Share

kemarahan Ryan

“Dari mana saja kamu?” tanya Ryan setengah membentak. Terlihat jelas dari raut wajahnya bahwa dia tengah dikuasai amarah.

“Dari rumah mas Arga,” jawabku sembari menundukkan pandangan. Aku tak berani melihat sorot matanya yang seolah ingin menguliti.

“Ngapain kesana? Kangen?”

Nada suara Ryan terdengar sinis menyerupai sebuah ejekan.

“Aku hanya ambil barang-barangku saja kok, enggak lebih,” sahutku menahan kesal.

Bagaimana mungkin aku menyimpan rindu untuk seseorang yang telah mengkhianati dan menjualku? Rindu ingin melihatnya semakin menderita sih, iya.

“Kenapa enggak bilang dulu? Mereka itu berbahaya! Bagaimana nanti kalau kamu diikat lagi kaya kemarin? Harusnya kamu enggak usah ke sana!” sungutnya dengan wajah gusar.

Ah! Kenapa Ryan seperti mengkhawatirkan aku? Bukankah tidak seharusnya dia semarah ini?

“Iya, maaf,” sahutku lirih.

“Minta maaf itu gampang. Anak kecil juga bisa!” cibirnya.

Aku yang sedari tadi tertunduk takut, seketika punya keberanian untuk menatapnya tatkala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status