Share

Bertemu dengan Keluarga Danu

"Saya memang kabur dari Pria itu Nona, semua itu saya lakukan karena saya takut pada Pria itu!" jawab Radisha terbata-bata.



"Alasan seperti apapun, saya tidak terima Radisha. Yang jelas, kamu sudah membuat hidup saya susah. Kenapa sih kamu ini tidak menurut saja pada Pria itu!" kesal Tifany terus menyalahkan Radisha di sela mengemudikan mobilnya.



"Bagaimana saya akan menurut pada pria itu, Nona? Sementara, pria itu mengancam saya akan merenggut kesucian saya!" lirih Radisha berterus terang.



"Dan kamu langsung kabut begitu saja?" tanyanya lagi.



Radisha menganggukkan kepalanya.



"Semua gara-gara kamu Radisha, kamu tahu tidak akibat perbuatanmu saya kena marah Papa saya, karena Pria bernama Kamandanu itu mengadu kalau saya kabur darinya!"



"Maafkan saya Nona, saya yang salah!" Radisha merasa bersalah pada Tifany, atas tindakan yang telah dia lakukan.



"Maaf saja tidak akan bisa mengembalikan ke adaan Radisha! Intinya kali ini saya minta kamu harus melakukan tugas dengan sempurna!" ujar Tifany.



"Maksud Nona?"



"Begini maksud saya, saat ini kamu akan menemui Kamandanu, dan kamu harus menemaninya sampai pestanya berakhir!"



Hati Radisha berdesir, perasaannya mulai tidak enak. Sejak tadi Radisha sudah curiga dengan ajakan Tifany kepadanya. Namun, Radisha terlambat menyadarinya.



"Pesta apa Nona? Saya tidak mengerti?"



"Pokoknya, kamu akan menemani Kamandanu malam ini, dan kamu akan memuaskannya, dan ingat kau jangan coba-coba kabur lagi!" ancamnya memperingatkan.



Radisha hanya bisa pasrah, dia tidak bisa menolak. Akan percuma jika dia menolak pun pasti Tifany akan marah besar padanya.



Kurang lebih lima belas menit, Tifany menepikan mobilnya di salah satu Restoran terkenal di Jakarta. Restoran itu sangat mewah berbeda dari Restoran tadi siang.



"Kamu turun dan cari pria yang tadi siang bertemu denganmu!" perintahnya tidak mau dibantah.



"Tapi Nona, saya takut!" Radisha berusaha menolak.



"Jangan membantah saya Radisha, sudah cepat sana!" serunya lagi.



Meskipun ragu Radisha keluar dari mobil, dan segera bergegas menuju restoran yang sedang di adakan pesta oleh Kamandanu, dan keluarganya.



"Selamat malam!" Radisha berdiri di depan pintu restoran, dia memberanikan diri untuk menyapa Kamandanu.



Dalam restoran itu terlihat bukan hanya Danu, melainkan anggota keluarga lainnya juga. Sialnya kali ini Radisha harus berhadapan dengan keluarga kaya raya itu.



"Kenapa kau masih berdiri di situ, ayo masuk!" ucap Kamandanu menatap pada arah Radisha.



Radisha menelan ludahnya, dia merasa gugup lantaran dia harus berhadapan langsung dengan keluarga besar itu. "Dia siapa Kak?" salah seorang perempuan bertanya pada Danu.



"Masa iya kamu tidak kenal dengan dia?"



"Serius, aku tidak tahu! Memangnya dia siapa?" perempuan itu bertanya lagi, sambil melirik ke arah Radisha.



"Dia artis terkenal masa iya kamu tidak tahu?"



"Astaga kamu ini ada-ada saja Kak, mana ada artis terkenal yang bentukannya seperti ini," cibir perempuan cantik yang sepertinya adik dari pria bernama Kamandanu itu.



"Dia itu Tifany, Audrey. Masa iya kamu tidak tahu!" ucap Danu menertawakan.



"Ada-ada saja ... dia ini sepertinya Perempuan yang hanya mengaku-ngaku sebagai Tifany. Hati-hati Kak, sepertinya dia bukan Perempuan baik-baik!" Audrey memperingatkan kakaknya untuk berhati-hati pada Radisha.



Radisha berusaha menguatkan hatinya, dia tetap menahan kekesalannya. Karena saat ini dia sedang menjalankan perintah dari Tifany. Perlahan Audrey menghampiri Radisha, dan menariknya sarkas.



"HEY!" Audrey menatap tajam pada Radisha. "Siapa sebenarnya dirimu?"



Radisha menjawab. "Saya Tifany Candler,"



Tentu saja Audrey tidak percaya dengan pengakuan Radisha, lantaran dia sangat tahu wajah Tifany, dan bentuk tubuhnya seperti apa. Karena Audrey salah satu perempuan fans berat Tifany Candler. "Cepat kau mengaku, siapa kamu sebenarnya, sebelum kau malu dengan kebohongan ini!" bisik Audrey mengancam.



Sementara Danu, dia tersenyum menyeringai ketika melihat perempuan bernama Radisha itu sedang ditakuti oleh adiknya, Audrey.



'Rasakan ... salah sendiri kabur dariku, dan membuat aku kesusahan mencarimu Radisha!' batin Danu menatap dari kejauhan.



Saat Danu sedang fokus memerhatikan Radisha dari kejauhan, tiba-tiba saja ibunya menghampirinya. "Danu ... mana Tunangan kamu?"



"Eh Mom's ... coba Momy lihat Perempuan yang sedang berinteraksi dengan Audrey, dialah Tunanganya Danu Mom!" tunjuk Danu pada arah Radisha.



"Cantik sekali, dia yang bernama Tifany kan? Rasanya berbeda jika dilihat aslinya ya, dia sangat cantik!" puji Natalie terhadap Radisha.



Danu mendesah pelan, ketika ibunya memuji Radisha. 'Cantik apanya ... Gadis Desa seperti itu dibilang Cantik. Dasar Mommy!' ucap Danu dalam hatinya.



Natalie June, dia adalah ibunya Kamandanu Naratama, dan Audrey ia begitu baik hati. Meskipun, perempuan yang saat ini dihadapannya bukanlah Tifany, akan tetapi dia yakin perempuan ini akan mampu membuat hidup Danu bahagia. Perlahan Natalie menghampiri Radisha, dia menyapa calon menantunya itu.



"Halo ... kamu Tifany, kan?" sapa Natalie menyambut hangat Radisha.



"Iya Tante!" jawab Radisha dengan suara berat. Radisha terpaksa berbohong lantaran dia takut kena marah oleh Tifany, karena tidak menjalankan tugasnya dengan baik.



"Ayo kita duduk ke sebelah sana sayang, bolehkan kita saling mengobrol?"



Radisha terpaksa menyanggupi, dia tidak mau mengecewakan perempuan yang seumuran dengan ibunya ini. "Iya Tante saya mau!"



Natalie sangat bahagia, lantaran perempuan yang akan menjadi menantunya ini perempuan yang cukup sopan, dalam memperlakukan orang tua.



"Bolehkah Tante bertanya sama kamu? Dan, tante mau kamu menjawabnya dengan jujur!"



Radisha mulai terlihat gugup, ketika Natalie memintanya berkata dengan jujur. "Silakan Tante, mau tanya apa?"



"Tante cuma mau bilang, sebenarnya kamu bukan Tifany kan? Dan kamu cuma utusan Tifany, yang diminta berpura-pura, benarkan tebakan Tante?"



Radisha menganggukkan kepalanya, dia tidak bisa mengelak lantaran apa yang di katakan Natalie memanglah benar.



"Sudah Tante duga sebelumnya!"



"Tolong maafkan saya Tante, sungguh ... saya tidak bermaksud menipu Tante sekeluarga, tolong maafkan saya!" lirih Radisha dengan wajah menunduk.



Natalie menangkup tangan Radisha, dan berusaha meyakinkan--jika dia tidak marah sama sekali terhadap Radisha.



"Tante tidak marah sama kamu, hanya saja Tante kecewa dengan Tifany. Jika dia tidak mau dengan Putra Tante, kenapa harus melakukan kebohongan seperti ini?"



Radisha terdiam saat Natalie mengutarakan isi hatinya, pada Radisha. Perihal kekecewaannya terhadap Tifany yang secara tidak langsung menolak putranya, Kamandanu.

"Saya tidak mungkin menerima semua ini Tante, saya tidak bisa!"

Radisha menolak untuk menerima Danu, meskipun Natalie menginginkan dia bersatu dengan putranya. "Kenapa kamu tidak bisa menerimanya? Apa yang kurang dari Putra Tante?" ucap Natalie penuh harap.

"Tidak Tante, bukan seperti itu. Danu bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik dari pada saya. Saya tidak pantas untuknya!" tolaknya lembut.

Natalie terus meyakinkan Radisha, agar dia mau menerima Danu sebagai calon suaminya. "Tante mohon ... jangan menolak untuk menjadi Istrinya Danu," pintanya membujuk Radisha.

"Tapi Tante ...,"

"Tante mohon jangan menolak Radisha, Tante yakin kamu Perempuan paling tepat untuk Putra Tante!"

Radisha dalam keadaan dilema. Di sisi lain dia takut dengan Tifany. Karena jika dia menerima permintaan Natalie maka sama saja dia telah mengkhianati Tifany.

"Kenapa kamu diam? Tolong jawab Tante?" Natalie terus mencecar Radisha dengan pertanyaan, dia sudah tidak sabar ingin mendapatkan jawaban dari calon menantunya. Meski baru bertemu sekali, entah mengapa dia nyaman dengan gadis di hadapannya ini.

Cukup lama keduanya diam--sampai Radisha menghela nafasnya.

"Saya terima Danu sebagai Calon Suami saya, Tante!" Dengan berat hati, Radisha pun terpaksa mengiyakan permintaan Natalie.

Sementara dari kejauhan, Audrey menatap pada Radisha, dia berusaha mengingat-ingat perempuan yang sedang berinteraksi dengan ibunya. 'Sepertinya Perempuan itu bukanlah Tifany, saya sangat mengenal wajah Tifany, sepertinya Perempuan ini berbeda dengan Tifany yang ada di Televisi.' ucapnya dalam hati.

Perlahan Audrey berjalan mendekati arah Radisha, setelah Natalie meninggalkannya. "Kamu bukan Tifany, siapa sebenarnya dirimu?" tanya Audrey dengan tatapan menyelidik.

Radisha terlihat sangat gugup, dia berusaha meyakinkan Audrey jika dia memanglah Tifany.

"Kenapa kau berkata seperti itu? Saya benar-benar Tifany Candler!" jawabnya gugup. Meski sudah mengaku pada Natalie, tapi Radisha begitu merasa terancam dengan pertanyaan Audrey.

"Jangan berbohong!" bentak Audrey. "Saya tahu betul wajah Tifany Candler yang sebenarnya, dan kau bukanlah Tifany!" tegasnya lagi terus mendesak Radisha agar mengaku siapa sebenarnya dia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status