Share

Part 14

Ressa terbangun dengan peluh membasahi keningnya. Ia memeriksa ponsel karena Tian belum pulang.

Napasnya lebih berat saat mendapati pesan kalau sang suami menginap di rumah istri pertamanya. Wajar saja, selama satu bulan ini Tian tidak pernah meninggalkannya.

"Huh!" Ressa menarik napas panjang saat rasa sakit menyerang perutnya. Ia mengerang dengan keringat dingin mengalir deras.

"Tenang Sayang, kuat sama mama ya." Ressa mengelus-elus perutnya untuk mengusir rasa sakit.

Ia bangun ke kamar mandi, tubuhnya sangat lemas sekarang. Perempuan itu menghubungi Tian, bukan niat ingin mengganggu suaminya. Tapi dia sudah tidak tahan lagi. Namun berkali-kali mencoba menelpon tidak ada jawaban.

Dengan terpaksa Ressa menelpon Hira, siapa lagi yang bisa membantunya sekarang. Ibunya? Itu hanya mimpi. Atau ayahnya, yang ada menimbulkan pertengkaran sang ayah dengan ibu saja nanti.

"Ra, tolong. Sakiiit, Tian belum pulang." Ucap Ressa lemah saat panggilan telpon langsung dijawab Hira. Ia tidak tahan l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status