Share

121. Pesta Lulus Ujian

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-09-11 11:17:52

Tidak ada yang terkejut saat Bianca mengabari ia lulus ujian masuk menjadi mahasiswi pascasarjana. Bahkan yang mengejutkan, rektor universitas memberinya beasiswa penuh.

Geo menatap lembar pengumuman tersebut. Nilai sempurna untuk akademik diraih Bianca. Rektor bilang ini merupakan nilai tertinggi selama sejarah penerimaan murid.

Rumah Bianca malam itu terasa lebih hangat dari biasanya. Balon warna-warni menempel di dinding, kue kecil terhidang di meja, dan Blue bersama Grey sibuk menempelkan spanduk buatan tangan mereka: “Selamat Mommy Lulus Ujian!”

Geo datang paling awal, membawa beberapa kotak makanan dari restoran ternama. Aroma lezat langsung memenuhi ruang tamu.

“Aku pikir, pesta begini harus ada makanan yang enak,” ucap Geo sambil tersenyum, matanya menatap Bianca dengan bangga.

Grey langsung berlari mendekat, menarik lengan Geo.

“Daddy, Mommy pinter banget! Mommy lulus ujian! Harus ada hadiah spesial,” katanya dengan mata berbinar.

Geo jongkok agar sejajar dengan Grey. “Hadiah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
rianur378
pesta kecil yang meriah,,, dibumbui dengan persaingan,,, wkwkwk 🫣
goodnovel comment avatar
rianur378
awas tensi naik,k au,,, hihihi 🫣
goodnovel comment avatar
Nurliana Ali
blue gray bisa aja
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   148. Dasar Jenius!

    “Bagaimana perasaanmu? Sakit?” Geo terbaring dengan satu lengan merangkul tubuh Bianca yang beristirahat di dadanya. Napas keduanya mulai teratur, meski detak jantung masing-masing belum sepenuhnya tenang.Geo menatap Bianca serius kala tidak langsung mendapat jawaban, lalu menelusuri pipi istrinya dengan ibu jari. Bianca tersenyum tipis. “Aku baik-baik saja. Tidak separah yang kubayangkan.”Geo menarik napas lega. Tapi Bianca belum selesai bicara. Ia menambahkan dengan wajah serius, “Malah, aku menemukan sesuatu yang menarik.”Kening Geo berkerut. “Menarik?”Bianca memindahkan kepalanya dari dada Geo ke bantal, matanya berbinar seperti biasanya ketika ia membicarakan angka. “Aku baru sadar… aku bisa merasakan kenikmatan penuh tepat setelah hentakanmu yang ketujuh belas.”Geo terdiam lalu ternganga. Ia menoleh cepat, seolah tak yakin dengan apa yang barusan didengar. “Tunggu… apa kamu… menghitungnya?”Bianca mengangguk polos. “Terjadi begitu saja. Aku kan selalu menghitung. Itu refl

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   147. Malam Pertama

    Ballroom perlahan mulai lengang. Musik yang sejak tadi riang kini berganti menjadi iringan lembut, seolah menutup pesta megah yang baru saja berlangsung. Para tamu berjalan keluar dengan senyum puas, masing-masing menerima sebuah kotak mewah yang sudah ditata rapi di meja dekat pintu keluar.Kotak dalam balutan hitam matte dengan pita abu-abu mengilap. Di dalamnya ada satu set aromaterapi edisi khusus dari Richmont Fragrance, perusahaan wewangian terkenal dunia, lengkap dengan minyak esensial beraroma romantis. Tidak hanya itu, di sudut kotak terletak sebuah diffuser kecil berlapis emas—produksi terbatas dari Gold Dy yang merupakan perusahaan perhiasan kekinian dan memiliki cabang di beberapa negara besar.Seorang tamu berbisik kagum pada istrinya saat berjalan menuju lobi, “Souvenirnya luar biasa. Rasanya ini bukan sekadar hadiah, tapi karya seni.”Komentar itu menggambarkan kesan yang sama yang dirasakan semua tamu. Pesta ini bukan hanya megah, tetapi juga penuh perhatian pada det

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   146. Sempurna

    Setelah prosesi sakral selesai, suasana ballroom berubah menjadi lebih santai. Musik lembut mengalun, para pelayan sibuk menghidangkan hidangan pembuka di meja-meja bundar yang dihiasi bunga putih-biru elegan. Para tamu, satu per satu, mulai menghampiri Geo dan Bianca untuk mengucapkan selamat.Ketua dan pengurus RT di komplek perumahan tempat Bianca tinggal, menjadi yang pertama mendekat. Pria paruh baya itu tersenyum lebar sambil menyalami Geo.“Selamat ya, Pak Geo, Bu Bianca. Kami baru tau kisah kalian sebegitu harunya.”“Persis film drama, ya.”“Syukurlah kalian bisa bersatu kembali.”Bianca membalas dengan senyum penuh rasa hormat. “Terima kasih banyak, bapak-bapak dan Ibu-Ibu.”Setelah itu, kepala sekolah Blue dan Grey, ditemani beberapa guru, ikut maju. Sang kepala sekolah menyalami keduanya dengan hangat. “Selamat atas pernikahannya, Bu Bianca, Pak Geo. Kami benar-benar turut merasakan kebahagiaan yang ditularkan Blue dan Grey.”Geo mengangguk penuh kebanggaan, matanya melir

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   146. Sempurna

    Setelah prosesi sakral selesai, suasana ballroom berubah menjadi lebih santai. Musik lembut mengalun, para pelayan sibuk menghidangkan hidangan pembuka di meja-meja bundar yang dihiasi bunga putih-biru elegan.Para tamu, satu per satu, mulai menghampiri Geo dan Bianca untuk mengucapkan selamat.Ketua dan pengurus RT di komplek perumahan tempat Bianca tinggal, menjadi yang pertama mendekat. Pria paruh baya itu tersenyum lebar sambil menyalami Geo.“Selamat ya, Pak Geo, Bu Bianca. Kami baru tau kisah kalian sebegitu harunya.”“Persis film drama, ya.”“Syukurlah kalian bisa bersatu kembali.”Bianca membalas dengan senyum penuh rasa hormat. “Terima kasih banyak, bapak-bapak dan Ibu-Ibu.”Setelah itu, kepala sekolah Blue dan Grey, ditemani beberapa guru, ikut maju. Sang kepala sekolah menyalami keduanya dengan hangat.“Selamat atas pernikahannya, Bu Bianca, Pak Geo. K

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   145. Moment Bahagia

    Geo maju selangkah, menundukkan kepala hormat pada Billy. Ia melirik Bianca, lalu menoleh pada calon kakak iparnya. “Billy,” suaranya bergetar, namun mantap. “Aku tahu aku bukan pria sempurna. Aku pernah membuat banyak kesalahan… terutama pada keluargamu.”Bianca menatap Geo, matanya melembut, tapi Geo tetap memandang Billy dengan tekad.“Tapi hari ini, di hadapanmu… di hadapan semua orang yang kami cintai… aku berjanji.” Nafasnya terdengar berat, seolah menahan emosi yang menyesak di dada.“Aku berjanji akan menjaga Bianca dengan segenap hidupku. Aku akan membuatnya tersenyum, bahkan ketika dunia tidak berpihak. Aku akan berdiri di sampingnya—dalam senang, dalam susah, sampai napas terakhirku.”Suara Geo sempat tersendat. Jemarinya mengepal, berusaha menahan getaran di tubuhnya. Tamu-tamu terdiam, larut dalam ketulusan yang mengalir begitu nyata dari setiap kata.Bahkan musik latar yang lembut pun terasa seakan ikut berhenti memberi ruang pada janji itu.Billy menarik napas panjang.

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   144. Wedding Day

    Pagi itu hotel bintang lima yang dipilih keluarga Geo telah bertransformasi menjadi istana modern. Bianca tiba bersama Billy, Winda, dan si kembar. Begitu langkahnya sampai di lobby, ia tak kuasa menahan decak kagum.Ballroom besar yang pintunya terbuka memperlihatkan kemegahan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Langit-langit tinggi dihiasi lampu kristal yang memantulkan cahaya putih lembut ke permukaan marmer mengilap. Warna dominan putih memberi kesan bersih dan megah, sementara detail biru dan abu-abu membuat ruangan itu anggun sekaligus menenangkan.“Mommy, lihat! Ada bunga biru!” Grey berlari kecil ke arah pintu ballroom, menunjuk rangkaian hydrangea biru muda yang disusun memanjang di dinding.Bianca tersenyum, menggenggam tangannya. “Iya, sayang. Cantik sekali, ya? Seperti di negeri dongeng.”Blue yang ikut mengamati menambahkan polos, “Seperti Frozen. Tapi ini untuk mommy dan daddy.”Billy menepuk pundak adiknya, menahan tawa kecil. “Kamu benar-benar beruntung, Bi. Jara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status