Share

134. Kalimat-Kalimat Manis

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-09-15 15:57:18

Untuk mengalihkan suasana malu, Bianca protes. ‘Sudah. Malu! Ini tempat umum.”

Geo terkekeh. Sekali lagi tanganya mengusak sayang kepala Bianca.

Kemudian Geo lebih banyak bertanya, membiarkan Bianca yang bercerita.

Bianca mengenang masa kecilnya, tentang bagaimana ia dan Billy tumbuh hanya berdua setelah orang tua mereka meninggal.

“Billy selalu jadi orang pertama yang melindungiku,” kata Bianca sambil menatap kosong ke arah jendela. “Kami sering pindah-pindah rumah, hidup sederhana, tapi dia tidak pernah membiarkanku merasa kekurangan kasih sayang.”

Geo menatapnya dalam-dalam, matanya penuh rasa hormat. “Itu menjelaskan kenapa kamu begitu kuat… dan kenapa Billy sangat protektif padamu.”

Bianca tersenyum tipis, sedikit getir namun hangat. “Ya, dia bukan hanya kakak. Dia juga bisa menjadi ayah, sahabat, dan… kadang musuh.”

Keduanya tertawa ringan.

Geo meraih tangan Bianca yang tergeletak di meja, menggenggamnya lembut. “Kalau aku, aku juga akan menjadi apapun yang kamu mau.”

Bianca te
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
rianur378
hahahaha Grey,,kamu sudah mendahului
goodnovel comment avatar
Yiming
waduhhhh greyyy.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   149. Sarapan Suami Istri

    Bianca terbangun lebih dulu. Ia mengernyit aneh karena merasa lelah– tidak seperti biasa. Saat merenggangkan tubuh, Bianca terbelalak ketika ada tangan yang melingkari dadanya.“Akkhhh,” jerit Bianca panik. Ia duduk tegak sambil memegangi ujung selimut yang menutupi tubuhnya.“Apa? Ada apa, Bianca?” Geo pun segera bangun, menatap sekeliling dengan sikap waspada.Bianca menatap Geo. Matanya mengerjap-ngerjap dengan cepat. Lalu, mengembuskan napas panjang.“Oh. Ya ampun. Aku lupa kita sudah menikah.” Bianca menggigit bibir bawahnya. “Aku tadi panik melihatmu tidur di sampingku.”Geo memicingkan mata tak percaya mendengar pernyataan istrinya. Rahangnya sampai mengeras menahan emosi.“Apa? Bisa-bisanya kamu lupa kita menikah padahal beberapa jam yang lalu kamu menikmati penyatuan kita?”Bianca hanya merespon dengan menyeringai. “Maaf.”Geo menggeleng tak terima. “Kamu harus diingatkan kembali bahwa kita adalah pasangan suami istri!”Detik berikutnya, Bianca harus pasrah kembali menerima s

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   148. Dasar Jenius!

    “Bagaimana perasaanmu? Sakit?” Geo terbaring dengan satu lengan merangkul tubuh Bianca yang beristirahat di dadanya. Napas keduanya mulai teratur, meski detak jantung masing-masing belum sepenuhnya tenang.Geo menatap Bianca serius kala tidak langsung mendapat jawaban, lalu menelusuri pipi istrinya dengan ibu jari. Bianca tersenyum tipis. “Aku baik-baik saja. Tidak separah yang kubayangkan.”Geo menarik napas lega. Tapi Bianca belum selesai bicara. Ia menambahkan dengan wajah serius, “Malah, aku menemukan sesuatu yang menarik.”Kening Geo berkerut. “Menarik?”Bianca memindahkan kepalanya dari dada Geo ke bantal, matanya berbinar seperti biasanya ketika ia membicarakan angka. “Aku baru sadar… aku bisa merasakan kenikmatan penuh tepat setelah hentakanmu yang ketujuh belas.”Geo terdiam lalu ternganga. Ia menoleh cepat, seolah tak yakin dengan apa yang barusan didengar. “Tunggu… apa kamu… menghitungnya?”Bianca mengangguk polos. “Terjadi begitu saja. Aku kan selalu menghitung. Itu refl

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   147. Malam Pertama

    Ballroom perlahan mulai lengang. Musik yang sejak tadi riang kini berganti menjadi iringan lembut, seolah menutup pesta megah yang baru saja berlangsung. Para tamu berjalan keluar dengan senyum puas, masing-masing menerima sebuah kotak mewah yang sudah ditata rapi di meja dekat pintu keluar.Kotak dalam balutan hitam matte dengan pita abu-abu mengilap. Di dalamnya ada satu set aromaterapi edisi khusus dari Richmont Fragrance, perusahaan wewangian terkenal dunia, lengkap dengan minyak esensial beraroma romantis. Tidak hanya itu, di sudut kotak terletak sebuah diffuser kecil berlapis emas—produksi terbatas dari Gold Dy yang merupakan perusahaan perhiasan kekinian dan memiliki cabang di beberapa negara besar.Seorang tamu berbisik kagum pada istrinya saat berjalan menuju lobi, “Souvenirnya luar biasa. Rasanya ini bukan sekadar hadiah, tapi karya seni.”Komentar itu menggambarkan kesan yang sama yang dirasakan semua tamu. Pesta ini bukan hanya megah, tetapi juga penuh perhatian pada det

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   146. Sempurna

    Setelah prosesi sakral selesai, suasana ballroom berubah menjadi lebih santai. Musik lembut mengalun, para pelayan sibuk menghidangkan hidangan pembuka di meja-meja bundar yang dihiasi bunga putih-biru elegan. Para tamu, satu per satu, mulai menghampiri Geo dan Bianca untuk mengucapkan selamat.Ketua dan pengurus RT di komplek perumahan tempat Bianca tinggal, menjadi yang pertama mendekat. Pria paruh baya itu tersenyum lebar sambil menyalami Geo.“Selamat ya, Pak Geo, Bu Bianca. Kami baru tau kisah kalian sebegitu harunya.”“Persis film drama, ya.”“Syukurlah kalian bisa bersatu kembali.”Bianca membalas dengan senyum penuh rasa hormat. “Terima kasih banyak, bapak-bapak dan Ibu-Ibu.”Setelah itu, kepala sekolah Blue dan Grey, ditemani beberapa guru, ikut maju. Sang kepala sekolah menyalami keduanya dengan hangat. “Selamat atas pernikahannya, Bu Bianca, Pak Geo. Kami benar-benar turut merasakan kebahagiaan yang ditularkan Blue dan Grey.”Geo mengangguk penuh kebanggaan, matanya melir

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   146. Sempurna

    Setelah prosesi sakral selesai, suasana ballroom berubah menjadi lebih santai. Musik lembut mengalun, para pelayan sibuk menghidangkan hidangan pembuka di meja-meja bundar yang dihiasi bunga putih-biru elegan.Para tamu, satu per satu, mulai menghampiri Geo dan Bianca untuk mengucapkan selamat.Ketua dan pengurus RT di komplek perumahan tempat Bianca tinggal, menjadi yang pertama mendekat. Pria paruh baya itu tersenyum lebar sambil menyalami Geo.“Selamat ya, Pak Geo, Bu Bianca. Kami baru tau kisah kalian sebegitu harunya.”“Persis film drama, ya.”“Syukurlah kalian bisa bersatu kembali.”Bianca membalas dengan senyum penuh rasa hormat. “Terima kasih banyak, bapak-bapak dan Ibu-Ibu.”Setelah itu, kepala sekolah Blue dan Grey, ditemani beberapa guru, ikut maju. Sang kepala sekolah menyalami keduanya dengan hangat.“Selamat atas pernikahannya, Bu Bianca, Pak Geo. K

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   145. Moment Bahagia

    Geo maju selangkah, menundukkan kepala hormat pada Billy. Ia melirik Bianca, lalu menoleh pada calon kakak iparnya. “Billy,” suaranya bergetar, namun mantap. “Aku tahu aku bukan pria sempurna. Aku pernah membuat banyak kesalahan… terutama pada keluargamu.”Bianca menatap Geo, matanya melembut, tapi Geo tetap memandang Billy dengan tekad.“Tapi hari ini, di hadapanmu… di hadapan semua orang yang kami cintai… aku berjanji.” Nafasnya terdengar berat, seolah menahan emosi yang menyesak di dada.“Aku berjanji akan menjaga Bianca dengan segenap hidupku. Aku akan membuatnya tersenyum, bahkan ketika dunia tidak berpihak. Aku akan berdiri di sampingnya—dalam senang, dalam susah, sampai napas terakhirku.”Suara Geo sempat tersendat. Jemarinya mengepal, berusaha menahan getaran di tubuhnya. Tamu-tamu terdiam, larut dalam ketulusan yang mengalir begitu nyata dari setiap kata.Bahkan musik latar yang lembut pun terasa seakan ikut berhenti memberi ruang pada janji itu.Billy menarik napas panjang.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status