Share

Bab 14A

"Kenapa, Va? Ada masalah apa kok wajahmu mendadak tegang begitu?" Arumi mengernyitkan dahinya menatapku.

"Nggak. Biasalah si biang kerok," sahutku asal. Arumi tahu siapa yang kusebut biang kerok itu, justru dia yang memberi julukan spesial untuk perempuan itu.

"Ngomong apa dia? Sini biar aku yang balas. Aku lawan yang sepadan buat dia. Biar aku maki-maki saja perempuan tak tahu diri itu. Ngapain coba terus-terusan neror kamu. Sengaja buat kamu cemburu begitu?" sahut Arumi dengan kekesalannya lalu meminta handphone di tanganku.

"Sudah nggak apa-apa, Mi. Aku bisa handle sendiri masalah ini." Aku hanya tersenyum tipis, lebih tepatnya memaksa bibirku untuk tersenyum.

"Aku antar kalian pulang saja ya?" Mas Zain mengulang tawarannya. Mungkin karena melihatku dan Arumi belum juga mendapatkan taksi seperti yang kukatakan sebelumnya.

"Jangan, Mas. Aku sudah pesan taksinya kok. Mungkin sebentar lagi sampai." Kulirik Arumi dan Mas Zain bergantian. Arumi hanya mengangkat bahu saat Mas Zain m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
terlalu drama kamu zilva. apa yg kau harapkan dg bertahan?? apa kau bahagia dan suami mu meninggalkan istri sirinya. kau aja yg bodoh bertahan dg menghibur diri klu suami mu hanya mencintai mu dan terpaksa menikah lagi krn tak ingin di cap anak durhaka. cinta boleh dungu jangan.
goodnovel comment avatar
Nununk Mufrodin
mudur saja lah...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status