Share

Bukti Baru

Author: Rizka Fhaqot
last update Last Updated: 2022-12-21 12:02:03

"Sadarlah Rio, perempuan itu masih bersuami, mana punya anak 3 lagi." Maria menasehati dengan suara pelan. Tatapan matanya luruh pada wajah gusar sang anak. 

"Mama diam! Jangan mengurusi rumah tanggaku, urusi saja rumah tangga Mama sendiri!" bentak Rio seraya bangkit dan berlalu ke luar. Beberapa saat kemudian deru mesin mobil terdengar, kemudian kian menjauh. Entah ke mana perginya laki-laki itu. 

Tangan yang telah dipenuhi keriput itu mengusap kuat dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Matanya seketika berkaca-kaca. Ini entah kali keberapa Rio membentaknya dengan bentakan menggores luka di hati. Namun, meski demikian Maria tetap rutin mengunjungi anaknya itu meski jaraknya paling jauh dari anak-anak yang lain. 

Apalagi kalau bukan karena uang. Ya, Rio adalah anaknya yang memiliki gaji tertinggi dibandingkan yang lain, serta yang paling royal memberikan uang padanya. Tentu saja, jika hanya bergaji 4 juta perbulan seperti anak keduanya, mana mungkin mampu memberinya uang dengan jumlah lumayan setiap bulannya, sedangkan tanggungan anak keduanya itu ada istri dan dua anak balitanya. 

Uang bisa membuat manusia memaksa menyembuhkan luka hati oleh ulah orang beruang. Itu pula yang Maria rasakan terhadap anak sulungnya itu. Ia rela mengorbankan harga dirinya sebagai ibu demi rupiah yang diberikan Rio setiap bulannya. 

*

Seminggu sudah kejadian di pagi itu. Kejadian di mana Rio menoreh luka yang bahkan sampai matipun akan Hana ingat. Kejadian di mana Hana merasakan dirinya tak lagi memiliki harga diri di hadapan sang suami. 

Sejak saat itu, satu-persatu luka lama kembali menguar perih yang kian bertambah, hingga membuat Hana seperti mati rasa terhadap laki-laki yang masih sah berstatus suaminya itu. 

Tepat hari ini, hari minggu. Sejak setengah jam lalu Rio izin ke kantor dengan alasan lembur, alasan yang sangat klasik menurut Hana. 

Ia tak ingin berlebihan mencari tahu tentang apa yang dilakukan Rio di kantor, mengingat Inez tinggal berbeda pulau dengan mereka. Ya, Inez tinggal di pulau bahkan kota yang sama dengan Maria. 

Meski tak menutup kemungkinan mereka akan membuat janji temu. Namun, Hana tak terlalu merisaukan. Ia tak ingin mencari tahu karena akan menambah lelah hatinya, tapi jika seandainya ketahuan, maka tak akan ada kata maaf lagi. Ini adalah kesempatan terakhir, itu pun jika Rio mampu berubah menjadi suami yang memang pantas untuk dipertahankan, bukan seperti Rio yang selama ini ia kenal. 

Hana sibuk merapikan susunan pakaian di dalam lemari. Kebiasaan Rio yang suka menarik asal saat mengambil pakaian membuat lemari pakaian miliknya mudah berantakan meski dirapikan berulang kali. 

"Bubur ayam di atas meja punya siapa, Ma?" tanya Abi yang kini berdiri di ambang pintu. 

"Makan saja, Bang. Itu sisa dua, punya Mama sama Abang. Yang lain udah selesai sarapan," jawab Hana melirik sekilas anak laki-lakinya itu. 

"Ira sama Ica di mana?" tanya Abi kemudian. 

"Di rumah Nenek. Oma juga di sana," jawab Hana tanpa menoleh. 

Anak laki-laki dengan tinggi badan 165 sentimeter berhidung lancip itupun berlalu ke dapur, meninggalkan sang mama yang masih sibuk di depan lemari. 

Tangan Hana dengan terampil menyusun kembali lembar demi lembar pakaian milik sang suami sesuai jenisnya. Setelah dirasa cukup ia beralih membersihkan debu dari bawah lemari, kemudian beralih ke sisi kanan kiri dan terakhir membersihkan  atas lemari. 

Hana menaiki kursi plastik, membersihkan bagian atas lemari menggunakan kemoceng. Namun, tangan perempuan itu terhenti ketika matanya menangkap bentuk benda yang tak asing baginya. 

Tanpa menunggu lebih lama, tangan kirinya terulur. Degub jantungnya beradu ketika tangannya meraih benda yang ternyata sebuah ponsel jadul, yang belum dilengkapi kamera serta fitur canggih lainnya. 

Dengan tangan bergetar Hana menggenggam ponsel berukuran kecil yang sedikit lebih tebal dari miliknya itu. Menatap benda persegi panjang bersudut tak lancip itu dengan perasaan kian kacau. 

Ponsel itu berada dalam keadaan mati. Namun tidak setelah Hana memencet tombol on off bergambar gagang telepon berwarna. Benda itu menyala sempurna. 

Ponsel itu masih sangat baru, bahkan Hana hampir tak menemukan goresan sedikitpun di casingnya. 

Ibu jari kanan Hana mengutak-atik benda itu. Tak ada pesan dalam daftar pesan masuk maupun ke luar. Sepertinya Rio sudah mengantisipasi. 

Hana beralih ke kontak tersimpan, tak ada nomor kontak tersimpan. Hingga akhirnya Hana membuka log panggilan masuk, ke luar, maupun tak terjawad. Ia menemukan 2 panggilan tak terjawab di jam 6 pagi tadi. 

Benarlah, jika sebuah kebohongan akan segera terbongkar cepat atau lambat. Satu kebohongan yang disembunyikan manusia, Allah memiliki seribu cara untuk membongkarnya. 

Tanpa pikir panjang Hana menekan tombol panggil, hatinya berdesir tak karuan. 

Tuuuuuut … tuuuuuut … tuuuuuut. 

Panggilan tersambung. Memperdengarkan suara manja perempuan dari seberang sana. 

"Jangan lupa jemput aku, ya. Pesawatnya akan take off jam 09.45. Aku nggak mau kamu telat menjemputku," ucap suara itu sambil terkekeh pelan. Sangat jelas tergambar bagaimana suasana hati dan apa hubungan perempuan di seberang sana dengan si empunya ponsel. 

Hana mematung dengan tungkai terasa lemas. Ia terduduk di sisi ranjang dengan ponsel masih menempel di telinganya. Tak ada lagi harapan untuk menyembuhkan hatinya dan satu-satunya cara agar luka ini tak sampai mematikan hatinya adalah, berpisah. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Alya Pristika
udah tinggalin aja si rio, engga bakalan sembuh deh tuh penyakit
goodnovel comment avatar
Rindhie
Udah Hana, jngn mau ditindas trs sm Rio & selingkuhannya .. mantapkan cerai dr Rio .. pasti nanti dia akan menyesal
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Brengsek banget Rio ternyata
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • KEMBALINYA CINTA PERTAMA SUAMIKU   Ending

    Mendengar pertanyaan dari Inez, Marwan terdiam. Bersamaan dengan itu perempuan yang tadi mengantar minum untuk Inez kembali datang. Perempuan berwajah manis dengan kulit kuning langsat itu memilih duduk tepat di samping Marwan. Bibir merah mudanya tersenyum ramah ke arah Inez lalu berpindah melirik Marwan. Susah payah Inez menelan ludah. Prasangka buruknya membuat keringat dingin berjejalan di sela-sela jari dan telapak tangannya. "Kenalin, ini Sarah istriku," ucap Marwan sambil melempar senyum tipis ke arah sang istri. Perempuan berusia awal 30 tahun itu mengulurkan tangannya ke arah Inez. Jika dibandingkan dengan Inez, perempuan bernama Sarah itu masih kalah cantik. Inez nyatanya jauh lebih cantik jika dinilai dari fisik. Namun, bukan itu yang Marwan lihat. Ia tak ingin cinta yang dulu berawal dari kepuasan mata membuat dirinya harus menjalani kehidupan serupa seperti dulu lagi. Inez seketika terhenyak. Jawaban yang keluar dari bibir Marwan tak ubah seperti palu godam yang men

  • KEMBALINYA CINTA PERTAMA SUAMIKU   Penyesalan Inez

    Inez kembali terperangah dengan mata membulat sempurna. Sony ternyata ditangkap karena telah membunuh pacar yang telah ia pacari setahun terakhir, dengan cara membekapnya dengan bantal hingga menghembuskan napas terakhir, lalu melarikan motor serta ponsel milik sang pacar. Inez segera berlari ke kamar. Rasa sesal dan kecewa memenuhi rongga dadanya. Air mata kembali meleleh ketika sadar betapa bodoh dirinya karena telah luluh dengan janji manis serta tampang rupawan laki-laki brengsek itu. Ternyata saat bersamanya Sony sudah memiliki pacar. Berkali-kali inez memukuli dadanya yang kini terasa sesak. Satu per satu kebodohan yang pernah ia lakukan kini berputar di kepala, membuat rasa bersalah pada Marwan kian bertumpuk. *Malam datang bersama aroma damai ketenangan bersama rintik hujan yang luruh ke bumi. Namun, tidak dengan hati Inez. Malam ini ia kian gamang. Hatinya berkeinginan untuk datang meminta maaf pada Marwan. Namun, ia terlalu malu untuk menampakkan wajah hinanya di hadapan

  • KEMBALINYA CINTA PERTAMA SUAMIKU   Nasib Sony

    Hana menautkan alis seraya menggeleng pelan. Bibirnya mengulum senyum manis, bahkan sangat manis. "Sejak kapan?" Ia balik bertanya. "Jauh sebelum kau kenal mantan suamimu," jawab Hakim dengan raut wajah nampak serius. "Hah? Serius?" Hana kembali bertanya. Hakim mengangguk pasti. Hana menatap lekat wajah sang suami. Selama ini Hana tak pernah menganggap Hakim lebih dari teman, atau mungkin sahabat. Yang ia tahu Hakim sangat nyaman untuk dijadikan teman bercerita sekaligus rekan kerja. Sejak dulu Hakim dikenal suka membantu, bahkan hampir semua teman-teman di kantor lama mereka dulu dekat dengan Hakim. "Apa kau merasa Abang mempunyai teman dekat perempuan saat itu selain kamu?" tanya Hakim memastikan. Hana nampak berpikir sejenak, lalu menggeleng pelan. "Setiap kedekatan antara laki-laki dan perempuan, sudah pasti salah satu di antara keduanya memiliki rasa, Na. Nggak usah munafik. Pada kedekatan kita dulu, Abang lah yang memiliki rasa padamu," ucap Hakim jujur. Kini tatapan mat

  • KEMBALINYA CINTA PERTAMA SUAMIKU   Hari Bahagia

    Dua minggu berlalu. Hana menatap bangga laki-laki yang kini tengah menjabat tangan Pak Penghulu dengan wajah serius. Laki-laki yang kini tengah mengikrarkan janji suci di depan saksi. Wajah penuh riasan itu kini berubah sendu manakala kata 'sah' mengawang di udara. Memecah khidmatnya acara pagi ini. Tepat beberapa detik yang lalu, dirinya kembali sah bergelar istri setelah delapan bulan menyandang status janda. Mungkin bagi sebagian orang ini terlalu singkat. Namun, Hana tak ingin menunda saat laki-laki baik datang padanya, persis seperti apa yang dikatakan sang ayah kala itu. Binar bahagia nampak pada wajah keduanya ketika Hana dan Hakim bersanding di atas pelaminan untuk menyambut kedatangan para tamu. Anak-anak mereka berkumpul menyaksikan kebahagiaan orang tua mereka. Kini Ira dan Shanum nampak tak ingin berjauhan. Dua anak perempuan itu kini menikmati hubungan yang kian dekat dari sekedar sahabat. Kedua orang tua Hana nampak lebih muda dalam riasan serta pakaian yang mereka

  • KEMBALINYA CINTA PERTAMA SUAMIKU   Penderitaan Inez

    Bayangan kematian kian menghantui Inez. Keringat dingin meluncur di dahi hingga jemari perempuan itu. Ines mengangguk cepat, matanya kian gencar mengeluarkan butiran bening. "Bagus," ucap laki-laki itu dengan senyum menyeringai. "Jangan sampai kau berteriak seperti tadi, jika tak mau pisau ini menembus perutmu." Sony kembali mengancam.Rasa takut yang membuncah membuat Inez akhirnya kembali mengangguk. Sigap sony melepaskan ikatan kain di mulut perempuan itu. "Aku mohon, setelah ini lepaskan aku," lirih Inez dengan air mata kian deras membanjiri wajahnya. Berharap masih tersisa empati di hati laki-laki itu. "Pasti, pasti akan kubebaskan setelah mengatakannya, aku janji," ucap sony dengan wajah meyakinkan. Laki-laki itu merogoh ponsel di saku celananya. Sekarang ia siap mengetik deretan nomor yang akan Inez katakan. Dengan bibir bergetar karena ketakutan akhirnya Inez mengatakan kode pin ATM-nya. Akhirnya ia menyerah, mengingat nyawa yang jauh lebih berharga dari segalanya. "Kata

  • KEMBALINYA CINTA PERTAMA SUAMIKU   Wajah Asli Sony

    Wajah Inez kian memerah. Impian yang dijanjikan Sony selama mereka bersama pupus sudah. Harapannya tentang hidup bahagia bersama laki-laki impiannya telah kandas. Tangan Inez mendorong kuat tubuh laki-laki itu hingga Sony terjengkang. "Aku tidak butuh penjelasan tentang kebodohanmu, yang aku butuhkan sekarang adalah uangku kembali!" pekik Inez membabi buta. "Sekarang juga kembalikan uangku!" Inez kembali membentak dengan wajah merah padam. "Uang itu sudah lenyap, Nez. Percuma saja kau memintanya. Bahkan sampai kau nangis darah pun uang itu tak akan pernah kembali," jawab Sony sambil berusaha bangkit. Ia ikut meninggikan suara. Wajah Inez kian memerah. Perempuan itu kalap, ia meraih vas bunga di atas meja melempar kuat ke arah Sony, hingga vas cantik berwarna putih itu tercecar di lantai berhamburan. Setelahnya ia kembali meraih sebuah hiasan keramik yang diletakkan di samping kursi. Melempar benda itu ke sembarang arah. 

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status