Share

13. Jangan Asal Menuduh!

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-06 20:46:43

“Dia berdiri dengan kaki-kakinya sendiri. Tanpa tongkat! Dan yang paling menyebalkan, dia menatapku seakan aku seonggok sampah!”

Setelah pulang dari mansion Geo, Taylor pergi ke apartemen kekasihnya, Zalda. Lelaki itu mengadukan apa yang baru saja terjadi di mansion sang kakak angkat.

“Tapi, aku senang kamu tidak berlama-lama di mansion itu. Aku nggak mau kamu berduaan aja sama Bianca.” Zalda mencebik.

Segera, Taylor memeluk dan mencium wajah kekasihnya. Zalda memang sangat cemburuan. Ia harus merayu sang wanita hingga tersenyum lagi.

“Sudah, jangan ngambek gitu. Mau aku belikan tas lagi? Atau gelang baru?” tawar Taylor.

Seketika wajah Zalda berubah ceria. Senyum menggodanya muncul. Jari-jari tangannya mulai melepas kancing-kancing kemeja Taylor.

“Mau ... dua-duanya, boleh?” katanya mengerling manja.

Taylor terkekeh. “Boleh, dong. Apa yang nggak boleh untuk Zaldaku.”

Zalda yang lihai di ranjang kembali beraksi. Sebagai barter hadiah dari sang kekasih, ia memuaskan hasrat Taylor hingga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yiming
iya kenapa ya geo tetep lanjut inseminasi?
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Lanjut Kak Author...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   36. Penasaran

    Blue dan Grey sudah mengundi siapa yang duduk di dekat jendela. Saat berangkat Blue, nanti saat pulang giliran Grey.Dengan tertib keduanya mengikuti aturan berada di dalam pesawat. Pramugari memberikan permainan catur untuk mengurangi kebosanan.Tapi, si kembar tidak tertarik. Padahal biasanya mereka selalu antusias mempelajari hal baru.Blue hanya meletakkan pion-pion sesuka hatinya. Grey mengikuti sambil mengerutkan kening.Keduanya masih memikirkan pertemuan dengan lelaki misterius di bandara. Mereka melirik sang mommy yang sedang sibuk membaca."Blue, kita cerita sama Mommy aja kita tadi ketemu lelaki yang mirip sama kita." Grey berbisik.Kepala Blue menggeleng. "Kita sudah janji pada Mommy untuk tidak menanyakan tentang Daddy. Kita harus menepati janji.""Benar juga." Grey memberengut. "Tapi, aku penasaran."Tiba-tiba, mata Blue berbinar. Grey langsung tau saudara kembarnya memiliki ide cemerlang."Kita janjinya sama Mommy. Tapi tidak dengan Papa Billy." Blue berbisik.Grey meng

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   35. Sorry, We Don't Talk to Stranger

    Amara mundur tiga langkah mendengar pertanyaan Geo.“Maksudmu? Kamu tidak ingat?”Geo terkesiap sejenak. Selama ini ia berhasil menyembunyikan fakta bahwa ingatannya belum pulih seratus persen.“Aku hanya... ingin tau versimu.” Geo melipat kedua tangan di perut dan menatap santai.Amara menatapnya tajam, seolah mencoba membaca pikirannya.“Sayang, aku sudah mengatakannya padamu.”Jantung Geo berdegup cepat. Ia tak boleh membuat Amara tahu bahwa ingatannya belum sepenuhnya pulih. Kalau Amara tahu, mungkin ia akan memanfaatkan celah itu.Dengan senyum tipis, Geo menggeleng.“Tidak, aku tidak ingat. Bukankah setelah itu aku kecelakaan dan koma?”Namun Amara tetap menatapnya curiga. Matanya berkaca-kaca, seperti menyimpan sesuatu yang besar.“Kamu seharusnya melupakan semua itu, Geo. Apa gunanya mengungkit pertengkaran lama? Yang penting sekarang kita bersama, kan?”Geo diam. Ada getaran aneh di dadanya—antara keyakinan bahwa Amara menyembunyikan sesuatu, dan rasa frustrasi karena kepinga

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   34. Pernikahan Suram

    Sejak hari pernikahannya dengan Amara, Geo diam-diam menyimpan harapan: bahwa sebagian ingatannya yang hilang akan kembali perlahan. Ia ingin sekali bisa merasakan lagi potongan memori hangat, terutama saat-saat bersama Amara yang dulu katanya penuh cinta.Namun kenyataan pahit menamparnya. Dua tahun berlalu, dan tetap saja kosong. Tak ada seberkas ingatan pun yang kembali.Jika pun ada, hanyalah fragmen samar-samar, tapi anehnya, tidak pernah benar-benar tentang Amara.Geo sering duduk sendirian di ruang kerjanya, menatap foto pernikahan mereka yang terpajang di dinding. Wajahnya muram.“Kenapa… aku merasa ada yang hilang, tapi bukan sama dia?” gumamnya lirih.Kehidupan rumah tangga mereka pun jauh dari kata bahagia. Amara berusaha bersikap sebagai istri yang baik, selalu tampak sabar di depan Geo. Namun di balik senyumnya, ada kegelisahan besar. Karena ia sadar, pernikahan itu sendiri sebenarnya lahir dari sebuah perjanjian.Semua ini hanyalah syarat. Syarat yang dulu diberikan oleh

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   33. Daddy Kita Siapa, ya?

    Sejak menerima penghargaan di sekolah, Blue dan Grey jadi sering diundang mengikuti berbagai lomba—mulai dari olimpiade anak, kompetisi sains, sampai festival literasi. Tak hanya di dalam kota, tapi juga ke luar kota.Bianca dengan sabar mendampingi mereka, meski jadwalnya padat sebagai konsultan. Kadang, jika ia harus menghadiri pertemuan online yang tak bisa ditinggal, Billy ikut turun tangan menemani si kembar.Hubungan paman-keponakan itu sangat dekat, sehingga Blue dan Grey nyaman bersama Billy layaknya dengan daddy sendiri.Setiap kali lomba, keduanya hampir selalu membawa pulang medali atau sertifikat penghargaan. Nama Blue and Grey mulai dikenal di kalangan orang tua murid sebagai “anak-anak ajaib.”Namun, semakin sering tampil di publik, semakin banyak juga komentar dan bisik-bisik yang muncul.Suatu hari, saat Bianca menunggu anak-anak selesai lomba, ia mendengar percakapan sekelompok ibu-ibu di belakangnya.“Pintar sekali ya anak-anak itu. Kembar, ganteng, berbakat lagi.”

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   32. Berprestasi

    Tiga tahun sudah berlalu sejak Bianca melahirkan si kembar. Kehidupannya berubah total. Dari seorang istri kontrak yang dulu sering direndahkan, kini ia menjelma menjadi sosok mandiri dan disegani.Di ruang kerjanya yang elegan namun tetap hangat, Bianca sibuk dengan laptop, headset, dan papan tulis digital di belakangnya. Nama usahanya kini sudah dikenal banyak klien: Blue and Grey Consultant.Sebuah nama yang ia pilih bukan tanpa alasan—diambil dari nama sayang untuk kedua anaknya, sebuah pengingat bahwa semua kerja kerasnya adalah demi mereka.Yang membuat banyak orang kagum, Bianca tidak pernah menampakkan identitas aslinya. Semua presentasi dan konsultasi ia lakukan secara online dengan branding profesional, suara yang lembut namun tegas, dan strategi keuangan yang terbukti berhasil.Banyak perusahaan besar mengira bahwa “Blue and Grey” adalah tim konsultan dengan pengalaman bertahun-tahun—padahal di balik layar hanyalah Bianca seorang diri.Dan kejeniusannya itu ternyata diwaris

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   31. Blue dan Grey

    Di ruang bersalin yang bercahaya putih terang, suara detak monitor jantung berpadu dengan napas terengah Bianca. Billy berdiri di sisi tempat tidur, menggenggam tangannya erat, sementara Windy berada di sisi lain, mengelap keringat di dahinya.“Sedikit lagi, Bianca! Tarik napas… dorong!” suara dokter memberi arahan dengan tegas namun penuh semangat.Tangisan pertama pecah, memenuhi ruangan. Seorang bayi lelaki mungil, kulitnya kemerahan, diangkat tinggi sebentar sebelum dibersihkan.“Selamat, ini bayi pertamanya! Lelaki!”Air mata mengalir di pipi Bianca, tapi ia belum sempat memeluk putra pertamanya ketika rasa sakit kembali menyerang. Hanya beberapa menit kemudian, tangisan kedua terdengar—bayi kembar lelaki keduanya lahir dengan suara tangis yang lebih lantang, seolah dunia harus tahu ia sudah datang.Keduanya diletakkan di pelukan Bianca. Hangat, kecil, namun terasa begitu nyata. Bianca menatap wajah mereka bergantian… dan jantungnya berdetak tak karuan. Garis rahang mungil itu, h

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status