Share

bab 13. Mempermalukan Pelakor

Nastiti tertawa. "Maaf Mas. Aku tidak bisa. Aku mau kerja sekarang. Kenapa kamu tidak minta Sumi untuk nungguin kamu? Bukan kah semalam kamu begitu membela dia?"

"Ayolah Nas. Sumi katanya takut liat darah. Jadi dia nggak bisa kesini untuk merawat aku. Lagipula kamu kan makmum? Harusnya nurut sama imam dong!"

Nastiti melihat kantung plastik kosong entah bekas apa yang tergantung di paku dinding garasi.

Segera diraihnya kantung plastik itu dan dire mas-re masnya di dekat ponsel.

"Duh, sinyalnya buruk nih. Keburu kerja juga. Sudah ya. Assalamualaikum."

Tanpa menunggu jawaban dari Arif, Nastiti mematikan ponsel dan memblokir nomor Arif.

"Maaf Mas, aku ingin fokus bekerja. Lagipula sudah ada Sumi yang kamu pilih."

Tanpa pikir panjang, Nastiti segera melajukan motornya menuju rumah sakit.

*

Arif terdiam di kamarnya. "Ck, ternyata Nastiti sudah tidak perhatian padaku lagi. Dan ini, kenapa nomor ku diblokir?" gumamnya kesal.

"Arif."

Arif menoleh dan mendapati ibunya mendekat kearahnya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status