Share

Bab 6

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2022-10-27 10:07:19

"Eh kalian tau gak,  ternyata si Riri itu beneran jadi simpanan lho, " ucap Bu Ida pada para pembeli, posisinya Bu Ida sedang duduk di kursi dengan arah membelakangi jalan,  begitu juga dengan para langganan warung Bu Ida,  selain jadi langganan warung,  mereka juga menjadi langganan ibu-ibu tukang ghibah.  Sementara posisiku ada di belakang mereka kebetulan aku memang ingin membeli sesuatu di warung Bu Ida,  jadi tentu saja mereka tidak tahu jika aku mendengar obrolan mereka tentangku. Dan aku pun memang sengaja tidak bersuara lantaran ingin tahu mereka akan bicara ap tentangku. 

"Ah masa sih Bu?  Tau darimana?  Nanti kita malah fitnah lagi. "

"Yah,  Bu Kesi ini gak update informasi di desa ini sih,  kan beritanya udah kemana-mana, Bu. "

"Iya Bu Kesi,  saya juga udah dengar beritanya,  tapi ya gitu deh, saya mah diem aja,  soalnya takut fitnah, " timpal Bu Lela. 

"Eh Bu Lela,  itu semua benar,  aku tau sendiri dari si Lintang, dia sendiri yang ngomong ke aku," ucap Bu Ida. 

"Ah masa sih, Bu? "

"Iya serius ,katanya si Lintang liat ada pria datang ke rumah Riri dan nganterin sembako banyak banget ke rumah Riri,  terus lagi katanya hutangnya si Riri sama Lintang itu di bayarin sama itu orang. "

"ApA,  yang bener, Bu? " ucap  Bu Lela dan Bu Kesi secara bersamaan dengan nada terkejut,  sebenarnya bukan hanya mereka yang terkejut, tapi aku pun juga sama terkejutnya. 

"Jadi hutangku dan Mas Anam sama Lintang sudah dibayar?  Tapi siapa mereka?  Kenapa tiba-tiba datang dan membantu keluargaku secara berlebihan begini?  Ah, semakin aku memikirkannya semakin pusing rasanya," gumamku dalam hati. 

"Wah,  udah gak bener itu,  kalau gak ada apa-apa gak mungkin bisa semua hutang dibayarin begitu aja,  udah jelas ini sih Riri jadi simpanan, " ujar Bu Kesi. 

"Iya,  sekarang mah jangan dekat-dekat dia pokoknya,  takut apes."

"Apes gimana, Bu? "

"Ya apes lah,  orang jadi simpanan kan berarti berzina, " ucap Bu Ida yang membuat kedua bola mataku seakan ingin keluar dari tempatnya. 

Cukup sudah rasanya dia selama ini memfitnahku sekeji itu,  selama ini aku masih sangat segan karena biar bagaimanapun hanya Bu Ida tempat aku berhutang membeli beras,  meskipun itu juga harus mendengar suara sinisnya padaku. 

"Ini tidak bisa dibiarkan,  aku harus memberi pelajaran pada nenek peot itu,  sudah cukup selama ini aku diam jika dihina,  fitnahan mereka padaku kali ini sungguh tidak bisa aku maafkan," batinku geram.

"Duh enaknya yang lagi bergosip ria memfitnah orang secara keji sampai tidak sadar jika yang difitnah sedari tadi sudah ada di belakang kalian," ucapanku membuat ketiga orang yang masih asyik bergosip itu seketika menolehkan kepalanya ke arahku. 

"Riri, " ucap Bu Kesi dan Bu Lela lirih sembari menutup mulut dengan tangannya,  tapi itu tidak berlaku buat Bu Ida,  sorot mata tajamnya ia berikan padaku,  seolah ingin menerkamku bulat-bulat.

"Kenapa Bu Ibu,  kok pada bengong,  ayo teruskan menggosipnya, aku kan masih mau dengar."

"Siapa yang gosip,  apa yang kita obrolin itu kenyataan, " ujar Bu Ida sinis. 

"Kenyataan menurut siapa?  Menurut Bu Ida kan? " 

"Lho,  kan memang begitu faktanya,  bahkan adik iparmu sendiri yang ngomong ke aku,  kalau mau protes ya sana si Lintang itu! " sentak Bu Ida,  jika biasanya aku menciut mendengar suaranya yang sudah seperti kaleng rombeng,  tapi tidak kali ini,  aku harus melawan,  mau sampai kapan aku di injak-injak terus olehnya, toh selama ini bukan dia yang kasih aku makan,  biarpun aku sering berhutang tapi kan tetap aku bayar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Agus Salim
ceritanya GK berbobot
goodnovel comment avatar
Amir Udin
apl yg buruk...critax sepotong
goodnovel comment avatar
Amir Udin
apl yg buruk...critax sepotong
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWAN   Bab 90

    "Sudahlah Kartika. Kita baru satu hari di sini. Bersabar saja dulu. Setelah nanti kita laksanakan rencana kita dan berhasil maka kita akan tendang mereka semua dari sini, lagian bukankah kamu tertarik sama Amar waktu papa kasih lihat ftonya padamu? Apa kamu gak mau menyingkirkan Aliyah dari kehidupan Amar?" ucap papa yang membutku sedikit terbellak. Rupanya ada bibit pelakor kecil dalam rumah tanggakuYah, meskipun aku sudah menduganya hanya saja aku tidak sangka jika keluargaku akan dihinggapi benalu seperti mereka. Bergegas kumatikan mode rekam di ponselku. Kurasa ini semua sudah cukup sedikit bukti. Nanti akan kucari tahu apa rencana mereka tentang ini.***"Assalamualaikum!"Suara Mas Amar terdengar dari balik pintu. Be

  • KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWAN   Bab 89

    "Kau pikir kau siapa mau menyamakan posisimu dengan suami dan anak-anakku? Apa perlu kuingatkan lagi kalau posisimu dan Papamu itu di sini hanya menumpang? Jadi, sadarlah diri sedikit karena tidak selamanya seorang tuan rumah itu harus welcome pada tamunya," desisku sembari menatap tajam wajah Kartika yang memuakkan itu."Kalau aku tidak mau lalu kau mau apa?" tantang Tika yang juga membalas tatapan mataku tajam."Dengan senang hati aku akan mempersilahkanmu dan Papamu untuk angkat kaki dari rumahku ini," ucapku penuh penekanan. Perlu Kartika ketahui jika seorang Aliyah tidak pernah main-main dalam perkataannya."Memangnya ini rumahmu? Ini rumah Mas Amar, Mas Amar itu kakakku, jadi aku dan Papa juga berhak dong tinggal di sini."

  • KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWAN   Bab 88

    "Ini sarapannya, Yah, kalian juga cepat dimakan sarapannya, ini sudah jam enam lebih lima belas menit sebentar lagi masuk sekolah nanti telat," ucapku pada mas Amar dan ketiga anakku yang masing-masing sudah duduk di kursi makan.Tiba-tiba saja papa dan Kartika datang. Tampak sekali kalau mereka baru bangun tidur. Hal itu bisa terlihat dari wajah papa dan Kartika yang terlihat kusut serta papa yang masih menggunakan piyama dan Kartika yang masih menggunakan daster sebatas lutut.Astaghfirullah … bukankah mas Amar kemarin suda mewanti-wanti Kartika untuk memakai baju lebih sopan jika ingin tinggal di sini? Tapi lihatlah penampilan dia saat ini, daster yang dikenakannya selain hanya sebatas di atas lutut juga tidak memiliki lengan dengan bentuk kerah yang rendah ke arah dada."Wah, udah pada sarapan aja, kok gak bangunin kita?" ucap papa membuka percakapan sembari sesekali ngelap iler di sudut bibi

  • KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWAN   Bab 87

    "Apa kamu gak mau gitu memberikan dukungan moril sama aku?" ucapku sembari tersenyum penuh arti. Aliyah yang seolah mengerti maksudku pun turut tersenyum serta. Ah, sungguh indah ciptaanMU Tuhan. Beruntungnya aku memiliki istri sepertinya."Tadi 'kan sudah diberi dukungan moril.""Itu 'kan moril pada umumnya. Kalau yang aku maksud moril yang jalur khusus, ah masa Bunda gak paham maksud Ayah sih?""Hahaha, kamu ada-ada sih, Yah, udah kayak kendaraan saja ada jalur khususnya," ucap Aliyah sembari tergelak memperlihatkan lesung pipinya yang membuat tambah manis wajah istriku itu.Tiba-tiba saja ada yang berdesir dalam dada ini. Ah, aku jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya pada istriku sendiri. Akhirnya aku dan Aliyah pun memadu kasih dalam balutan hubungan halal ini.Pov AliyahAku mengusap keringat di dahi mas Amar, suamiku. Kami baru

  • KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWAN   Bab 86

    "Oh iya, mulai besok baik itu di rumah maupun di kedai jangan lagi berpakaian seperti ini. Terutama di rumah ini, sakit mataku lihat kancing bajumu yang sedari tadi seperti tersiksa karena dipaksa menahan tubuhmu yang besar itu. Pakailah pakaian yang sopan, atau kalau tidak dengan senang hati aku akan memintamu angkat kaki dari rumah ini!" ucapku pada Kartika sembari berdiri berniat ingin meninggalkan ruang tamu yang terasa panas."Iya-iya, Mar, kamu tenang saja, Kartika setelah ini akan memakai baju tertutup kok," ucap Papa cepat."Baguslah kalau begitu, oh iya, Bun, tolong bilang sama Ibu dan Bapak, kita ke rumah mereka besok saja, ini sudah sore takut kemalaman di jalan," ucapku pada Aliyah sebelum benar-benar meninggalkan ruang tamu dan masuk ke dalam kamarku.***"Yah, kamu kenapa?" tanya Aliyah sembari mengusap-usap dadaku yang kata orang bidang akibat dulu setiap hari selalu mendorong gerobak mie ayam

  • KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWAN   Bab 85

    Mungkin dulu aku akan menasehati mati-matian jika istriku Aliyah bertindak barbar dan berbicara frontal pada kakak, almarhum adiknya juga pada Bapak mertuaku. Tapi, kini aku merasakan sendiri bagaimana rasa sakit itu muncul dari dasar hati. Sungguh kali ini aku menyesal kenapa dulu berbuat terlalu baik sama orang-orang yang sudah menyakiti istriku."Huft ... "Kuhembuskan napasku demi menghilangkan sesak yang tiba-tiba menghantam dada."Mas, jangan begitu, biar gimana pun beliau orang tua kamu. Bukankah Mas sendiri yang menyuruhku agar selalu menebar kebaikan dan kesabaran dalam menghadapi sesuatu?"Suara merdu Aliyah mampu menghipnotis pikiranku. Yah, aku lupa jika aku pernah menasehatinya seperti itu. Aku seperti seorang pecundang yang pandai menasehati tapi tidak pandai mengerjakan nasehat yang kubuat."Baiklah, mau berapa lama kalian numpang di sini?"&

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status