Share

28. Hati Yang Beku

Aku kembali ke kamarku, dekat dengan dapur. Sempit dan kasurnya keras. Sejak dari rumah Paman aku sudah menangis setiap hari. Sekarang ingin menangis lagi air mataku terasa kering. Toh, bukan sekali dua kali menderita.

Tas ransel di pojok lemari aku keluarkan, mengemasi barang-barang yang bisa aku bawa pergi. Tempat kaburku hanya kepada Diandra, sekarang dia ada di kota Metro. Hanya satu jam dari Bandar Lampung. Sebelum sahur aku harus pergi ke terminal.

"Aku tidak boleh membawa Cheril dalam rumah tangga seperti neraka ini." Foto Cheril ikut aku masukkan ke dalam ransel.

Celengan berbentuk ayam aku buka menggunakan pisau, menghitung uang seribuan. Hanya ada tujuh ratus ribu. Biaya persalinan tidak akan cukup, semoga Diandra bisa membantu.

Aku tidur hanya tiga jam, jam dua pagi menyelinap keluar dari pintu belakang. Tidak meninggalkan surat apapun. Mereka tidak akan sadar sampai sahur. Berjalan kaki cukup jauh menuju terminal.

Jam tiga pagi terminal bus sudah ramai orang, aku memes
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Bagus Hana mending kabur dari pada di perlakukan kaya pembantu sama klrga jahat
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status