KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 34. **PoV Sandrina. "Terima kasih, Damar. Kamu sudah berkenan membantuku," ucapku padanya setelah sidang perceraian selesai. Aku merasa lega. Beberapa saat lagi persidangan maka aku resmi bercerai dari Mas Alif. Tidak ada tempat untuk seorang pengkhianat di sisiku. "Tidak masalah, Bu. Saya sangat senang membantu Ibu." Damar mengulas senyum membuat aku bahagia. Aku kembali memicingkan mata mendapati perasaanku sendiri. Aku harus fokus pada perceraian. Tak boleh memikirkan tujuan lainnya. "Saya minta maaf juga, Bu. Karena tadi berkata yang tidak sopan pada Ibu." "Tidak masalah," ucapku. Setelah urusan kantor selesai aku merasa rindu dengan anak Panti. Aku meminta Damar membawaku ke sana. Sampai di sana, aku di sambut anak-anak Panti itu. Mereka seakan sudah kenal dekat dengan ku. "Bawa apa, Ibu Sandrina?" tanya Rahmat anak laki-laki yang berusia delapan tahun hari itu. "Hei, sini. Jangan panggil Ibu. Kamu panggil aja Bunda," kataku memberikan plastik
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 35.**PoV Author"Siapa yang mau bertemu denganku?" "Mas Alif, Mbak!" kata Nisa. "Jangan kamu izinkan dia masuk. Aku gak mau bertemu dia. Biarkan saja dia!" ujar Sandrina. "Baik, Mbak," sahutnya. Sandrina tak akan pulang ke rumah. Dia akan menginap saja di hotel berbintang malam ini. Wanita itu gak mau bertemu dengan Alif. Setiba di Hotel, Sandrina langsung merebahkan diriku di kasur king size. Sebenarnya lebih nyaman berada di rumah tetapi Alif gak akan berhenti menggangu. Entah apa lagi maunya, yang pasti mereka akan segera berpisah. Tinggal menunggu ketuk palu saja karena Sandrina sudah menyerahkan semua bukti ke Pengacara. Mereka pasti bisa bekerja dengan baik. Pagi hari sebelum ke kantor. Sandrina lebih dulu menuju butik. Dia juga harus meluangkan waktu untuk melihat dan mengontrol butik, walau tak ada waktu merancang pakaian. Paling tidak melihat hasil rancangan beberapa orang termasuk Nisa. Jika bagus, maka akan di produksi. "Bagaimana, Mbak?" ta
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 36. **PoV Author. Rasanya kepala Sandrina begitu sakit. Rasanya sangat sakit dan berputar. Perlahan kesadaran nya kembali. "Bu, Sandrina." Sandrina mendengar suara itu. Suara yang sepertinya di kenal. "Damar ...," sahut Sandrina pelan.Mengapa Damar ada di sini? Sejak kapan dia di sini? Aku juga ada di rumah sakit. Terbaring lemah. Apa yang terjadi? Banyak pertanyaan yang Sandrina belum tahu jawabannya. "Assalamualaikum." Suara Nisa terdengar oleh Sandrina. Sandrina mencoba mengingat. Dia mengunjungi Faiz dan tak sengaja berjumpa Miranti. Lalu Alif ada di parkiran. Dia dengan sengaja menculik Sandrina untuk sebuah tujuannya. Karena Sandrina berontak. Terjadilah kecelakaan itu Kemana Alif? Apa dia sudah di tangkap Polisi?"Mbak, Sandrina." Nisa mendekati lalu memegang tangan nya perlahan. "Nisa. Apa yang terjadi padaku?" Damar bergegas memanggil Dokter. Karena Sandrina sudah sadar. Nisa yang berada di sisinya. "Mbak kecelakaan. Bersyukur tak apa-ap
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 37. **PoV Author"Mas, kamu mau ke mana? Apa yang sebenarnya terjadi?" "Aku hanya nekat. Nekat saja karena kesal melihat Sandrina. Dia sudah membuat hidupku hancur!" "Kamu bicara apa sih, Mas?" "Aku harus cari tempat aman agar bisa bersembunyi sementara waktu karena Sandrina kecelakaan dan aku yang menyebabkan dia celaka." Miranti begitu heran dengan yang terjadi. Karena Alif mengalami sejumlah luka. Tangan dan kaki nya terluka. Walaupun tak parah tetap saja mengeluarkan darah yang banyak. Suster yang masuk harus membersihkan dan menutup lukanya. "Jadi Sandrina mati?" tanya Miranti berharap itu benar. "Enggak tahu. Aku keburu lari karena takut. Jangan sampai orang tahu kalau aku biang keladi dia celaka!" "Kamu memang nekat, Mas. Terus, setelah ini bagaimana?" "Ini semua aku lakukan karena kamu dan juga Ibu di kampung yang membuatku pusing karena kalian selalu minta uang!" Alif mengacak rambutnya frustasi. Entah bagaimana nasibnya setelah ini. "Itu m
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS. 38**PoV Author.Sandrina merasa malu saat Damar membisikkan sesuatu ke telinganya. Jantungnya berulah. Padahal dia hanya menawarkan pernikahan palsu tetapi perbuatan Damar berhasil membuat dirinya merasa panas dingin. "Baik, kalau begitu. Besok kita buat poin-point pernikahannya. Tidak akan menguntungkan aku saja tetapi kamu juga," kata Sandrina meringis. "Apakah aku juga boleh mengajukan syarat?" Damar sekarang sudah tak canggung ber-aku dan kamu dengan Sandrina. "Asalkan tidak merugikan kedua belah pihak dan kita sama-sama setuju." "Baiklah, kamu istirahat saja dulu. Aku akan pikirkan syarat ku." Damar memaksa Sandrina berbaring dan menyelimuti wanita itu. "Baik. Aku tidur dulu. Kamu juga jangan begadang. Selamat malam," ucap Sandrina dengan perasaan malu dan membalik badannya. Dia bersegera menutup mata. Damar tertidur di sofa tunggu rumah sakit. Dia tersenyum sebentar melihat punggung Sandrina. Setelah istri dan anaknya tiada. Damar tak pernah mem
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 39.**"Suara apa itu, Mas?" tanya Miranti ketakutan. Alif juga merasa takut setelah Miranti mengatakan itu, pasalnya, dia sekarang buronan. Sandrina tak akan menyerah. Wanita itu pasti lapor Polisi dan dia sedang terancam. Alif bersegera mengambil kayu dengan tangan yang kokoh seperti tadi. Dia menggenggam kayu itu untuk siap memukul orang. Mereka ke depan dengan perasaan was-was. Begitu sampai di depan. Tidak ada apa-apa. "Aaa ...." Miranti menjerit melihat ada ular di depannya. Ular berukuran sedang. Ular sejenis cobra yang siap mematuk. Kepalanya sudah naik. Alif kebingungan. Dia juga merasa takut. Ular bukan binatang agresif tetapi jika di ganggu maka dia akan melawan. "Buka pintu nya, Mir!" ucap Alif.Miranti melangkah cepat membuka pintu karena dia juga takut. Beberapa kali Alif mengusir ular itu agar keluar. Hingga akhirnya ular itu keluar juga. Miranti segera menutup pintunya. "Kenapa ada ular, Mas. Kok bisa masuk?" "Tentu saja, Mir. Ini bukan r
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 40**PoV Author. Sandrina membenamkan wajahnya di atas bantal. Dia masih teringat perkataan Damar kemarin. Bertemu dengan nya saja Sandrina merasa malu setengah mati. Perceraian dengan Alif masih enam bulan saja. Masa sih harus secepat itu cari ganti. Walaupun Sandrina tak bisa memungkiri kalau dia juga ada rasa ke Damar karena lelaki itu baik. "Tujuanku bukan uang, Sand. Aku sayang beneran sama kamu." Mata Sandrina melotot tak percaya mendengar ucapan Damar. "Sayang?" "Iya. Sikap kamu padaku. Semua yang kamu lakukan membuat aku sayang beneran sama kamu," kata Damar dengan malu-malu. "Kamu jangan becanda deh, Damar." "Aku serius. Kamu lihat di mata aku hanya ada kamu, Sand. Maaf aku gak bisa berkata-kata romantis. Aku gak pandai merayu. Tapi, aku cuma sayang nya sama kamu buka Tissa." Sandrina meringis merasa tak enak. Karena perbuatannya membuat orang lain salah paham. "Tapi aku ..." Sandrina bingung mau berkata apa. Dia merasa gak enak. "Aku tahu
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 41**PoV Author. Miranti memeluk kaki Sandrina. Wanita itu benar-benar membuat Sandrina pusing menghadapi sikapnya. "Apa yang kamu mau dariku?" tanya Sandrina."Aku ingin menawarkan sesuatu kepadamu sesuatu yang tidak akan merugikan mu." Miranti memelas sambil terus memeluk kaki Sandrina."Kenapa kamu harus hadir lagi dalam kehidupanku? Aku nggak suka dengan segala sikapmu, Mir. Pergi dari rumahku!" hardik Sandrina marah. "Aku tidak akan pergi sebelum kamu melihat dulu apa yang aku tawarkan"Sepertinya aku tidak akan tertarik dengan tawaran mu!""Kamu belum melihatnya jadi bagaimana mungkin kamu bisa tertarik. Aku rasa kamu harus melihat apa yang aku bawa sekaligus permohonan untuk meminta bantuan padamu, San.""Baiklah jika seperti itu keinginanmu lebih bagus kamu melepaskan kakiku!"Miranti melepaskan kaki Sandrina. wanita itu mengeluarkan surat tanah milik abangnya. Miranti berharap rumah berhantu nya itu bisa dijual nya dengan Sandrina. Karena rumah itu