Share

4 | Alvah

Author: Piipo
last update Last Updated: 2022-02-28 19:35:45

Kyrena melangkah mendekati Luna yang tampak khawatir, saat gadis berambut ungu itu menangkap siluet Kyrena dengan cepat dia berlari mendekat. Luna memegang bahu Kyrena kemudian membulatkan matanya untuk melihat keadaan Kyrena, dari ujung rambut hingga ke ujung kaki terus seperti itu sebanyak 3 kali.

Luna menghela nafas saat mendapati Kyrena tidak terluka sedikitpun dan mengelus dadanya, ia seketika merasa lega dan jantungnya kembali berdetak normal. Kyrena melebarkan pandangannya dan mencari Lucien, yang sepertinya belum muncul sedari tadi. "Dia belum kembali?"

"Belum. Dibandingkan itu, kamu harus segera memberitahukan ku kemana saja kamu!? Aku takut terjadi sesuatu padamu!" tegas Luna.

"Aku hanya memetik bunga, aku ingin membuat mahkota saat dijalan nanti," jawab Kyrena dengan bahagia. Luna tidak bisa memarahinya, selama di perjalanan Kyrena cenderung menunjukkan raut wajah yang suram, kalau seperti ini Luna sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimanapun prioritasnya adalah membuat Kyrena bahagia dan tidak stress, kali ini Luna akan berbesar hati untuk memaklumi tindakan Kyrena demi kebaikan gadis itu juga.

Batang pohon di atas mereka berdua bergoyang, Lucien muncul dengan sihir tepat di atas mereka. Pria itu melepaskan masker yang dia gunakan dan turun dari batang pohon tersebut. Kyrena melambai dengan senyuman lebar sambil menunjukkan kantong yang berisikan bunga hasil petikan nya. Lucien menatap mereka berdua cukup lama hingga memberitahukan sesuatu.

"Kita akan segera berangkat. Mulai dari sini, sihir kalian tidak akan berguna secara baik karena matahari," lapor nya sambil merapikan tenda yang digunakan oleh mereka.

***

Di sepanjang perjalanan Kyrena tengah sibuk dengan bunga-bunga berwarna merah muda yang dipetik nya tadi. Luna hanya menatap tanpa ada niatan untuk mengganggu Kyrena dari kesibukan nya, terkadang Kyrena memang kekanak-kanakan.

Kereta kuda mereka sampai di gerbang perbatasan Alvah. Para petugas disana menghentikan kereta tersebut dan melakukan pemeriksaan yang ketat pada barang bawaan mereka, tidak lupa memeriksa surat izin untuk memasuki area kerajaan Alvah. Setelah berhasil melewati berbagai pemeriksaan, akhirnya kereta kuda mereka lolos dan melanjutkan perjalanan menuju Istana.

Cahaya matahari menyambut ketiganya dengan terang, barang barang disekitar sana memantulkan sinar matahari dan sejauh mata memandang air sangat melimpah di kerajaan ini. Kyrena tak bisa berbohong, ia takjub akan keindahan Alvah. Matanya bersinar-sinar memandangi kerajaan itu dari jendela. Burung merpati terbang berkelompok di atas langit yang biru, pepohonan tumbuh rindang dan subur, serta para penjala ikan dan petani yang melakukan kegiatan mereka. Semuanya tampak seperti dunia yang baru baginya. Kyrena cukup bahagia menikmati pemandangan yang baru itu, meskipun di satu sisi Dia memiliki perasaan sedih dan bersalah.

Drystan tidak mempunyai sesuatu seperti Alvah, yang bisa menikmati berbagai jenis makanan dan berwarna seperti yang dilihat olehnya saat ini. Meskipun begitu Kyrena tetap tersenyum, setidaknya pilihan dia untuk datang ke Alvah tidak akan mengecewakan, dia mengelus jubah di sebelah duduknya yang di berikan oleh ratu Erzulie saat berangkat ke Alvah dan mengingat momen itu dengan baik.

***

Kyrena melangkahkan kakinya keluar dari ruangan, mendapati Erzulie tengah berdiri sendiri di lorong dengan sebuah jubah di bahunya. "Tuan Maeve, bisakah kamu meninggalkan aku dan putriku berdua?"

"Dengan senang hati Yang Mulia. Tuan putri, saya akan menunggu anda di kereta kuda." Lucien pergi meninggalkan Kyrena dan Erzulie di lorong.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Erzulie dengan senyuman getir. Kyrena tidak bersuara sedikit pun, dia tidak bisa berbohong tentang keadaan, tetapi disisi lain ini sudah menjadi tugas baginya selaku bagian dari keluarga kerajaan.

Erzulie tetap tersenyum, kemudian memasangkan jubah yang di pegangnya pada bahu Kyrena. Ia menggenggam kedua tangan Kyrena dengan lembut dan berlutut di hadapan putri semata wayangnya. "Ibu, apa yang hendak kamu lakukan?" ucap Kyrena.

"Anakku, ketahuilah seberapa penting kamu di hidupku. Jika aku bisa memilih, aku sungguh ingin kamu tumbuh seperti anak-anak yang lainnya. Bahumu terlalu kecil untuk menanggung semua ini," ucap Erzulie dengan sendu.

Itu adalah mimpi yang sangat ingin di wujudkan oleh Erzulie untuk putrinya, sejak kecil ratu itu sudah melihat anaknya yang berumur 5 tahun harus memegang pedang tajam serta panah dan busur. Apalagi saat mendapati bahwa penerus kerajaan adalah seorang putri, banyak petinggi dari Drystan yang tidak menerima kehadiran Kyrena dan membuat gadis itu semakin keras pada dirinya sendiri. Bahkan di saat-saat seperti ini Erzulie merasa gagal menjadi orang tua dan terlalu keras mendidik Kyrena. Andai saja putri itu tidak lahir dari rahimnya, Erzulie adalah orang yang paling bahagia karena anaknya tidak perlu tumbuh dengan banyak luka dan konflik.

Kyrena mengangkat ibunya untuk berdiri, dia masih tidak bisa berkata-kata sedikit pun. Akan tetapi dia sangat menyayangi Ibunya, dia tidak ingin melihat Erzulie berlutut di depannya seperti itu. "Aku menyayangimu Ibu." Hanya itu kalimat yang bisa dia keluarkan dari bibirnya.

Bagaimanapun Erzulie adalah ibu dan ratu di negeri ini, Kyrena tetap menyayangi dan mencintai ibunya. Hatinya akan sangat terluka bila Erzulie bersikap seperti itu di depan Kyrena, karena dia sangat menghormatinya.

Hati seorang ibu tidak bisa berbohong, Erzulie memeluk putri semata wayang nya dan mengelus rambut hitam milik Kyrena. Dengan suara yang serat, dia menyanyikan sebuah alunan lagu yang indah untuk Kyrena.

Alunan lagu yang merupakan doa ibu untuk seorang anak yang akan pergi jauh dari pengawasan nya, seperti lullaby yang akan membuat anak merasa nyaman dimanapun dia berada seperti pelukan ibu yang hangat.

***

Kyrena merasakan hal yang aneh pada tubuhnya, dia merasa seperti akan mengeluarkan seluruh isi perutnya dan kepala dia terasa berputar-putar sangat pusing. Dia tidak sedang mabuk perjalanan, kemudian penglihatan nya mulai tak jelas, dan dia berkeringat banyak. Tingkah Kyrena yang tiba-tiba lemas dan lesu membuat Luna khawatir dan menanyakan keadaannya. Kyrena hanya menjawab kalau dia baik-baik saja, mungkin tubuh dia yang tidak terbiasa menerima banyak sinar matahari. Semakin lama penglihatannya semakin buram dan kepalanya semakin sakit, akhirnya Kyrena memutuskan untuk memejamkan mata dan beristirahat sejenak selama perjalanan.

"Kamu yakin kamu baik-baik saja?" tanya Luna untuk memastikan lagi.

"Yah aku baik-baik saja, bangunkan aku saat kita sudah mendekati kastil."

Luna melihat Kyrena yang tertidur pulas dengan cepat, dia sama sekali tidak mencurigai keadaan Kyrena karena dia pun merasakan perasaan yang tidak enak pada tubuhnya. Kulit Luna serasa dibakar dan kepalanya seakan ingin meledak, badan mereka tidak terbiasa untuk menerima banyak paparan sinar matahari. Mereka besar di tempat yang gelap dan minim pencahayaan, tentunya tidak mudah bagi mereka untuk beradaptasi.

***

Asteria memacu kudanya lebih cepat lagi, membuat Rafael kesulitan untuk mengimbangi nya. "Sebenarnya siapa gadis bodoh yang memetik bunga beracun itu?" tanya Rafael dengan suara yang lantang. Sialnya Asteria tidak yakin dengan nama gadis tersebut, tapi dia yakin gadis yang di temui nya di hutan tadi adalah orang penting dari Drystan.

"Mungkin, putri dari kerajaan Drystan."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KYRENA : Putri Kegelapan   47 | Asteria

    Asteria melangkahkan kakinya di tanah licin yang ada di Drystan. Kepalanya menengadah ke atas langit, ribuan bintang-bintang ada disana bagaikan hujan berkelap-kelip. Asteria takjub dengan Drystan, negara ini bahkan lebih maju dari Alvah. Ada butiran cahaya yang melayang-layang di seluruh kota, bila disentuh mereka akan bertambah banyak. Kota yang saat ini di injak oleh Asteria berada di atas danau, orang-orang di sekitar Asteria juga tambak berbeda dan terlihat unik. Ada orang-orang yang berterbangan di atas jalan setapak dengan sapu terbang maupun karpet ajaib. Orang-orang yang menaiki benda-benda ajaib itu berjalan teratur layaknya lalu lintas. Kebanyakan yang mengunakan benda itu adalah para penyihir tingkat menengah hinga para bangsawan baru. Bangsawan lainnya menggunakan naga sebagai transportasi.Orang-orang yang masih berjalan juga tidak kalah menakjubkan. Anak-anak bermain dengan naga yang memang punya ukuran kecil, ada juga yang terlihat sedang belajar menggunakan sihir. Par

  • KYRENA : Putri Kegelapan   46 | Pity

    Aron adalah orang yang paling menyesal membuat rencana berbahaya seperti ini. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika Kyrena yang melawan Cerberus sendirian, entah apa yang akan terjadi padanya. Bahkan Aron sendiri mengalami luka yang dalam dari Cerberus itu. Yang lebih menyakitkan, dia merencanakan hal ini dengan kepalanya sendiri. Bagaimana bisa dia meletekkan Kyrena pad posisi yang mengerikan? Untung saja Aron ada disini. Meskipun samar, Aron masih sempat melihat wajah khawatir Kyrena. Sebenarnya tujuan Arom meletakkan Cerberus disitu untuk memastikan seberapa kuat sihir dari Kyrena. Seberapa pintarnya Kyrena dalam menyusun strategi, melakukan perlawanan, dan memimpin negaranya. Tapi dia tidak bisa. Apalagi mengingat Kyrena yang terluka saat di hutan, Aron tidak bisa lagi melihat Kyrena terluka secuilpun. Perasaan bersalah membuncah dari hatinya, ketika melihat gambaran Kyrena yang terbaring lemah di atas kasur hingga berhari-hari. Aron mengeluarkan seluruh tenagannya untuk bangki

  • KYRENA : Putri Kegelapan   45 | Cerberus

    "Aron berhenti disana, Cerberus bukan mosnter yang mudah untuk dibunuh," Tegas Kyrena. "Kita tidak punya pilihan selain bertahan, Kyrena." Kyrena menggertak gigi ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan Cerberus di depan sana. Cerberus liar itu bergerak secara perlahan mendekati Aron dan prajurit yang lain. Kyrena segera melepas jubah yang dia pakai, kemudian bersiap dengan sihir yang dia punya. Aron jelas tidak akan bisa menahan serangan dari Cerberus liar, tidak ada harapan dengan alat tempur dan pedang laras panjang. Cerberus itu menegendus-ngendus, kemudian menggerakkan ketiga kepalanya secara bersamaan. "Arggh ... ," erang Cerberus, menunjukkan giginya yang tajam. Aron sama sekali tidak gentar dan tetap pada posisinya. Cerberus itu mulai merasa terancam dengan pedang para prajurit, dia berjalan memutari formasi bertahan itu. Berbeda dengan Aron, beberapa prajurit merasa takut bahkan beberapa dari mereka tampak bergetar ketakutan. Cerberus itu mendekat pada prajurit yang

  • KYRENA : Putri Kegelapan   44 | Aishiteru

    "Apa? Kau bilang apa?" Tanya Kyrena sambil mendekatkan telinganya pada wajah Asteria. "Aku tidak bilang apa-apa nona? Apa anda sedang mabuk?" "Aku tidak mabuk!" sarkas Kyrena dengan kesal, kemudian menjauh dari Asteria. Kyrena jadi penasaran tentang siapa pria itu, mungkin saja mereka akan bertemu lagi di masa depan. Namun ketika Kyrena berbalik pria itu sudah menghilang lenyap di makan bumi. "Kyrena? Apa yang kau lakukan sendiri disini?" Aron menepuk bahu Kyrena hingga membuat gadis itu tesadar. Kyrena menggeleng, "Ayo kita kembali ke kereta." *** Kyrena sebenarnya sudah memaksa Aron untuk masuk ke dalam kereta karena mereka sebentar lagi akan tiba di wilayah Drystan, pasti ada banyak monster disana. Tapi Aron tidak mendengarkan dan masih tetap memilih untuk menunggangi kuda. Semakin lama, langit yang semula biru berubah menjadi oranye. Orang-orang bisa melihat langit di wilayah Drystan dari kejauhan, sementara hutan-hutan belantara mulai sedikit menjadi hamparan rumput dan

  • KYRENA : Putri Kegelapan   43 | Destiny

    Bertemu orang-orang menyebalkan seperti pria ini adalah hal yang paling di benci oleh Kyrena. mengingat betapa keras pria itu menginginkan benda tersebut, sepertinya dia ingin memberikan anting-anting itu pada seseorang yang sangat berharga. "Padahal itu barang milik wanita, seharusnya pria mengalah!" ketus Kyrena tidak suka. Baru kali ini Asteria melihat sifat egois Kyrena, dia sungguh ingin berteriak di depan wajah Kyrena kalau benda itu hendak dia berikan padanya. Padahal Asteria sudah lebih dulu tiba di desa ini menggunakan portal, kalau saja dia tidak perlu berlama-lama pasti dia tidak akan sempat bertemu dengan Kyrena. Hal yang gawat bila penyamarannya terbongkar di depan Kyrena, apalagi gadis itu ahli dalam sihir. "Hei nona, barang ini milik wanita pun bila aku sudah menyukainya maka aku akan membelinya." Asteria menerima anting-anting itu dan memberikan satu koin emas kepada sang penjual. Asteria mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka, dia baru sadar kalau Kyrena munc

  • KYRENA : Putri Kegelapan   42 | Path

    "Kita berhenti di desa terakhir sebelum tiba di perbatasan." Perintah Aron pada rombongan Kyrena. Begitu sampai di depan pintu desa, Kyrena yang tidak tahu apa-apa tentu saja bingung. Saat Kyrena menyibakkan gorden kereta, wajah Aron sudah terpampang jelas sedang menatap padanya. Aron tersenyum manis, kemudian membuka pintu kereta, "Mau turun?" tawar Aron sambil memberikan tangannya. Kyrena tidak mengerti mengapa dia harus turun, tapi menolak kebaikan Aron sangat tidak baik, jadi dia meraih tangan pria itu dan turun dari sana. Kyrena ingin bertanya lebih jelas, tapi seketika dia terpana dengan keramaian di desa itu. "Meskipun ibukota merayakan hari berkabung, desa ini mempunyai izin khusus untuk karnaval bintang tari." Ucap Aron melihat pemandangan yang sama dengan Kyrena. "Festival ini tidak selalu bisa di rayakan. Katanya bintang tari selalu membawakan keberuntungan ke desa ini setiap kali mereka muncul." Kyrena memang tahu soal bintang tari yang dimaksud Aron, itu adalah saat-saa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status