Share

LEMBAR KE-4

Ziu mendadak terbangun. Keringat membasahi tubuhnya. Ternyata, semua yang tadi terlihat olehnya hanyalah mimpi. Namun, mengapa dadanya benar-benar terasa sakit? Entah mengapa jantungnya begitu berdebar kali ini. Ada apa sebenarnya dengan buku ini? Mengapa seolah-olah Ziu merasa kehilangan sesuatu setelah menemukan buku itu?

Dia kemudian memandang langit-langit kamarnya. Ziu lalu melihat tangannya yang tampak bergetar hebat. Rasa takut itu benar-benar terasa sangat nyata. Ziu benar-benar ingin melupakannya.

Perempuan yang tengah ketakutan itu berusaha mengatur nafasnya. Setelah dapat menenangkan diri, Ziu akhirnya turun dari ranjangnya dan segera mengambil air minum. Saat ini, tenggorokannya terasa sangat kering..

Keesokan harinya dia membawa buku itu ke tempat kerjanya. Dia menunjukkan buku itu kepada Tena. Tetapi sama seperti Ziu, Tena juga tidak mengetahui perihal buku itu.

“Coba kamu tanyakan kepada semua pihak yang mengirim benda-benda ke museum ini. Mungkin ini salah satu dari milik mereka,” pesan Ziu kepada Tena.

“Baik, Miss. Jika sudah ada kabar saya akan segera kabari,” jawab Tena sambil menganggukkan kepalanya.

Karena rasa tanggung jawabnya, Ziu membawa buku itu kembali ke rumahnya. Dia memutuskan untuk menyimpannya laci meja tulisnya. Ziu merasa laci meja tulis di kamarnya adalah tempat yang aman bagi buku itu saat ini.

Tak terasa satu minggu telah berlalu. Ziu rupanya sudah agak melupakan buku kuno tersebut. Hal itu terlihat dari aktifitas Ziu tidak tertuju kepada buku itu lagi. Dia sudah sibuk dengan tugasnya sebagai kurator museum.

“Tena, untuk event terdekat tolong mulai dibuat konsepnya, ya,” pinta Ziu ketika berjalan pulang. Tena yang berjalan di sampingnya mencatat permintaan Ziu.

“Kalau kita kasih konsep seperti zaman kerajaan bagaimana, Miss? Soalnya kebanyakan benda-benda terbaru kita berasal dari zaman itu,” saran Tena sambil memeriksa buku catatannya.

“Bisa saja, sih. Kamu susun saja detailnya. Berikan ke saya jika kamu rasa sudah siap,” ujar Ziu sambil merapikan jaket yang dia pegang.

Tena tersenyum karena idenya diterima oleh Ziu. “Baik, Miss. Terima kasih banyak.”

“Kalau begitu saya pulang dulu, ya. Kamu dan yang lain juga pulang.” Ziu berpamitan dulu karena harus pulang lebih awal. Dia merasa kurang enak badan.

Ziu menyalakan mobilnya dan melaju di tengah hawa malam yang sangat dingin. Bahkan ketika berada di dalam mobil pun, dirinya masih merasa hawa dingin.

Di sepanjang perjalanan pulangnya, Ziu merasa ada sesuatu yang terasa berbeda. Dia melihat langit yang tampak tidak seperti biasanya. Malam ini terasa lebih terang dibandingkan malam-malam sebelumnya. Ziu menyalakan radio. Dia berpikir mungkin ada penjelasan mengenai hal yang dia lihat saat itu.

[Penduduk di beberapa belahan dunia sedang merasa gelisah karena terdapat kejadian yang luar biasa aneh. Langit malam ini terasa lebih terang jika dibandingkan dengan malam sebelumnya. Banyak yang menghubungkan hal ini tentang kedatangan alien, monster, bahkan pertanda kiamat.]

Ziu menghela nafas. Perjalanannya agak tersendat karena jalan hampir dipenuhi oleh orang-orang yang berhenti di tepi jalan. Mereka penasaran dengan langit yang menjadi terang. Seakan-akan sekarang seperti siang, bukan malam hari.

“Apa mereka harus berhenti sekarang? Di tempat ini? Jalan raya bukan tempat piknik keluarga. Mereka membahayakan diri mereka sendiri dan juga orang lain.”

Ziu mengeluarkan isi hatinya di dalam mobil. Dia ingin segera sampai di rumah dan beristirahat. Tetapi harus terkendala hal seperti itu.

[Menurut pengamat, hal ini bisa terjadi di belahan bumi manapun. Ini adalah fenomena alam biasa yang tidak perlu membuat kita terlalu khawatir. Hal ini tidak akan mempengaruhi keselamatan para pengguna moda transportasi darat, laut, maupun udara.]

Ziu mematikan radio mobilnya. Kini dia paham mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Ziu mencoba untuk tetap tenang sambil terus memacu mobilnya.

Setelah agak lama tersendat, perjalanan Ziu menuju rumah kembali lancar seolah-olah kemacetan tadi tidak pernah ada. Dia sudah keluar dari kemacetan tadi. Tanpa waktu lama, Ziu sudah sampai di rumahnya.

Perempuan cantik itu pun segera membersihkan dirinya. Rasa segar segera Ziu rasakan setelah selesai membersihkan diri. Namun, saat Ziu sedang mengeringkan rambut, muncul keinginan untuk membuka laci mejanya.

Ziu kemudian membuka laci mejanya secara perlahan. Di tempat itu, terletak dengan tenang buku kuno yang hampir dia lupakan.

Segera, Ziu mengulurkan tangannya ke dalam laci tersebut. Ziu mengambil buku itu dan dengan perlahan membuka lembar demi lembar kertas di dalamnya. Entah mengapa, kali ini jantungnya berdegup begitu kencang. Apakah ada sesuatu yang akan terjadi?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status