Share

Bab 33

Kuambil kertas putih bertuliskan tangan yang Mas Iqbal tinggalkan. Segera kubaca dengan hati menerka-nerka. Kenapa harus pakai surat-suratan segala? Adakah hal yang begitu rahasia yang dan penting sampai-sampai dia harus menulis surat ini dan tak membangunkanku?

Perlahan kubaca.

[Maaf gak bangunin kamu, Va. Mas anter Kenzo dulu ke bandara. Awalnya mau dianter Papa, tapi dia sakit perut. Mas segera pulang kok.]

Kenzo ke bandara? Oh berarti memang koper-koper yang semalam itu memang miliknya? Mau ke mana dia sampai-sampai sepagi ini harus sudah pergi.

Ya sudahlah, mau dikata apa lagi? Mas Iqbalnya juga sudah pergi. Aku bergegas turun dan merapikan tempat tidur. Senyum terkulum ketika melihat bantal di mana kami tadi malam berada dalam jarak yang begitu dekat.

Aku menggelengkan kepala dan lantas menuju ke kamar mandi yang ada di dapur untuk membersihkan diri. Masih sepi, sepertinya Bu Faridah memang belum bangun juga.

Usai mandi, lekas menunaikan shalat shubuh. Hari pertama di rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
kenzo bawa diri dan lara hati
goodnovel comment avatar
Anggiria Dewi
Kenzo patah hati ,makanya pilih pergi aja dripda tiap hari makan hati
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status