Share

4. Ulang Tahun

Author: ReyNotes
last update Huling Na-update: 2024-05-23 16:57:48

“Tolong rahasiakan ini dari Zack.”

Ketika sadar, pelayan telah siaga dengan seorang dokter pribadi. Dari diagnosanya, diketahui bahwa magh Aurora kambuh. Tingkat stress yang tinggi, hingga melewatkan jam makan menjadi penyebabnya.

Aurora berpikir, jika Zack tahu … lelaki itu pasti akan menggunakan kesempatan itu untuk menendangnya pergi. Lelaki itu juga pasti akan melapor pada Mami, dan bisa jadi membuat maminya kepikiran.

Dua minggu berlalu, Aurora tersenyum pada cermin di depannya.

“Kamu hebat, Aurora!” ujarnya sembari menepuk-nepuk dadanya sendiri. “Siapa bilang kalau aku akan merengek minta pulang dalam waktu kurang dari satu minggu?” bibir wanita itu tertarik ke atas, otaknya langsung terpikirkan wajah Zack.

Ia merasa puas, sebab ia telah membuktikan pada Zack, bahwa ia bukanlah wanita yang lemah.

“Teruslah bertahan, sampai tugasmu selesai!” katanya lagi sebelum akhirnya bergegas ke kantor.

Sementara Aurora sudah pergi satu jam yang lalu, Zack justru baru bersiap. Lelaki itu mengedarkan pandangan ketika tidak mendapati adiknya di ruang makan.

“Mana Aurora?” Zack bertanya kepada kepala pelayannya.

“Nona Aurora sudah berangkat dengan taksi, Tuan.”

Zack mendengus. Setelahnya, lelaki itu makan dengan cepat dan langsung bergegas ke kantor.

“Kenapa kamu tidak menungguku?!”

Aurora yang saat itu sedang tenggelam dalam pekerjaannya langsung mengalihkan pandangan sesaat. “Pekerjaanku banyak,” sahutnya singkat.

Duduk di depan meja Aurora, Zack bersandar dan memperhatikan Aurora yang kembali sibuk dengan laptop.

Aurora sungguh gambaran wanita yang begitu menarik. Lekukan tubuh yang pas, wajah yang cantik, sikapnya yang menantang … juga penampilannya yang elegan pasti membuat banyak lelaki mengincarnya.

Hanya saja, gadis itu seolah tidak sadar dan sibuk dengan tujuan hidupnya sendiri.

“Sepuluh menit lagi rapat.” Kembali, suara bariton Zack terdengar.

“Aku tau.”

“Setelah rapat, kita ada janji makan siang dengan Direktur Cabot.” Zack kembali mendikte. “Setelah itu, rapat dengan direktur keuangan.”

“Oke,” sahut Aurora singkat, lagi-lagi tanpa melihat Zack. “Kalau gitu, kamu bersiaplah dulu,” lanjutnya lagi.

Andai saja Aurora menatapnya, wanita itu pasti tahu kalau Zack sedang menatap tidak suka, sebab Aurora masa bodo terhadapnya. 

“Kenapa mengusirku? Merasa jengah karena kuperhatikan?” Zack berkata dengan nada menggoda.

Aurora menggeleng keras. Ia tidak mungkin terpengaruh oleh tatapan lelaki yang menyusahkannya ini. Lelaki yang gemar memberikannya kesulitan, termasuk menambah pekerjaannya.

“Aku hanya ingin mengingatkanmu, bahwa hari ini penting untukku.” Zack berdiri dan merapikan jasnya sambil tetap menatap Aurora. “Kamu tidak lupa kan, ini hari apa?”

“Ulang tahunmu.” Aurora menjawab singkat.

Zack kemudian menyeringai, senang. “Adik Manis yang pintar. Aku mau hadiah.”

Aurora memutar matanya malas. “Kamu mau apa?”

“Yakin?” tantang Zack. “Bagaimana kalau hadiahnya tidur denganku malam ini?”

Pandangan Aurora langsung tajam menyorot Zack. Pria itu masih berdiri santai, sambil memamerkan senyumnya.

“Bercandamu keterlaluan!” desisnya. “Agaknya kamu terlalu stress dengan pekerjaanmu!”

Pria itu mendeham. “Benar! Dan kamu tau obat mujarabnya?” tanya Zack dengan alis yang dinaikkan. “Bercinta.”

Hembusan napas panjang keluar dari hidung Aurora. Keras kepala sekali lelaki di depannya ini. Kalau bukan karena orang tua, ia pasti sudah menampar pipi Zack.

"Ya, sudah. Mau aku buatkan janji dengan wanita mana lagi? Brenda? Maddie? Cathleen? Atau siapa?"

Zack terkekeh. “Kamu kenal mereka?”

Bagaimana tidak, sebab semua nama yang disebutkan Aurora ada di kontak ponsel perusahaan.

Aurora menatap Zack menunggu jawaban. Lelaki itu mencondongkan wajah ke arah wanita di depannya.

"Aku mau Aurora Ivanka Morgan."

Sekali lagi, Aurora mengembuskan napas panjang mendengar nama lengkapnya disebut Zack. 

"Jangan gila, Zack! Aku adikmu!"

"Adik angkat!"

"Tetap saja kamu tidak bisa meniduriku!"

"Siapa bilang?"

"Aku akan mengadu pada Mami. Juga pada Papi di surga."

Ancaman Aurora berhasil. Zack terkesiap melihat kilat mata Aurora yang kesal. 

Aurora tahu, senakal-nakalnya Zack, lelaki itu sayang pada sang Mami.

Namun, entah apa yang merasuki Zack saat itu, pria itu justru mengucapkan kalimat yang membuat rahang Aurora membuka lebar.

"Hotel Luxury, presidential suite 01. Datang jam tujuh malam. Jangan terlambat! Atau kamu akan kena hukuman!"

Setelah balas mengancam, Zack melewati Aurora yang terpaku di tempat. Sebelum membuka pintu, lelaki gagah itu menoleh dan menatap Aurora kembali.

"Jangan lupa, dandanlah yang cantik untuk kencan kita jam tujuh nanti.” Ia mengedipkan sebelah matanya. “Ingat, hari ini aku berulang tahun. Mami bilang, kamu harus memberiku hadiah."

Kemudian, lelaki itu melenggang, membiarkan pintu tertutup kencang. Brak!

Aurora berjengit, kemudian menggeram kesal. “Argh! Dasar kakak angkat brengsek!”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.259. Lebih Dari Selamanya

    Zack membuka mata. Ia berada di keramaian. Banyak wanita cantik dan bertubuh indah di sekelilingnya.Namun begitu, apa yang ia cari tidak ada. Zack mulai panik. Netranya memutar ke segala arah. Ia mengabaikan uluran tangan setiap wanita yang ingin meraihnya.“Ke mana Aurora? Kenapa aku tidak melihatnya? Ini di mana?”Matanya memicing saat melihat cahaya. Ia mengerjap-ngerjap dan kini melihat beberapa wajah yang sedang mengamatinya.“Syukurlah, kamu sudah sadar.”Zack tersenyum kala melihat wajah yang ia cari-cari kini berada di dekatnya. Dokter segera mendekat dan memeriksa keadaan Zack.“Kelelahan, kepanasan dan dehidrasi.” Dokter menyimpulkan apa yang diderita Zack sambil menyuntikkan vitamin pada lengan atas pasiennya yang baru saja siuman dari pingsan selama sepuluh menit.“Apa akan baik-baik saja?” Clara bertanya dengan khawatir.“Tentu.” Dokter terkekeh menatap Zack. “Sepanjang ingatan saya, Tuan Zack memiliki kondisi tubuh yang prima. Hanya saja saat ini aktifitasnya sudah melam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.258. Sukses Bersama

    Satu tahun berlalu. Hari ini adalah hari besar bagi Zack dan para sahabat. Akhirnya bisnis mereka bersama diresmikan.Seluruh keluarga Zack, Zavian, Elvis, Vigor dan Louis berkumpul di pulau. Resort besar yang diberi nama DreamTeam itu memiliki konsep kebersamaan. Setiap resort memiliki ruang terbuka untuk berkumpul.Acara pembukaan hari ini tampak meriah. Persiapan sudah berjalan sejak satu bulan yang lalu. Mereka membentuk lingkaran dan berdoa bersama sebelum akhirnya membuka pita tanda resort mereka kini terbuka untuk umum.Aurora menarik tangan Alzard untuk mengikutinya. Mereka menghampiri seorang wanita cantik berkepala plontos.“Siapa?” Alzard terlihat bingung.“Jenny. Dia sengaja mencukur habis rambutnya agar sama dengan kepala putrinya yang masih pemulihan dari kanker.”Alzard mengangguk dan akhirnya mengenali wanita tersebut. Aurora bersama Mami dan June memang sudah bercerita pada Zack dan Alzard tentang pertemuan mereka dengan Jenny.“Aurora.” Jenny menyapa ramah.“Jenny. S

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.257. Katanya Lelah?

    Aurora, June dan Clara menatap hamparan manusia di ruang keluarga. Televisi masih menyala. Remah-remah keripik dan popcorn bertebaran bersama kaleng-kaleng soda dan gelas-gelas jus.Perlahan, Aurora membangunkan Kakek Viscout. Ia tidak ingin sang Kakek pegal-pegal tubuhnya karena tidur di sofa.“Oh. Kalian sudah kembali,” gumam Kakek Viscout.Aurora mengangguk, lalu mengantar Kakek Viscout ke kamar. Wanita cantik itu memastikan sang kakak berbaring nyaman dan menyelimuti tubuhnya.Saat kembali ke ruang keluarga, June dan Alzard sudah memindahkan Felix dan Haven. Mereka ditidurkan bersama di ranjang Felix.Clara sudah akan mengangkat Angel, namun Aurora menghalanginya.“Biar aku yang angkat Angel. Dia sudah berat sekarang. Mami tolong gendong Alpha saja.” Perlahan, Aurora melepas pelukan Zack dari tubuh Alpha.Bayi mungil itu kini dibawa Clara ke kamarnya. Aurora menggendong putrinya dan duduk sebentar di sisi ranjang Angel.“Terima kasih Tuhan, karena memberikanku putri yang sangat ca

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.256. Anak yang Kurang Beruntung

    Zack sampai membangunkan semua suster untuk mencari Angel. Raut wajahnya dari santai kini menjadi tegang. Untung saja, Alpha yang berada di gendongannya tidak terbangun.“Dad!” pekik Haven.“Kenapa? Ada apa dengan Angel?”“Sstttt.” Felix langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir.Haven membuka taplak yang menutupi kaki meja. Di sana Angel tidu meringkuk. Zack, Kakek Viscout dan Alzard menghela napas penuh kelegaan.Suster mengeluarkan dan menggendong Angel. Zack meminta putrinya dibaringkan di kasur di depan televisi.Saking lelahnya, semuanya kini berbaring di kasur. Kakek Viscout memilih berbaring di atas sofa. Zack duduk bersandar di kasur sambil tetap menggendong Alpha.“Kenapa Alpha tidak dibaringkan di sebelah Angel saja agar kamu juga bisa tidur?”“Alpha menangis jika aku letakkan di kasur.” Zack menjawab pertanyaan Kakek Viscout dengan nada lemah.Lelaki itu memicingkan mata dan melihat Alzard, Haven dan Felix sudah tertidur. Zack mengusap sayang kepala Angel yang tidur di

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.255. Mengasuh Anak-Anak

    Aurora sangat bersyukur. Zack begitu penuh support ikut merawat putra-putri mereka. Angel semakin manja dan lengket dengan sang Daddy. Sekarang, ke mana pun Zack pergi, Angel akan ikut.Perkembangan Alpha semakin hari semakin membaik. Berat badannya sudah mulai normal diusianya. Namun begitu, Aurora tidak mau lengah.Setiap hari, Alpha menjalani terapi perkembangan fisik dan kognitif. Aurora selalu menemani putranya.“Siapa hari ini yang bisa ikut menemani Alpha terapi?” Aurora bertanya pada anak-anaknya saat sarapan.“Felix, Mom. Nanti aku belajar online saja.” Felix mengajukan diri.“Maaf, Mom. Aku ada les golf, tapi setelahnya bisa menyusul.”“Angel mau rapat sama Daddy.”“Nanti kami menyusul setelah rapat, Sayang.” Segera, Zack menimpali.Aurora tersenyum dan mengembuskan napas lega. Dibanding Felix dan Haven, Angel lah yang masih menjaga jarak dengan Alpha. Anak perempuan lebih memilih bersama sang Daddy meskipun ia memiliki waktu untuk bersama Aurora.“Ayo, Angel. Pamit Mommy du

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.254. Kamu Mau Kencan?

    “Pasti habis dapat jatah semalam.” Zavian meledek sahabatnya. “Wajahmu sangat ceria dan bersinar.”Zack hanya tersenyum manis. Ia tidak akan menyangkal karena ucapan Zavian benar. Semalam akhirnya ia bisa melampiaskan kerinduannya pada sang istri.“Daripada meledekku terus, lebih baik kamu siapkan ruang rapat.”“Sudah.”“Katanya mau mencetak timeline terbaru proyek?”“Sudah.”“Pesan makanan untuk rapat ?”“Hem.”“Telepon desain pembuat boneka yang akan menjadi maskot pulau kita?”“Sudah semua. Tenang saja. Beres.”“Carilah pekerjaan lain agar kamu tidak menggangguku.” Zack bersungut kesal.“Ini sedang kulakukan. Menggodamu.”Zavian tergelak melihat tatapan Zack yang seperti ingin membunuhnya. Untunglah saat itu Angel masuk hingga wajah Zack langsung berubah manis.“Putri cantik Daddy.” Tangan Zack terentang lebar.Angel segera masuk ke dalam pelukan Zack. Lelaki itu menciumi setiap jengkal wajah sang putri satu-satunya.“Bagaimana sekolahnya?”“Kenapa setiap aku pulang sekolah, selalu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status