Share

05. Kehidupan di Restoran

Penulis: kirito
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-22 13:52:25

Tujuh tahun berlalu sejak hari dimana desa tempat tinggal Tian Sen di hancurkan, sekarang anak yang tadi belum berumur sepuluh tahun telah menjadi pemuda berumur lima belas tahun. Dia bekerja di sebuah restoran pada kota yang berukuran cukup besar dengan posisi tingkat menengah dalam kerajaan Chu.

Kehidupan kecilnya kembali dengan kebahagian tapi hatinya masih tetap dalam kesedihan, meskipun di luar dia melayani banyak tamu dengan senyuman kadang ada hari dimana Tian Sen akan diam dan tampak murung sendiri. Nyonya pemilik restoran yang membawa Tian Sen bekerja di restorannya pun sadar kebiasaan Tian Sen itu tapi dia tidak mengatakan apapun karena yakin ada alasan Tian Sen bersikap aneh.

“Tian Sen, setelah kamu mengurus yang Disana cobalah untuk membantu kakak Mu di dapur!” Ucap nyonya yang baru saja meletakan pesanan tamu di meja.

“Baik bibi!” Tian Sen dengan senang hati pergi ke dapur dan membantu seorang wanita yang lebih tua darinya membersihkan tempat makan kotor.

Wanita muda itu mengobrol dengan Tian Sen sambil bekerja, mereka juga kadang tersenyum dan tertawa bersama seolah apa yang mereka bicarakan sangat menarik.

Bahkan beberapa koki di dapur sangat perhatian kepada Tian Sen sehingga kehidupannya yang sangat buruk dulu menjadi lebih baik.

Di siang harinya setelah Tian Sen membereskan semuanya, beberapa pemuda datang ke restoran itu sambil memasang ekspresi marah. Nyonya restoran yang sadar siapa mereka langsung mendekat dan menawarkan tempat bagus bagi enam orang pemuda yang baru saja datang itu.

Tian Sen melihat para pemuda yang datang hanya diam sembari melanjutkan pekerjaannya, dia sudah tahu kalau anak muda itu adalah anak-anak yang akan mengikuti tes masuk ke dalam sekte Shenlin yang terkenal tentu saja mereka harus masuk akademi dahulu sebelum itu.

Dan Sekte ini yang lebih kuat dari kerajaan tapi tahap pendaftarannya cukup sulit, pertama mereka harus menjadi perwakilan kota ini lalu mereka akan dibawa ke ibukota kerajaan untuk melakukan seleksi masuk akademi, disana mereka akan menjadi murid akademi sampai batas usia dan kekuatan yang ditentukan oleh akademi agar bisa ikut tes sekte Shenlin.

Lalu disana mereka akan disaring untuk jadi perwakilan dari kerajaan Chu tentu saja itu hanya sebagai perwakilan bukan sebagai murid. Nantinya mereka harus mengikuti ujian masuk lagi di sekte Shenlin untuk menentukan posisi mereka nanti disana.

“Nah, kenapa kamu tidak mencoba mendaftar? Katanya pendaftaran kali ini hanya menguji bakat seseorang dan jika bakatmu bagus mungkin kamu bisa jadi cultivator, dan tidak perlu lagi untukmu bekerja seperti ini adik Sen!” Ucap wanita yang umurnya lebih tua dari Tian Sen itu sambil mencuci piring di samping Tian Sen.

Tian Sen hanya membalas dengan senyuman saja, dia tentu saja ingin tapi berpikir selama lebih tujuh tahun ini bibi dan kakak perempuan ini merawatnya dengan baik. Meninggalkan mereka benar-benar membuat Tian Sen sedikit tidak tega dan juga dirinya meski ingin berlatih entah kenapa selama tujuh tahun tidak ada hasil yang didapatkan bahkan dengan bantuan buku seni beladiri dari ayahnya.

Karena itu meski Tian Sen mencoba dengan keras dia hanya bisa mencapai ranah Tempered body tingkat satu meski dibilang bagus diantara manusia tapi tetap tidak mungkin dapat cocok dengan kualifikasi tes tersebut.

“Apa ini? Yang aku inginkan adalah anggur dengan usia dua puluh tahun kenapa kamu memberikanku anggur biasa? Apa kamu pikir anggur ini layak untukku?”

Tiba-tiba Tian Sen mendengar suara seorang pria marah dari ruang makan tamu. Melihat ke sumber suara, dia melihat kalau bibi yang merawatnya tengah berlutut dengan ketakutan di bawah kaki pria muda yang baru saja datang. Di bawah kakinya ada bekas botol anggur yang dipecahkan oleh pemuda itu karena marah tidak sesuai dengan keinginannya, Tian Sen yang melihat hal itu ingin mendekat tapi dia dicegah oleh wanita yang ada di sampingnya.

“Jangan kesana, Berbahaya!” Ucap wanita muda itu takut Tian Sen melakukan sesuatu yang gila.

Dia sudah melihat hal ini terjadi setiap hari jadi dia yakin kalau ibunya akan baik-baik saja tapi Tian Sen sebagai laki-laki tentu tidak dapat menerima hal itu, bibi yang dianggapnya sebagai seorang ibu dilukai oleh pemuda yang bahkan tidak tahu asalnya. Juga, meski pemuda itu adalah orang dari keluarga besar Tian Sen tidak akan takut sama sekali untuk membela bibinya tersebut.

Sang bibi terus meminta maaf dengan sopan sambil berlutut ke arah pemuda tersebut tapi jelas hal itu tidak membuat pemuda senang maupun menerima permintaan maaf dari bibi itu.

Dia menendang keras sang bibi sehingga menabrak meja di depannya, hal itu membuat Tian Sen dan wanita muda langsung berlari untuk melihat keadaan sang bibi. Mereka melihat lengan dan kaki bibi terkilir dan ada darah di mulutnya yang tidak bisa Tian Sen tahan, kemarahan melonjak dalam hati Tian Sen dan dengan hati-hati dia membantu bibi itu berdiri.

“Hei, wanita! Aku akan menghancurkan restoran mu jika kamu bersikap seperti ini. Kami ini adalah putra dari bangsawan dan calon perwakilan dari kota ini menuju ibukota, jika kamu tidak bisa bersikap sopan di depan kami maka terimalah konsekuensinya!” Ucap pria yang menendang bibi Tian Sen itu dengan terus terang mengancam.

Hal itu menjadi tontonan dan bahan pembicaraan bagi orang-orang yang melihat di restoran tersebut, mereka tidak mungkin bisa membela Tian Sen karena orang yang dihadapi adalah bangsawan serta calon peserta yang akan ikut dalam kontes perwakilan kerajaan Chu sendiri.

Tian Sen melihat pemuda itu tidak hanya tidak meminta maaf atau bahkan menghentikan kesombongannya, Membuat langkah besar dengan berdiri di depan sang bibi dengan tatapan marah dalam diam.

Melihat itu sang bibi berusaha menahan Tian Sen tapi sekarang dia melihat pemuda yang dirawatnya seperti anak itu telah menjadi menakutkan saat marah. Hal ini mirip saat dia dulu menolong Tian Sen di luar kota atau lebih tepatnya di antara perbatasan hutan dengan jalan menuju kota.

“Hei, kau mau menjadi pahlawan anak muda? Apa kamu tidak tahu siapa aku? Aku ini adalah anak dan calon….”

BOOOOOOOMMMMMMM

Sebelum dia selesai berbicara tinju Tian Sen sudah melayang dan membuatnya di terbangkan dengan satu pukulan hingga menabrak dinding restoran itu sampai keluar dari restoran.

Hal yang dilakukan Tian Sen mengejutkan orang-orang di sekitar bahkan kawan dari pemuda tadi juga terkejut dengan apa yang mereka lihat. Seorang pemuda biasa benar-benar dapat menerbangkan seorang kultivator di ranah Tempered body tingkat kedua, dimana hal ini pernah mereka lihat? Meskipun pemuda tadi tidak siap tapi seharusnya tidak seperti ini jadinya.

“Kalian semua terlalu berisik! Keluarlah dan jangan ganggu toko bibiku, jika kalian tidak ingin makan pergi! Disini bukan restoran kelas atas yang seharusnya dikunjungi oleh pemuda bangsawan seperti kalian!”

Melihat Tian Sen marah, ibu dan anak itu buru-buru untuk menghentikan Tian Sen karena mereka jelas emosi pemuda di depan mereka ini jauh daripada emosi anak umumnya.

Tapi meski begitu Tian Sen tetap marah dan ingin menghukum orang-orang yang melecehkan bibinya, dia sudah dirawat oleh sang bibi dari saat kehilangan orangtua sampai sekarang berumur lima belas tahun. Jadi sebagai seorang pemuda dia harus menjaga bibinya dan membalas perlakuan baik dari saudarinya juga, karena itulah Tian Sen sangat marah saat melihat orang lain memperlakukan sang bibi dengan kasar dan tidak bertanggung jawab.

Meski dia sadar kalau yang kuat dapat melakukan apapun dengan mereka tapi tidak seperti itu seharusnya prinsip yang harus mereka banggakan. Yang kuat ada untuk melindungi yang lemah dan yang kuat juga harus bersikap adil kepada mereka yang lemah, hanya saja meski Tian Sen merasa prinsip itu bagus tapi tidak ada yang akan melakukan hal itu disini.

Dari pandangan orang-orang saja Tian Sen bisa melihat jelas kalau mereka tidak peduli dengan anggota keluarganya.

“Pergilah! Jangan kembali kesini, jika kamu berani kembali aku Tian Sen akan membuatmu menyesal karena sikap sombongmu itu!” Ucap Tian Sne mengusir orang-orang bodoh itu dari hadapannya serta sang bibi.

Mereka yang membuat masalah disana segera kabur membawa saudara-saudara mereka yang terluka, bagaimanapun mereka berada di wilayah orang lain tidak pantas membuat masalah lebih dari itu sekarang.

Saat Tian Sen melihat mereka pergi, dia baru menghela nafas sambil tersenyum kepada sang bibi. melihat anak muda ini tersenyum dan kelakuannya tadi sang bibi hanya dapat menggelengkan kepala, sejak Tian Sen datang hidup keluarga mereka mulai berubah lebih baik. Tian Sen juga bukan anak yang nakal, dia sangat baik dan patuh kepada mereka sehingga keduanya benar-benar membawa Tian Sen ke dalam keluarga sampai sekarang.

Tidak ada yang sadar kalau di restoran lantai dua dimana posisi yang dapat melihat kejadian di luar tadi dengan baik ada beberapa sosok yang terkejut dan kagum dengan Tian Sen. Mereka tidak menyangka kalau ada satu bibit bagus di depan mata, dan bibit itu juga belum mekar tapi sudah lebih baik dari yang lain sehingga mereka memandang penuh semangat kepadanya.

“Bagaimana? Apa dia layak?” Tanya seorang pria paruh baya menatap ke arah empat lainnya.

“Jangan tanya padaku, tadi aku hanya melihat kalau kekuatan fisiknya jauh lebih kuat dari cultivator di tempered body tingkat ketiga. Tentu itu bagus hanya saja jika hanya mengandalkan kultivasi fisik saja tidak layak membawanya kepada kita!” Sahut seorang wanita cantik yang meragukan kemampuan Tian Sen tadi.

Tidak disangka kalau pandangan wanita itu akan berbeda dengan mereka, awalnya mereka berpikir kalau pria muda itu layak untuk diikutkan tapi setelah dua di antara mereka menolak pada akhirnya mereka hanya melihat semua dalam diam. Hanya saja pandangan beberapa dari mereka tampak jelas menyukai sifat anak tersebut sehingga mereka memang berencana untuk melihat apakah nanti anak itu akan datang atau tidak.

“Menarik! Pemilihan untuk kerajaan Chu akan sangat menarik nantinya, tapi aku penasaran apakah dia akan ikut atau tidak?” Pria yang tampak tertarik dengan Tian Sen itu benar-benar sangat menyukai sifat, keberanian dan ketenangan Tian Sen tersebut.

Jika bisa, dia ingin membawa Tian Sen langsung tapi dia tidak tahu apakah Tian Sen layak atau tidak di berikan izin khusus untuk masuk ke akademi kerajaan Chu sebagai perwakilan nanti di dalam sebuah turnamen besar.

Mungkin banyak yang berpikir menang dan pergi ke ibukota bisa langsung menjadi perwakilan tapi yang sebenarnya itu tidaklah benar, mereka harus masuk ke dalam akademi kerajaan lalu bakat mereka akan di latih disana. Dan turnamen yang di besar-besarkan itu memiliki aturan tersendiri tidak semua perwakilan yang di pilih setiap wilayah bisa masukin bahkan jika mereka berbakat di kota tapi di akademi juga mereka hanyalah seekor nyamuk yang bisa kapan saja di bunuh oleh saingan disana.

Tian Sen tidak tahu kalau dirinya sudah di perhatikan oleh orang lain, dia masih sibuk membantu bibi serta kakaknya di dalam rumah tanpa peduli pandangan orang dengannya.

Masalah yang seperti itu sudah sering terjadi dalam kota kecil tersebut dan bibi memiliki hubungan baik dengan walikota disini, jadi mereka masih aman untuk melakukan hal tadi serta alasan bibi bisa membangun restoran seperti ini juga karena orang dari pihak bibi. Itu juga yang membuat Tian Sen sangat berani untuk bertindak tanpa berpikir panjang saat melihat sang bibi di aniaya di depan matanya.

Sore pun berlalu, saat malam berangsur turun, Tian Sen membantu menutup restoran sambil berekspresi bahagia karena malam ini dia serta bibinya makan bersama.

“Sen’er, katakan pada bibi apa kamu benar-benar tidak ingin ikut tes untuk jadi perwakilan kota? Kamu anak kota ini dan jika kamu yang terpilih maka kota kita bisa menjadi bangga loh!” Ucap sang bibi benar-benar berharap pemuda yang dia anggap anak ini bisa melebarkan sayapnya.

Dia tahu kemampuan Tian Sen lebih dari siapapun, bakatnya juga tidak buruk atau lebih tinggi dari anak-anak di kota ini jadi itu membuat dia yakin kalau Tian Sen bisa saja diterima berlatih di dalam akademi kerajaan Chu.

Tian Sen menundukan kepalanya, memang pada kenyataannya dia punya kemampuan yang lebih tapi entah kenapa kultivasinya tidak pernah naik bahkan setelah dia memakai pill yang ditinggalkan oleh orangtuanya. Meski begitu anehnya fisik yang dia miliki malah lebih kuat dibandingkan kultivasi yang dia miliki, itulah yang membuat Tian Sen lebih kuat dari pemuda yang membuat ulah sebelumnya.

“Bibi, aku….”

“Benar adik! Kamu harus ikut kakak akan mendaftarkan kamu besok jangan menolak dan kembangkan bakatmu. Wah, jika aku memiliki adik seorang abadi bukankah nama keluarga kita akan naik? Hehehehehe, Apa mungkin aku bisa jadi seorang nona besar?”

Tian Sen ingin menolak tapi saat melihat saudari yang begitu membayangkan masa depan indah membuat Tian Sen langsung menghilangkan penolakan itu.

Apalagi dia melihat kalau bibinya juga senang mendengar hal tersebut, bibi itu juga berharap kalau suatu saat nanti Tian Sen bisa membawa nama untuk keluarga mereka dan mengubah hidup mereka jauh lebih baik. Melihat keduanya tertawa bahagia, Tian Sen ikut tersenyum dan mulai makan diatas meja makan yang saat ini sudah ada makanan enak disana.

“Yah, aku akan mencobanya jika mereka benar-benar mau aku ikut. Lagian apa aku bisa menolak permintaan mereka berdua juga? Sulit!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin mantap
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   506. Kebanggaan

    Tian Sen terkejut pada perubahan matanya yang tiba-tiba itu, padahal dia tidak melakukan apapun tapi terjadi hal aneh pada matanya. Kucing putih melihat semuanya dalam diam tapi pikirannya sudah sedikit memahami semua yang terjadi. Telur biru juga mendekat kepada Tian Sen dan memberi kode kalau dia ingin masuk ke dalam laut mental Tian Sen. Kucing putih memberi kode kalau Tian Sen bisa melakukannya dan tidak akan ada masalah telur biru itu masuk ke dalam tubuhnya. Tian Sen dengan tenang berpikir sedikit lalu setuju dengan telur biru masuk ke dalam laut mentalnya.“Eh, kalau begitu masuklah!” Tian Sen tidak keberatan lalu setelah mendapatkan izin, telur biru masuk ke dalam lautan mental Tian Sen. Dan saat itu Tian Sen melihat kalau telur tersebut malah berbaring di daratan yang ada di laut mentalnya. Jelas si kecil ini tampaknya sedang melakukan meditasi karena aura dari telur itu perlahan mengembang lebih kuat. “Apa yang akan aku lakukan sekarang?” Setelah selesai, Tian Sen merasa ti

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   505. Pergi dengan bahagia

    “Meskipun aku tahu tapi aku kurang mengetahui keluarga ini, dari dulu di alam dewa keluarga kuno ini tidak pernah terlihat. Sekali terlihat hanya pada perang dan kekuatan mereka memang sangat menakutkan, memang. Aku pernah mendengar kalau keluarga ini memiliki sosok kuat di tempat yang disebut benua dewa tapi aku tidak tahu karena meski leluhur ada disana. Tidak ada yang pernah melihatnya!” Penjelasan ini membuat kura-kura paham, di dunia mereka sekarang bukan dunia tingkat rendah tapi di tingkat menengah, lalu ada dunia tingkat tinggi, dan di atas semua dunia ada yang disebut sebagai alam atas tapi sebenarnya itu juga disebut alam dewa. Dimana wilayah dari alam dewa itu bahkan lebih luas dari begitu banyaknya dunia itu sendiri, memiliki berbagai alam tersendiri di setiap tempat. Dan punya banyak kekuatan yang luar biasa disana, setidaknya yang berkuasa disana pun adalah seorang dewa yang baru saja naik. Jika mereka tidak mencapai tingkat yang ditentukan, tidak ada yang dapat naik ke

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   504. Perubahan total Tian Sen

    “Kau ingin mati?” Tanya kucing putih dengan wajah geram melihat kura-kura hitam tersebut yang mengatakan omong kosong lain. Jelas tidak bertanggung jawab dalam kata-katanya tersebut, bagaimana kucing putih itu akan percaya dengannya? “Ahaha, kawan. Aku memang sudah mati, jadi tenang saja dan tidak perlu khawatir untuk membunuhku!” Jawab jiwa kura-kura seolah mendengar sesuatu yang lucu dari mulut kucing putih tersebut. Mendengar ucapan dari kura-kura membuat kucing putih sangat marah dan ingin sekali memukul. Tapi apa yang dikatakan oleh kucing itu ada benarnya, makhluk ini sudah mati dan bagaimanapun dia ingin membunuh ataupun mencincangnya mana mungkin bisa dia lakukan. Matanya benar-benar berharap bisa melakukan itu semua bahkan itu membuat kura-kura tersebut agak takut. Dia pernah mendengar dari sesama kalau makhluk seperti kucing putih ini sangat pendendam dan sangat suka melakukan apapun yang mereka sukai. Jika ada yang tidak mereka sukai, mereka tidak akan segan-segan untuk

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   503. perebutan tubuh

    Budak? Tian Sen menatap dingin kepada pria berpakaian hitam, makhluk asing selalu menganggap manusia sebagai budak mereka dan mereka tidak peduli apakah manusia atau makhluk lain itu mati atau tidak. Dan dikatakan mereka juga sangat suka memakan manusia sebagai nutrisi, bahkan ada naga petir mengatakan makhluk ini menggunakan manusia seperti banteng. Laki-laki di adu seperti banteng lalu wanita di jadikan sapi ternak untuk di peranakan dan di ambil susu mereka. Tian Sen menarik nafas dalam-dalam, dengan tenang berkonsentrasi untuk mengumpulkan energi mentalnya di satu tempat. Ia ada di soul master simbol, mana mungkin dapat di tahan oleh seembun jiwa jahat in? Dengan konsentrasi yang dalam, lautan mental energi dan juga kekuatan petir berkumpul. “Nak, apa yang akan kamu lakukan? Tidak ada yang dapat kamu lakukan sekarang, selama kamu ada disini kamu akan jadi mainanku. Hahahaha, dengan menyerap jiwamu aku yakin bisa pulih lima puluh persen dari kekuatanku! Bagus, bagus!” Ucap sosok t

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   502. Di tangkap oleh sesuatu yang jahat

    “Apa? Bagaimana benda ini ada dalam perut kura-kura?” Tanya Tian Sen terkejut kristal elemen Devouring ternyata ada di dalam perut kura-kura yang telah mati. Dan lagi, jika memang benda itu adalah kristal dari elemen Devouring, kenapa tidak ada yang mencoba untuk mengambilnya? Tidak ada jebakan dan tidak ada bahaya disini, tapi memang berbahaya karena ada badai serta pusaran air laut yang sangat besar di bawahnya. Sekali terjerumus masuk, kamu akan di bawa sampai ke dasar dan mati di dalamnya. Kucing putih menggelengkan kepala, ia tidak tahu bagaimana elemen Devouring ada disini. Tapi yang jelas itu memang adalah elemental Devouring tidak ada keraguan karena dia sudah memeriksanya dengan sangat hati-hati. Tian Sen menghela nafas, perjalanannya memang tampak sangat mudah karena ada yang membantunya. Tian Sen bergerak mendekati kristal elemen tersebut tapi saat itu telur biru tampak ingin menghentikan Tian Sen. Hanya saja telur biru terlambat dan pada saat itu Tian Sen menyadari kalau

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   501. elemen Devouring yang di cari muncul

    Tian Sen tersenyum, membentuk segel sambil menghindari serangan bom lontar dari monster ikan. Saat segel pertama selesai, mata Tian Sen sedikit berwarna keunguan lalu saat itu matanya menatap ke arah mata monster yang sontak membeli di tempat dengan sendirinya. Tidak lama setelah itu, ikan tersebut menutup mata dan mulai tenggelam ke dasar laut. Kucing putih yang melihat hal tersebut sedikit memuji akal Tian Sen, pemuda ini benar-benar menemukan cara untuk membunuh lawannya yang memiliki kulit sekeras besi. Saat ikan monster itu mulai tenggelam, telur di dalam cincin Tian Sen keluar dengan sendirinya dan bergerak ke arah ikan tersebut. Perlahan energi yang ada di dalam monster terserap dan sebuah bola seukuran kepalan tangan keluar dari tubuh si monster. Itu adalah Pill, Pill itu di serap oleh telur biru yang membuat warna cangkangnya menjadi biru sepenuhnya. “Ho, tampaknya aku harus mengumpulkan core monster laut jika ingin membuatmu menetas lebih cepat. Bukankah begitu teman kecil?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status