Share

26

Dua jam kemudian, balai desa sudah disesaki para warga yang berdatangan. Pak Dede sudah duduk di antara kerumunan. Hidangan belum satu pun disentuh. Pisang, ubi dan kacang rebus itu dibiarkan menumpuk di piring. Tak biasanya kumpulan sepi dari obrolan. Kebanyakan warga memilih menutup mulut, hanya sebagian yang mengobrol meski dengan suara berbisik.

“Mana Rojali?” tanya Pak Dede yang langsung memecah suasana kumpulan. Matanya seketika menyisir orang-orang.

Sosok yang dicari nyatanya baru muncul melalui pintu aula. Rojali tidak datang sendiri. Ada Reza dan juga Aep yang membuntuti dari belakang. Tatapan orang-orang seketika tertuju pada tiga pria itu. Namun, yang menjadi fokus mereka adalah Aep, salah satu korban peristiwa kemarin.

“Kenapa Aep ada di sini?” Pertanyaan tersebut bersarang di masing-masing benak hadirin. Wajah pucat pria itu timbul-tenggelam karena terus diperhatikan.

Punteun¸ kami telat,” u

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status