Share

24. Kesempatan Yang Diberikan

"Ayah angan angis," ucap Cheril. Menghapus air mata Rizal yang terus menetes.

Sekarang, apa bedanya dia dengan ibu? Tidak ada. Malah dia lebih buruk, walaupun sudah menemukan ibu yang tengah sakit. Rizal tidak memaafkan dan menemui saja tidak mau.

Tapi Cheril, meski sudah ditinggalkan tetap mau memanggilnya 'Ayah' bahkan meminta maaf padahal tidak salah. Juga menghapus air matanya.

Rizal berjongkok, dia membawa Cheril ke dalam pelukannya. Erat seperti tidak akan pernah dia lepaskan. "Maaf, maafkan Ayah."

Tangan Cheril melingkar di leher Rizal, tidak tahu apa yang membuat ayahnya menangis sampai semua orang di rumah sakit itu mengamati mereka.

Satu hal yang Cheril tahu, dia tidak suka ayahnya sedih. Hatinya juga ikut terluka melihat ayahnya mengeluarkan air mata.

"Ayah akit?" tanyanya. Mencari tahu kenapa ayahnya bisa menangis sampai segitunya.

"Maafkan, Ayah. Maaf, Nak. Maaf."

Kalimat itu terus Rizal ulangi dengan derai air mata, berusaha melepaskan beban berat di hati meskipu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status