Share

8. Pesan Dari Seseorang

Astaga. Ya Tuhan!

Alia meremas dadanya, hatinya terasa begitu sakit dan dadanya sesak sekali. Sekuat tenaga tidak membiarkan air matanya jatuh. Alia bangkit, turun dari tangga, berjalan menuju dapur.

Alia menatap sedih makanan. Tiga jam lebih menunggu Fahmi pulang untuk makan malam bersama, namun kekecewaan yang didapatkan bahwa Fahmi sudah makan di rumah sakit.

Jadi selama ini Alia memasak sia-sia? Makanan terbuang sia-sia juga. Apakah masakannya tidak enak, sehingga Fahmi tak ingin makan di rumah?

Setelah membereskan makanan, Alia segera masuk ke kamar. Pandangan pertama tertuju pada ponsel Fahmi menyala di nakas. Ada rasa sedikit penasaran, Alia meraih ponsel itu, rupanya ada satu pesan masuk.

“Genta?” gumam Alia saat melihat nama kontak.

Isi pesan dari Genta: Sudah tidur belum, Mas?

Kening Alia berkerut. Tak paham. Sebenarnya siapa Genta itu? Kenapa Genta mengirimkan pesan seperti itu? Bukankah Genta itu laki-laki? Kenapa memanggil Fahmi dengan sebutan ‘Mas.’

Sangat tidak masuk akal.

“Ada apa dengan ponselku?”

Pertanyaan itu membuat Alia terjingkat kaget. Buru-buru meletakkan ponsel Fahmi di nakas. Badannya memutar, menghadap Fahmi. “Mas sudah selesai mandi?”

Duh, Alia merutuk pada dirinya sendiri setelah sadar dengan pertanyaan itu.

“Oh, ya. Tadi aku liat ponselnya menyala, Mas,” jawabnya. “Ada yang mengirimkan pesan,” lanjut Alia.

Fahmi dengan cepat mengambil ponselnya, merebut dengan kasar, dan melihat siapa yang telah mengirimkan pesan.

“Dari Genta, sahabatku,” ujar Fahmi memberi tahu.

Alia hanya membulatkan mulutnya. Ingin bertanya lebih jauh, sebenarnya siapa Genta?

“Mas se----”

Alia menghentikan ucapannya saat Fahmi menyuruhnya untuk diam. “Sebentar, Genta menelfon. Kamu tidur dulu aja, ya.”

Belum sempat mendengar respons Alia, Fahmi sudah mulai menjauhi Alia, lelaki itu mengangkat panggilan itu di balkon rumah.

Mencurigakan.

Alia mengintip dan bersembunyi untuk mendengar pembicaraan Fahmi dan Genta. Dia tidak mendengar suara Genta, tetapi cukup membingungkan dan dibuat bertanya-tanya.

Pasalnya jika sesama jenis berbicara melalui ponsel tidak akan seasik itu. Kali ini Alia mendengar jelas suara tawa dari Fahmi.

Apakah topik pembicaraan sangat menghibur dan menarik sehingga Fahmi mampu tertawa? Tawa yang sebelumnya tidak pernah Alia dengar.

***

Alia seperti biasa bangun lebih pagi, dia sibuk di dapur. Sebelum berangkat bekerja, Alia mengajak Fahmi untuk sarapan bersama.

“Mas, sarapan dulu, yuk,” ajak Alia. Meskipun sering mendapatkan balasan cuek dan dingin, Alia tetap menjalani kewajiban sebagai seorang istri.

“Sudah aku buatkan nasi goreng spesial.”

“Aku sarapan di rumah sakit saja,” balasnya. 

“Tapi sudah aku buatkan sarapan, Mas.”

“Aku tidak lapar.” Fahmi membenarkan jas kerjanya dan sudah bersiap untuk berangkat bekerja.

“Makan sedikit aja biar perut nggak kosong.” Alia membujuk Fahmi agar kali ini sarapan bersama.

“KAMU TULI?! AKU BILANG. AKU TIDAK LAPAR, ALIA!!!”

“Kenapa kamu jadi membentakku?!” 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
ni'matul jannah
kenapa jadi marah marah segitunya si Fahmi??? gak usah di masakin lagi Al..
goodnovel comment avatar
Yung
kau akan menyesal pahmi tuggu aja,,kalau dia wanita baik baik mengapa dia meninggal kan mu dulu ,setelah kau tidak tau apa yg dia lakukan di luar kembali lagi pada mu dan kau abai kan istri yg sudah kau rwnggut semua nya,kau pasti akan kena karma nya pahmi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status