “aku tidak mengizinkan mu liburan di sini, pulanglah sebelum malam”
“Aku sudah memutuskan untuk liburan di sini” jawab pangeran enteng dan melangkah ke dapur mencari makan.
“Siapa kau yang berani membantahku,!” jawab furqon yang mulai emosi
Tanpa mempedulikan emosi furqon, sambil berjalan, pangeran menjawab dengan nada candaan “seharusnya aku yang mengatakan itu, karena aku lebih tua dari mu dan aku adalah Sepupu yang terlupakan, hmm sedih sekali. Sudahlah, ayo makan, aku sangat lapar,!”
Mata furqon mulai melotot mendengar ucapan pangeran, pangeran tiba-tiba mengeluarkan mie instan dan tersenyum jahil pada furqon.
Saat mie instannya sudah matang, pangeran menyajikannya di meja dan furqon juga ikut memakannya. melihat furqon makan mie dengan lahap lalu Pangeran mulai teringat dengan orang tuanya yang merindukan furqon
“Fur, mama sama papa ku sangat khawatir dengan mu, mereka tidak berani berkunjung Karena kamu melarangnya, aku tahu kamu trauma dengan masa lalu mu, tapi tidak benar jika kamu selalu terpuruk seperti ini. Kamu bisa tinggal bersama kami, mama dan papa tidak keberatan mungkin dengan berkumpul bersama kami, kamu akan merasa lebih baik”
furqon hanya makan seolah ia tidak mendengarkan apapun “besok pagi, kembalilah ke kota mu, aku tidak bisa membiarkan mu tinggal lebih lama lagi”
“Fur, aku mohon mengertilah, kamu tahukan bahwa sepupu-sepupu yang lain, bahkan adikku sendiri sekarang tidak mengenali atau mengingat mu lagi. Jika kau selalu menjauh dan tidak bernah berbaur dengan kami, kamu akan menjadi sepupu yang terlupakan atau bahkan anggota keluarga yang terlupakan.”
“Aku tidak peduli” jawab furqon singkat
Pangeran menjelaskan dengan penuh bersimpati dan mencoba membujuk sepupunya itu. “Fur.!!! Kalau kamu takut para pembunuh itu kembali, kenapa kamu tidak pindah dari sini, kenapa hanya melarang kami untuk berkunjung? Atau kamu memang menunggu pembunuh itu datang?
“Fur.!!! Kalau kamu takut para pembunuh itu kembali, kenapa kamu tidak pindah dari sini, kenapa hanya melarang kami untuk berkunjung? Atau kamu memang menunggu pembunuh itu datang?" Pangeran menghela napas "Apa kamu fikir kamu bisa menghadapinya sendiri? Kamu juga harus memikir keselamatan mu fur.!” “Terima kasih mie nya,” furqon hanya menjawab singkat lalu beranjak ke kamarnya. "Furqon, tunggu.!" furqon lalu berhenti melangkah dan melihat ke arah pangeran. "Furqon, kamu tahukan kalau aku sangat ahli dalam karate, kamu bisa mengandalkan aku. aku akan siap membantumu kapanpun dan dimanapun." pangeran mencoba untuk berusaha menyadarkan sepupunya itu kalau dia tidak sendirian, masih ada orang yang akan selalu siap sedia membela dan membantunya. Furqon hanya melihat ke arah pangeran tanpa pangeran tahu apa arti tatapan furqon, sangat sulit di artikan karena furqon memiliki pribadi yang sangat dingin. "Kamu harus kembali ke kotamu besok" selesai meng
Di dalam kamarnya, Furqon duduk termenung, ingatan bahwa, seorang lelaki paruh baya yang datang ke rumahnya, membunuh ibunya dengan sangat sadis itu selalu muncul dan tidak bisa ditepiskan. ia masih mengingat setiap detil kejadian itu. saat itu ia masih berumur 11 tahun. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana ibunya berlari mengelilingi meja makan sambil memegang pisau sebagai alat pertahanan dan alat membela diri. Saat itu furqon bersembunyi di dalam lemari dapur yang terletak tepat di belakang meja makan yang berbentuk persegi panjang. Ia mengintip melalui lubang kecil dari lemari yang terbuat dari kayu itu. Ia melihat dengan jelas bagaimana pembunuh itu menampar dan memukul ibunya, lalu ibu nya membalas dengan menggoreskan pisau ke wajah pria itu hingga pria itu berlumurkan darah. Lalu secara membabi buta pria itu mengarahkan pisau nya hingga menggoreskan leher ibunya furqon, sehingga darahnya terjiprat keluar dan beberapa bagian tubuh yang lain juga ter
“Bu,” laras yang berdiri sambil mengagumi piring keramik yang ia tatap, tiba-tiba memanggil ibunya dengan pelan, sungguh sosok yang sangat anggun dan tenang. “Iya? ada apa nak?” jawab bu sari menoleh ke arah laras sambil menata piring-piring ke rak piring. “kenapa tuan Furqon tidak pernah mengizinkan kita semua melayani tamunya?, apa ada sesuatu?” Tanya larasati yang penasaran Ibunya yang sudah selesai menata piring-piring itu, lalu duduk di depan laras, menghela napas panjang “Laras, tuan muda memiliki masa lalu yang sangat suram, masa lalu yang penuh dengan kisah berdarah” jawab bu diyah tertunduk Laras sudah pernah mendengar cerita tentang itu, tapi ia tidak pernah bertanya detil ceritanya, karena ia baru 5 tahun tinggal di kediaman keluarga furqon, “Bu, bolehkah laras tahu bagaimana masa lalu tuan?” Bu diyah tidak ingin menjawab, tapi anak gadisnya itu sangat jarang berbicara, dan bu diyah tidak ingin menolak rasa ingin tahunya, “L
Di cafe Top city, yaitu cafe yang terkenal dengan makanan enak, namun sangat murah meriah dan suasananya yang klasik dengan hiasan kayu bambu dan tanaman rambat plastik yang sangat indah. furqon dan Pangeran duduk menunggu pesanan mereka. “Pangeran, kamu harus secepatnya kembali ke Sinaboi Raya” Perintah furqon sambil menatap tajam pada pangeran. “beri aku satu alasan kenapa aku harus kembali” pangeran hanya menanggapi dengan santai penyataan furqon, karena ini jelas bukan yang pertama kalinya. “aku sangat membenci kalian yang datang dan bertingkah di rumahku” jawab furqon dingin. “Memangnya apa yang aku lakukan? Aku hanya datang untuk liburan, aku juga mengurus diriku sendiri, aku datang karena mama juga ingin aku menjenguk mu, dia rindu dengan keponakannya” jawab pangeran dengan gaya santainya. “bukankah kau sudah melihat aku baik-baik saja, sampaikan pada tante Iriana ia tidak perlu mengkhawatirkan aku,” furqon tetap serius “itukan
Selesai menuntaskan rasa lapar mereka, kedua saudara sepupu itu bersiap meninggalkan café, sekilas furqon melirik kearah rahelsa yang terlihat sangat bahagia bersama kedua orang tuanya. Terlihat sangat hangat dan indah. Lalu furqon berjalan menuju mobilnya. Sesaat Furqon menatap kosong kearah jalanan yang disinari oleh lampu-lampu yang redup beberapa detik, lalu menghidupkan mesin mobil nya, setelah melaju beberapa meter, furqon ingin melintas ke sisi kiri jalan, tiba tiba brruuukkk dan mobil berhenti mendadak. Terlihat seorang lelaki tua dengan sepeda butut nya terjatuh didepan mobil furqon. “laahh ini kakek-kakek dari mana datang nya?? tiba-tiba menabrak mobil?” Furqon dan pangeran lalu keluar menghampiri sang kakek. “maaf kek, kakek tidak apa-apa” “maaf nak, tadi saya buru-buru untuk menyeberang, hingga nekat menyeberang dari sisi ini tanpa melihat kiri kanan.” “Ohhh lain kali hati-hati pak, ada yang terluka?” “tidak nak, tidak, han
“Apa???” Tanya pangeran keheranan dan terkejut Furqon lalu meremas rambutnya ia sangat kesal seluruh tubuhnya serasa minta dipukuli, ia mengepalkan kedua tangannya. Melihat hal itu pangeran bertanya lagi, “Apa kamu yakin furqon? Lelaki tua tadi yang membunuh ibumu? Furqon menatap pangeran dengan mata yang berbinar “Apa menurutmu aku lupa atau salah mengenali pembunuh ibuku? Sejak beumur 11 tahun, mimpi buruk itu menghantuiku setiap malam,jadi bagaimana mungkin aku melupakan wajah bajingan itu? tidak sekitpun aku lupa setiap detik kejadian waktu itu” Untuk pertama kalinya furqon berbicara terbuka kepada sepupunya, padahal biasanya ia hanya berbicara sepatah duapatah kata saja. mendengar semua itu, pangeran lalu terdiam, lalu furqon menambahkan lagi “Dan bahkan, Pria itu juga yang mencoba membunuh ayahku.” Pangeran makin terkejut mendengarnya “dari mana kamu tahu fur?” Tanya nya semakin penasaran Fla
Jam 07.00 pagi, furqon pulang kerumah bersama sepupunya itu. Bu diyah, dan Pak Lukman bergegas menghampiri tuan muda mereka yang tak pulang semalaman. “Tuan, dari mana saja? kenapa tidak pulang semalam? Apa tuan baik-baik saja” Tanya bu diyah sangat khawatir, karena ini adalah kali pertamanya furqon tidak pulang kerumah. Biasanya walaupun sudah dini hari, furqon pasti akan tetap pulang. “Apa yang terjadi tuan? Kenapa kepala sama tangannya diperban?” pak luqman yang tak kalah khawatir “Aku baik-baik saja, aku ditabrak mobil saat mengejar pencopet” jawab furqon tanpa ekspresi “Ohhh tuhaan… lalu apa yang terluka tuan muda???” “hanya luka biasa bik, semalam aku sudah dirawat di rumah sakit, permisi aku mau istirahat” Furqon berjalan sendiri menaiki anak tangga menuju kamarnya yang dilantai atas, sementara pangeran ditahan oleh pak luqman dan bu diyah “Bagaimana tuan muda bisa terluka? Apakah pencopet itu memukuli tuan muda? Apa pen
Kedua mata dua besaudara itu terbelalak, terutama pangeran. Ia baru saja bertanya dan seakan mendapatkan jawabannya langsung dan itu… itu adalah suara bu Diyah… Apa mungkin bu diyaah??? Furqon berjalan ke arah pintu dan membukanya sedikit. furqon memang sangat memprivasikan kamarnya, bahkan para pembantu tidak pernah masuk walau untuk membersihkan kamarnya, semuanya ia urus sendiri. “Terima Kasih, bik” jawab furqon dengan raut muka datar seperti biasanya “Sama-sama tuan, jaga kesehatannya tuan, tadi tanpa sengaja saya menyentuh tangan tuan, dan tubuh tuan dingin sekali, saya hanya khawatir tuan akan demam” Ucap bu diyah sambil melihat kearah furqon. “Terima Kasih bik” ucap furqon dengan sedikit senyum kecil di ujung garis bibirnya. Bu diyah pun tersenyum karena memang tuan mudanya itu jarang sekali bahkan hampir tidak pernah tersenyum setelah kejadian tujuh tahun yang lalu. Furqon kembali menutup pintu dan membawa wedang jahe itu dengan hati-h