Share

30. Makan Malam

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-15 13:32:41

Bianca sesekali melirik ke samping. Billy sedang latihan berjalan menggunakan tongkat. Langkahnya semakin jauh, dan ia sangat senang melihat perkembangan tersebut.

Apalagi, setelah mereka pindah, Billy semakin semangat berlatih. Terapis hanya datang dua kali seminggu, namun Billy latihan setiap hari.

Bianca mengacungkan jempol kala bertatapan dengan Billy. Ia bertepuk tangan saat melihat sang kakak perlahan menghampirinya.

“Yeayy... berhasil!” Bianca kembali bertepuk tangan lebih keras kala Billy mencapai mejanya.

“Huufhht. Capek juga.” Billy terkekeh lalu menjatuhkan bokongnya di sofa.

Bianca memberikan segelas air dingin yang langsung ditenggak Billy. Sambil bersandar pada punggung sofa, Billy melirik layar laptop sang adik.

“Belum ada yang cocok pekerjaannya?”

Kepala Bianca menggeleng. Ia memperlihatkan layarnya pada Billy.

“Hampir semua perusahaan besar ada korelasinya dengan perusahaan Willson.”

“Willson itu banyak bidang usaha, Bi. Apalagi, kalau kamu mencari pekerjaan di bidang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   31. Blue dan Grey

    Di ruang bersalin yang bercahaya putih terang, suara detak monitor jantung berpadu dengan napas terengah Bianca. Billy berdiri di sisi tempat tidur, menggenggam tangannya erat, sementara Windy berada di sisi lain, mengelap keringat di dahinya.“Sedikit lagi, Bianca! Tarik napas… dorong!” suara dokter memberi arahan dengan tegas namun penuh semangat.Tangisan pertama pecah, memenuhi ruangan. Seorang bayi lelaki mungil, kulitnya kemerahan, diangkat tinggi sebentar sebelum dibersihkan.“Selamat, ini bayi pertamanya! Lelaki!”Air mata mengalir di pipi Bianca, tapi ia belum sempat memeluk putra pertamanya ketika rasa sakit kembali menyerang. Hanya beberapa menit kemudian, tangisan kedua terdengar—bayi kembar lelaki keduanya lahir dengan suara tangis yang lebih lantang, seolah dunia harus tahu ia sudah datang.Keduanya diletakkan di pelukan Bianca. Hangat, kecil, namun terasa begitu nyata. Bianca menatap wajah mereka bergantian… dan jantungnya berdetak tak karuan. Garis rahang mungil itu, h

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   30. Makan Malam

    Bianca sesekali melirik ke samping. Billy sedang latihan berjalan menggunakan tongkat. Langkahnya semakin jauh, dan ia sangat senang melihat perkembangan tersebut.Apalagi, setelah mereka pindah, Billy semakin semangat berlatih. Terapis hanya datang dua kali seminggu, namun Billy latihan setiap hari.Bianca mengacungkan jempol kala bertatapan dengan Billy. Ia bertepuk tangan saat melihat sang kakak perlahan menghampirinya.“Yeayy... berhasil!” Bianca kembali bertepuk tangan lebih keras kala Billy mencapai mejanya.“Huufhht. Capek juga.” Billy terkekeh lalu menjatuhkan bokongnya di sofa.Bianca memberikan segelas air dingin yang langsung ditenggak Billy. Sambil bersandar pada punggung sofa, Billy melirik layar laptop sang adik.“Belum ada yang cocok pekerjaannya?”Kepala Bianca menggeleng. Ia memperlihatkan layarnya pada Billy.“Hampir semua perusahaan besar ada korelasinya dengan perusahaan Willson.”“Willson itu banyak bidang usaha, Bi. Apalagi, kalau kamu mencari pekerjaan di bidang

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   29. Mereka Menghilang

    Tuhan memang maha baik. Kepindahan Bianca berjalan lancar. Mereka mendapat rumah atas referensi Windy.Rumah di pinggir kota dengan halaman asri. Windy bilang penduduk di sana tidak suka mencampuri urusan orang lain. Jadi, tidak akan ada yang membicarakan kenapa Bianca memiliki anak tanpa seorang suami.“Kok Bil-Bil bisa tau Windy menjual rumah ini, sih?”“Kalau sedang nemenin aku, Windy banyak cerita tentang kotanya ini. Ia juga punya rumah keluarga di sini.”Bianca mengangguk. “Iya. Saat aku tanya, Windy bilang ia juga akan resign sebagai perawat karena neneknya sakit dan ia diminta merawat neneknya itu.”“Betul. Windy itu baik banget.”Bianca memandang sang kakak yang sedang berlatih beban dengan mengangkat barbel seberat masing-masing dua kilo di kedua tangannya. Tetapi, bukan latihannya yang membuat Bianca heran.Ekspresi Billy seperti... entah. Sulit diungkapkan. Saat bicara tentang Windy, rasanya Billy senyum-senyum sendiri.“Bil-Bil suka Windy, ya?”Billy terlihat kelabakan. I

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   28. Lembaran Baru

    Bianca menerima uang sebanyak tiga milyar di rekeningnya. Ia mengembuskan napas perlahan sambil mengelus perutnya.“Come on, babies. Waktu untuk pindahan sekarang. Jangan rewel, ya.”Persis seperti ketika Bianca pergi dari mansion Geo, ia tidak butuh lama berkemas. Barangnya memang tidak banyak. Bianca menyeret kopernya dan masuk ke kamar Billy.Ternyata, sang kakak juga sudah siap. Saat masuk, Billy sedang mengamati peralatan terapi yang terpasang permanen di kamar tersebut.“Nanti di rumah baru, aku juga akan pasang alat-alat ini untuk Bil-Bil latihan jalan.”Billy menoleh dan mendongak menatap sang adik. Tersadar, ada perubahan pada wajah di depannya. Sejak kapan wajah cantik Bianca yang selalu tersenyum menggemaskan jadi keras seperti itu?“Jangan khawatir, Bil-Bil. Aku sudah cukup berpengalaman untuk bisa bekerja online. Kita akan bertahan.” Bianca bicara tegas pada kakaknya.Billy memutar kursi rodanya. Ia mengaitkan jari-jarinya dan menatap Bianca.“Adik Biil-Bil sudah sangat d

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   27. Surat Cerai

    Bianca tidak berhasil menemukan jawaban tentang Amara. Pelayan yang datang tidak pernah berterus-terang. Mereka tersenyum tipis menjawab setiap rasa penasarannya.Lalu, suatu sore saat Bianca dan Billy sedang duduk dan menonton, layar televisi memberitakan tentang Geo.“Setelah sembuh dari kecelakaan, Geoff dikabarkan bertunangan dengan Amara Blezenka. Informasi yang kami dapatkan, mereka juga akan melangsungkan pernikahan tahun ini.”Bianca menahan napas kala Billy menoleh dan menatapnya. Ia belum bercerita tentang polemik bayi yang dikandungnya ini.“Jangan diam saja, Bianca. Lakukan sesuatu.” Billy berkata pelan. “Aku percaya padamu, adikku.”Setelah berkata demikian, Billy memindahkan diri dari sofa ke kursi roda. Bianca tau, sang kakak sangat sedih mendengar kabar tersebut.Bianca menyandarkan tubuhnya. Geo akan menikahi wanita cantik itu. Artinya sebentar lagi, lelaki tersebut akan menceraikannya.Saat masih berpikir apa yang akan ia lakukan, bell di pintu berdering. Bianca memb

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   26. Billy Boleh Pulang

    Semenjak pindah, Bianca jadi lebih leluasa menjenguk Billy. Ia sangat senang melihat perkembangan Billy semakin meningkat. Semua karena terapi-terapi yang intensif dilakukan.Billy sekarang bisa berjalan-jalan menggunakan kursi roda, pergi ke kamar mandi sendiri dan mulai dapat mengurus dirinya tanpa banyak bantuan.“Tuan Billy sudah bisa keluar dari rumah sakit dan rawat jalan di rumah.” Windy – perawat yang setiap hari berjaga dan merawat Billy berkata pada Bianca.Tentu saja Bianca senang sekaligus dilema. Apa ia bisa membawa Billy ke penthouse milik Geo?“Bagaimana? Aku rasa itu yang terbaik. Apalagi kamu bekerja online, kan?”Bianca mengangguk. “Iya. Terima kasih infonya. Aku akan bicara dengan Billy lebih dulu.”Pelan, Bianca melangkah ke ruang perawatan. Billy sedang menonton pertandingan bola dengan wajah antusias.“Bianca.” Billy menunjuk layar televisi. “Aku... menang.”Bianca terkekeh. Senang mendengar sang kakak bicara utuh meski tidak terlalu jelas.“Menang? Memang yang t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status