Bagaimana jadinya jika ternyata memiliki kakak angkat yang brengsek, bahkan menawari kenikmatan semalam? Aurora mengalaminya. Aurora diadopsi keluarga Morgan di usia sebelas tahun. Ia tidak pernah bertemu dengan kakak angkatnya yang belajar di luar negeri. Hingga akhirnya pertemuan tersebut terjadi setelah tiga belas tahun kemudian. Zack langsung terpesona oleh kecantikan Aurora. Sifat angkuh Aurora semakin membuat Zack penasaran. Hingga Zack selalu membuat ulah demi mencari-cari perhatian Aurora. Lalu, apa Aurora yang angkuh akhirnya luluh? Apa Zack yang brengsek akhirnya berperilaku baik? Apa mereka jatuh cinta dan direstui keluarga? Baca kisahnya, ya. Jangan lupa, support author dengan komentar positif. Selamat membaca.
View More“Zack, astaga! Aku hampir tidak mengenalimu!”
Aurora tersenyum ke arah pria tampan nan gagah yang tengah menunggunya di bandara.
Belasa tahun tidak bertemu, Aurora cukup terkejut melihat perubahan kakak tirinya itu.
“Kamu juga berubah, Adik Manis.” Zack membalas dengan senyum penuh pesona. Mata hitam legamnya menatap Aurora dengan intens. “Sangat cantik,” tambahnya lagi dengan menyipitkan mata.
Dipuji demikian, Aurora tersenyum canggung. Ia tidak menyangka, Zack ternyata bermulut manis. Sungguh kombinasi bahaya, dengan wajah tampannya dan rekening gendutnya.
Pria itu kemudian membantu Aurora membawa koper, dan melenggang keluar dari pintu kedatangan menuju mobil.
Namun, kening gadis cantik itu mengerut dalam ketika merasakan tatapan dan bisik-bisik orang-orang di sekeliling tertuju pada mereka. Terutama, ke arah Zack yang berjalan tegap di sampingnya.
“Kenapa semua orang memperhatikanmu, Zack?”
Zack menoleh, ia mengedipkan satu matanya. “Aku terkenal.”
Aurora terkekeh. Ia jadi ingat, ia memang pernah melihat majalah yang memuat berita tentang Zack. Sang pengusaha muda berprestasi yang mampu membangun kembali perusahaan keluarga yang hampir bangkrut.
Sampai di sebuah mobil mewah, Zack memasukkan koper Aurora ke bagasi. Tidak lupa, lelaki itu membukakan pintu untuk adiknya, baru kemudian duduk di kursi kemudi.
Namun, bukan membawanya langsung menuju tempat tinggal mereka, Zack membelokkan kendaraannya ke sebuah rumah makan yang tampak mewah.
“Kita makan dulu di restoran.”
Sebenarnya, Aurora tidak merasa lapar. Namun untuk menghargai tawaran Zack, ia akhirnya hanya memesan salad dan jus segar. Mereka makan dalam diam, dengan Zack yang tatapannya terpaku pada ponsel.
Duduk berhadapan dalam jarak dekat, Aurora tidak henti memperhatikan paras Zack yang sempurna. Hidung mancung dan rahang tegas, bibir tebal yang terlihat begitu seksi. Belum lagi, tubuhnya yang begitu atletis dengan otot-otot yang menonjol dari balik kemeja.
Harus ia akui, pesona kakaknya memang sulit ditolak oleh wanita.
“Jadi, apa yang kamu lakukan di sini?” Suara Zack yang dalam menyentak Aurora dari lamunannya.
“Mami ingin aku membantumu di perusahaan.”
Zack terlihat menganggukkan kepalanya ringan. “Sekalian mengawasiku?”
Kedua alis lelaki itu terangkat, menatap Aurora dengan pandangan menyelidik yang justru terlihat begitu menggoda.
Hembusan napas berat terdengar dari hidung Aurora.
“Mami khawatir dengan prilaku bebasmu di sini,” jawabnya jujur. Pasalnya, mami mereka sering kali berkeluh kesah tentang hal itu.
Makanannya telah tandas, Zack lantas melipat kedua tangannya di dada. Ia memicingkan mata ke arah Aurora. “Dan kamu pikir itu bisa mengubahku?” Ia mendengus sesaat lalu melanjutkan, “Jangan mimpi!”
Aurora sedikit gentar mendengar pernyataan Zack yang mengintimidasinya.
"Mami yang berpikir begitu. Aku hanya menuruti keinginannya,” jawab gadis itu dengan nada pasrah. “Kamu tau, akhir-akhir ini tekanan darahnya sering tinggi mendengar perilakumu di sini."
Dengan nada sinis, Aurora mengungkapkan beberapa berita tentang Zack yang sampai ke telinga orang tua mereka.
Zack yang memiliki kebiasaan hidup berfoya-foya, menghabiskan uang untuk pesta dan hal-hal yang tidak berguna lainnya.
Bahkan kebiasaannya yang sering bergonti-ganti wanita dan menghamburkan uang untuk mereka juga tak luput dari kekhawatiran sang mami.
"Mami berlebihan. Aku hanya melakukan hal yang biasa dilakukan pria seusiaku." Zack mencebik dan mengacuhkan protes Aurora.
"Itu tidak wajar, Zack!" Geram, Aurora memutar bola matanya.
Embusan napas panjang terdengar dari bibir Zack. Aurora tebak, lelaki itu tidak akan menyerah begitu saja.
“Sampai kapan kamu di sini?”
Dugaan Aurora tepat. Baru tiba, ia sudah mendapat pertanyaan kapan ia akan pulang.
Dengan mengedikkan bahu, Aurora menjawab, “Mungkin, enam bulan lagi? Yang jelas, aku akan pergi kalau Alzard sudah kembali.”
Alzard adalah adik kandung Zack. Lelaki yang usianya hanya terpaut dua tahun lebih muda dari Zack dan selama ini menjadi sosok kakak angkat yang baik dan perhatian pada Aurora. Sungguh sangat berbeda dengan sifat Zack.
Tiba-tiba Zack meledakkan tawanya. Lalu, disela-sela tawa itu, ia menyeringai dan berkata dengan nada mengejek. “Taruhan. Dalam waktu satu minggu, kamu akan merengek minta pulang.”
Setelah berkata demikian, Zack meneguk minumannya. Wajah tampan lelaki itu terlihat sungguh menyebalkan bagi Aurora. Namun, demi baktinya pada orang tua, Aurora berjanji dalam hati akan bertahan pada sikap Zack.
“Kita lihat saja nanti.” Aurora memandang Zack dengan tatapan angkuh.
Seringai di bibir Zack belum memudar. Lelaki itu mencondongkan tubuhnya ke arah Aurora. Mereka bertatapan beberapa saat.
“Kamu akan menjadi sekretarisku di perusahaan. Tidak ada yang boleh tau kamu adalah adik angkatku. Jangan menganggap dirimu istimewa. Kamu tidak lebih dari seorang pegawai!”
“Oke.”
Aurora melihat kilat di mata Zack saat mendengar ia langsung menyetujui penawarannya. Bahkan netra berwarna emerald itu mengamati seksama tubuhnya hingga ia risih.
“Dan perlu kamu tau, aku juga biasa tidur dengan sekretarisku!”
Zack membuka mata. Ia berada di keramaian. Banyak wanita cantik dan bertubuh indah di sekelilingnya.Namun begitu, apa yang ia cari tidak ada. Zack mulai panik. Netranya memutar ke segala arah. Ia mengabaikan uluran tangan setiap wanita yang ingin meraihnya.“Ke mana Aurora? Kenapa aku tidak melihatnya? Ini di mana?”Matanya memicing saat melihat cahaya. Ia mengerjap-ngerjap dan kini melihat beberapa wajah yang sedang mengamatinya.“Syukurlah, kamu sudah sadar.”Zack tersenyum kala melihat wajah yang ia cari-cari kini berada di dekatnya. Dokter segera mendekat dan memeriksa keadaan Zack.“Kelelahan, kepanasan dan dehidrasi.” Dokter menyimpulkan apa yang diderita Zack sambil menyuntikkan vitamin pada lengan atas pasiennya yang baru saja siuman dari pingsan selama sepuluh menit.“Apa akan baik-baik saja?” Clara bertanya dengan khawatir.“Tentu.” Dokter terkekeh menatap Zack. “Sepanjang ingatan saya, Tuan Zack memiliki kondisi tubuh yang prima. Hanya saja saat ini aktifitasnya sudah melam
Satu tahun berlalu. Hari ini adalah hari besar bagi Zack dan para sahabat. Akhirnya bisnis mereka bersama diresmikan.Seluruh keluarga Zack, Zavian, Elvis, Vigor dan Louis berkumpul di pulau. Resort besar yang diberi nama DreamTeam itu memiliki konsep kebersamaan. Setiap resort memiliki ruang terbuka untuk berkumpul.Acara pembukaan hari ini tampak meriah. Persiapan sudah berjalan sejak satu bulan yang lalu. Mereka membentuk lingkaran dan berdoa bersama sebelum akhirnya membuka pita tanda resort mereka kini terbuka untuk umum.Aurora menarik tangan Alzard untuk mengikutinya. Mereka menghampiri seorang wanita cantik berkepala plontos.“Siapa?” Alzard terlihat bingung.“Jenny. Dia sengaja mencukur habis rambutnya agar sama dengan kepala putrinya yang masih pemulihan dari kanker.”Alzard mengangguk dan akhirnya mengenali wanita tersebut. Aurora bersama Mami dan June memang sudah bercerita pada Zack dan Alzard tentang pertemuan mereka dengan Jenny.“Aurora.” Jenny menyapa ramah.“Jenny. S
Aurora, June dan Clara menatap hamparan manusia di ruang keluarga. Televisi masih menyala. Remah-remah keripik dan popcorn bertebaran bersama kaleng-kaleng soda dan gelas-gelas jus.Perlahan, Aurora membangunkan Kakek Viscout. Ia tidak ingin sang Kakek pegal-pegal tubuhnya karena tidur di sofa.“Oh. Kalian sudah kembali,” gumam Kakek Viscout.Aurora mengangguk, lalu mengantar Kakek Viscout ke kamar. Wanita cantik itu memastikan sang kakak berbaring nyaman dan menyelimuti tubuhnya.Saat kembali ke ruang keluarga, June dan Alzard sudah memindahkan Felix dan Haven. Mereka ditidurkan bersama di ranjang Felix.Clara sudah akan mengangkat Angel, namun Aurora menghalanginya.“Biar aku yang angkat Angel. Dia sudah berat sekarang. Mami tolong gendong Alpha saja.” Perlahan, Aurora melepas pelukan Zack dari tubuh Alpha.Bayi mungil itu kini dibawa Clara ke kamarnya. Aurora menggendong putrinya dan duduk sebentar di sisi ranjang Angel.“Terima kasih Tuhan, karena memberikanku putri yang sangat ca
Zack sampai membangunkan semua suster untuk mencari Angel. Raut wajahnya dari santai kini menjadi tegang. Untung saja, Alpha yang berada di gendongannya tidak terbangun.“Dad!” pekik Haven.“Kenapa? Ada apa dengan Angel?”“Sstttt.” Felix langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir.Haven membuka taplak yang menutupi kaki meja. Di sana Angel tidu meringkuk. Zack, Kakek Viscout dan Alzard menghela napas penuh kelegaan.Suster mengeluarkan dan menggendong Angel. Zack meminta putrinya dibaringkan di kasur di depan televisi.Saking lelahnya, semuanya kini berbaring di kasur. Kakek Viscout memilih berbaring di atas sofa. Zack duduk bersandar di kasur sambil tetap menggendong Alpha.“Kenapa Alpha tidak dibaringkan di sebelah Angel saja agar kamu juga bisa tidur?”“Alpha menangis jika aku letakkan di kasur.” Zack menjawab pertanyaan Kakek Viscout dengan nada lemah.Lelaki itu memicingkan mata dan melihat Alzard, Haven dan Felix sudah tertidur. Zack mengusap sayang kepala Angel yang tidur di
Aurora sangat bersyukur. Zack begitu penuh support ikut merawat putra-putri mereka. Angel semakin manja dan lengket dengan sang Daddy. Sekarang, ke mana pun Zack pergi, Angel akan ikut.Perkembangan Alpha semakin hari semakin membaik. Berat badannya sudah mulai normal diusianya. Namun begitu, Aurora tidak mau lengah.Setiap hari, Alpha menjalani terapi perkembangan fisik dan kognitif. Aurora selalu menemani putranya.“Siapa hari ini yang bisa ikut menemani Alpha terapi?” Aurora bertanya pada anak-anaknya saat sarapan.“Felix, Mom. Nanti aku belajar online saja.” Felix mengajukan diri.“Maaf, Mom. Aku ada les golf, tapi setelahnya bisa menyusul.”“Angel mau rapat sama Daddy.”“Nanti kami menyusul setelah rapat, Sayang.” Segera, Zack menimpali.Aurora tersenyum dan mengembuskan napas lega. Dibanding Felix dan Haven, Angel lah yang masih menjaga jarak dengan Alpha. Anak perempuan lebih memilih bersama sang Daddy meskipun ia memiliki waktu untuk bersama Aurora.“Ayo, Angel. Pamit Mommy du
“Pasti habis dapat jatah semalam.” Zavian meledek sahabatnya. “Wajahmu sangat ceria dan bersinar.”Zack hanya tersenyum manis. Ia tidak akan menyangkal karena ucapan Zavian benar. Semalam akhirnya ia bisa melampiaskan kerinduannya pada sang istri.“Daripada meledekku terus, lebih baik kamu siapkan ruang rapat.”“Sudah.”“Katanya mau mencetak timeline terbaru proyek?”“Sudah.”“Pesan makanan untuk rapat ?”“Hem.”“Telepon desain pembuat boneka yang akan menjadi maskot pulau kita?”“Sudah semua. Tenang saja. Beres.”“Carilah pekerjaan lain agar kamu tidak menggangguku.” Zack bersungut kesal.“Ini sedang kulakukan. Menggodamu.”Zavian tergelak melihat tatapan Zack yang seperti ingin membunuhnya. Untunglah saat itu Angel masuk hingga wajah Zack langsung berubah manis.“Putri cantik Daddy.” Tangan Zack terentang lebar.Angel segera masuk ke dalam pelukan Zack. Lelaki itu menciumi setiap jengkal wajah sang putri satu-satunya.“Bagaimana sekolahnya?”“Kenapa setiap aku pulang sekolah, selalu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments