"Kamu benar Ilham, kita tidak boleh menyerah." Kataku.
"Itu benar." Kata Ilham.
"Bintang masih bisa terlihat meski tertutup oleh langit. Itu ungkapan yang sangat indah menurut aku." Kataku.
"Benar, terkadang keindahan bisa berada di depan mata kita." kata Ilham sambil melihat aku.
Ilham melihat ke arah aku saat berbicara seperti itu. Aku merasakan sesuatu yang tidak biasa dan aku ingin tersenyum. Mungkin karena Ilham adalah teman yang sangat baik dan dia terkadang bisa menjadi sangat bijak. Meski semua orang melihat dia bukan seperti pria sempurna. Tapi menurut aku dia keren sldnegan cara dia sendiri. Dia pandai dan bijak, terkadang pemikiran kami menjadi sama.
"Kenapa kamu diam saja, Ayuna?" tanya Ilham.
"Tidak apa apa, aku hanya berpikir apa kita harus pergi ke kampung Lamuna. Aku tidak tahu kenapa tapi perasaan aku tentang kampung itu sangat buruk. Seperti kampung itu lebih buruk dari pasar setan. Aku tahu ak
Setelah kami menelusuri jalan, kami sampai di sebuah perkampungan yang terasa sangat berbeda. Di sini terasa seperti menakutkan dan juga sangat sepi. Seperti tidak ada tanda kehidupan dan membuat kami terus merasaa aneh. Kami berjalan masuk dan di depan jalan terdapat tulisan di papan kayu yang sudah lama dan tidak kokoh."Selamat datang di Kampung Lamuna." Kata Vita sambil membaca tulisan papan kayu itu."Ternyata ini kampung Lamuna." Kata Daffa."Kenapa jantung aku terus berdebar?" tanyaku."Sama Ayuna, aku juga merasa seperti itu." Jawab Rafael."Mungkin ini hanya karena kita terlalu lelah berjalan dan banyak berpikir." Kata Ilham."Kenapa kamu berpikir seperti itu Ilham?" tanyaku."Kita harus berpikir baik supaya sesuatu yang terjadi kepada kita juga baik." Jawab Ilham."Benar yang dikatakan oleh Ilham, kita harus tenang." Kata Rafael."Baik." Kataku."Ayo
"Banyak sekali makanan di sini." Kata Vita."Tentu saja, ini semua untuk kalian." kata Kuhar."Apa? Kita baru saja saling bertemu dan mengenal satu sama lain, tidak mungkin kamu sudah menyiapkan semua makanan ini untuk kami semua." Kataku."Benar, kita belum pernah bertemu sebelumnya." Kata Rafael."Aku sudah mengetahui akan ada yang bertemu ke rumah jadi aku menyiapkan ini semua." Kata Kuhar."Yang benar saja ini, aneh sekali." Kata Ilham."Benar Ilham ini, memang aneh." Kataku."Kalian terlalu banyak curiga, kita harus memakan ini semua supaya kita tidak mati kelaparan." Kata Daffa."Benar itu." Kata Vita."Tapi aku.." kataku."Kalau kamu tidak ingin, tidak perlu makan saja." Kata Vita."Baik, aku akan percaya dengan kamu dan Daffa." Kataku."Tentu saja, kamu harus percaya kepada kami. Ini memang sudah waktunya untuk kita makan
"Tidak, aku tidak bermaksud apa pun. Maaf jika aku membuat kamu terkejut dan tidak nyaman." Kata Kuhar sambil tersenyum aneh dan menakutkan."Saya permisi ke kamar dulu." Kata Vita."Silahkan." Kata Kuhar.Vita langsung bergegas pergi kemana kamu kami. Di terus berjalan sambil ketakutan. Lalu, Vita bertemu dengan Daffa dan dia sangat terkejut."Ah!" teriak Vita sambil ketakutan."Ada apa, Vita?" tanya Daffa sambil merasa khawatir."Tidak, aku hanya terkejut dan tidak menyangka ada kamu." Kata Vita."Baik kalau begitu, maaf aku membuat kamu terkejut dengan kedatangan aku yang mendadak." Kata Daffa."Baik, kamu ingin ke mana, Daffa?" tanya Vita."Aku ingin ke toilet." Jawab Daffa."Ke toilet?" tanya Vita."Benar, memangnya kenapa?" tanya Daffa."Tidak, aku hanya ingin pergi ke kamar bersama kamu. Kamu tahu aku itu penakut meski tid
Aku dan Vita pergi ke kamar tidur.kami. "Benar yang dikatakan Daffa, kita harus bertahan supaya kita masih bisa makan dan minum." Kata Vita. "Tetap saja aku tidak nyaman berada di sini tapi aku tahu kita harus bertahan." Kataku. "Benar, kamu harus sabar berada di sini. Apa yang dikatakan oleh Daffa itu benar, tidak ada yang namanya hantu. Suara itu mungkin hanya perasaan kamu saja. Itu biasa terjadi ketika kita berada di tempat seperti ini." Kata Vita. "Bukan, aku yakin itu. Suara di tempat lain aku tidak pernah merasa takut seperti ini. Aku juga merasa ada sesuatu yang terjadi dahulu dan kita harus memecahkan masalah di sini. Mungkin saja itu dapat membantu kita keluar dari kampung Lamuna." Kataku. "Masalah? Yang terjadi dahulu? Apa maksud perkataan kamu, Ayuna?" tanya Vita. "Itu dia yang ingin aku cari tahu. Aku merasa pernah ada peristiwa tidak baik di sini." Kataku. "Dari mana kamu tahu?"
Aku mencoba untuk tidur dan melupakan suara tadi. Tapi aku tetap tidak bisa tidur. Aku pergi keluar kamar dan pergi ke luar rumah. Ternyata Rafael dan Ilham berada di luar rumah juga. Mereka sedang berbicara tentang suara yang aku dengar tadi. "Suara yang terdengar oleh Ayuna itu berasal dari mana?" tanya TTL Rafael. "Aku juga tidak tahu suara itu berasal dari mana tapi aku merasa jika suara itu ada hubungannya dengan keanehan kampung Lamuna ini." Jawab Ilham. "Apa maksud perkataan kamu, Ilham?" tanya Rafael. "Bisa jadi di kampung Lamuna ini terdapat sebuah peristiwa yang menyedihkan dahulu dan hantu mulai membalas dendam kepada para penghuni kampung ini. Dengan cara membuat pendatang seperti kita terganggu dan ingin pergi dari kampung ini." Kata Ilham. "Apa alasan hantu itu melakukan semua ini kepada kita? Apa yang telah dilakukan oleh para warga di kampung Lamuna ini? Kenapa kamu merasa seperti itu, Ilham?" tany
Saat Ilham memberi saran kepada Rafael bahwa dia harus menyatakan perasaan dia kepada aku. Aku merasa bingung harus memberi jawaban apa kepada Rafael. Aku tidak tahu apa aku mencintai dia atau tidak."Ayuna, sudah lama aku memiliki perasaan cinta kepada kamu. Malam ini aku ingin kamu tahu kalau aku sangat mencintai kamu dari saat kita saling mengenal sampai sekarang. Perasaan aku ini tidak berubah. Aku ingin kamu dapat menerima aku. Apa kamu mencintai aku, Ayuna?" tanya Rafael sambil menatap mata aku dan memegang tangan aku."Jujur aku belum tahu perasaan aku kepada kamu, saat ini aku merasa bahwa kita hanya teman. Bukan aku tidak menyukai kamu tapi aku belum merasakan apa itu cinta. Jadi keputusan kamu bisa berubah jika kamu tidak menerima keputusan aku. Aku belum mencintai kamu, Rafael. Tapi aku merasa kamu pria yang baik dan sangat peduli kepada aku. Aku sangat senang mengetahui bahwa kamu begitu peduli terhadap aku. Bahkan mengenal kamu dan semua teman aku ad
Pagi hari datang, Vita membangunkan aku dari tidur aku. Tapi Karena aku masih mengantuk, aku melanjutkan tidur."Ayuna!" Kata Vita sambil membangunkan aku.Vita merasa aneh karena aku tidak juga bangun."Kenapa Ayuna susah bangun? Apa semalam dia tidak tidur?" tanya Vita.Vita keluar kamar dan memasuki kamar pria sambil memberitahu kepada Daffa tentang aku."Daffa!" Sapa Vita."Vita, ada apa ke kamar ini?" tanya Daffa."Aku membangunkan Ayuna tapi dia tidak bangun juga." Jawab Vita."Sama aku juga membangunkan merasa berdua tapi mereka tidak bangun juga. Apa mereka bertiga semalam tidak tidur?" tanya Daffa."Bisa jadi, mereka pasti memikirkan tentang keanehan di kampung ini lagi." Kata Vita."Kenaoa mereka bertiga tidak dapat berhenti berpikir tentang hal itu?" tanya Daffa."Memangnya kamu tidak percaya tentang hantu?" tanya Vita."Tidak! Sama sek
Aku ingin pergi tapi Kuhar menahan aku."Ada apa lagi?" tanyaku."Saya ingin berbicara dengan kamu." Jawab Kuhar."Apa itu?" tanyaku."Besok adalah hari kedatangan Nyai Sri." Jawab Kuhar.Mendengar Nyai Sri membuat aku semakin membuat jantung aku berdebar seperti akan ada yang terjadi di kampung Lamuna ini."Nyai Sri? Siapa itu?" tanyaku."Dia adalah penguasa kampung Lamuna ini." Jawab Kuhar."Penguasa kampung?" tanyaku."Benar sekali, dia itu seorang penari dan kecantikan kecantikan dia itu abadi tak luput dari usia." Kata Kuhar.Aku semakin merasa aneh dengan kampung Lamuna ini. Ada wanita yang memiliki kecantikan abadi dan juga pandai menari. Ini sangat menakutkan untuk aku."Kenapa kamu diam, Ayuna?" tanya Kuhar."Dia orangnya seperti apa?" tanyaku."Dia itu tegas dan juga tidak berbelas kasihan jika ada seorang pun yang men