Share

Bab 218

Penulis: Sahira
Keesokan harinya.

Royan mengadakan rapat pemegang saham, dan rapat dipimpin oleh Sam.

Begitu ayah dan anak itu memasuki ruang rapat, para pemegang saham langsung gelisah, satu per satu berdiri dan mulai mempertanyakan Royan.

"Pak Royan, urusan keluarga kalian kenapa bisa sampai sekacau ini? Sekarang perusahaan ikut kena imbasnya, bagaimana Anda akan menjelaskannya pada kami?"

"Saya dengar di belakang Alyana ada Nathan yang mendukungnya. Mana mungkin kita bisa melawan Keluarga Moran yang sebesar itu! Cepat atau lambat perusahaan ini akan hancur!"

"Pak Royan, bagaimanapun juga Alyana adalah putri Anda. Apa Anda nggak bisa minta maaf padanya agar dia mau melepaskan kalian?"

" ... "

Menghadapi tudingan semua orang, amarah yang tadi susah payah ditahan oleh Royan akhirnya kembali meledak.

"Aku ini ayahnya! Suruh aku minta maaf secara terbuka? Lalu, mukaku mau ditaruh di mana?"

"Pasti ada jalan keluar! Kalian panik untuk apa? Selama ini perusahaan sudah bagi-bagi dividen ke kalian, sekarang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 224

    Sesuai dengan pesan Devon, Alina tiba tepat waktu di klub.Alina merapikan gaunnya, mengetuk pintu, dan masuk setelah mendengar suara Devon berkata, "Masuk".Devon menyambutnya dengan senyum, "Nona Alina, aku sangat senang kamu berubah pikiran!"Alina secara refleks menghindari tangan yang dijulurkan Devon. "Alasanku menemui kamu cuma ingin tahu secara jelas, gimana kamu bisa bantu aku?""Kenapa buru-buru begitu?"Devon mengamati Alina dari ujung kepala hingga kaki. Penampilan Alina yang berdandan begitu cantik membuatnya tampak puas."Sini, duduk dulu. Kita bicarakan pelan-pelan."Devon mempersilakan Alina duduk, lalu mengambil sebotol anggur merah yang sudah disiapkan, menuangkannya ke dalam gelas, dan memberikannya kepada Alina."Terima kasih, tapi aku kurang bisa minum."Alina menolak secara halus, tetapi Devon justru menyodorkan gelas itu ke genggamannya."Sedikit saja, nggak masalah. Lagi pula, tanpa minum, gimana kita bisa bicara soal kerja sama, bukan?"Ucapan itu membuat Alina

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 223

    " ... "Sorot mata Sam yang begitu tenang dan dingin membuat tubuh Alina seolah kehilangan daya. Tangan yang terangkat pun perlahan dia turunkan, dan dia kehilangan kata-kata.Pada akhirnya, dia pun menjadi pion yang dibuang."Baiklah, Kak Sam," ujar Alina dengan suara nyaris tidak terdengar.Dalam hatinya, kebencian menjalar liar, seperti sulur-sulur yang tidak kenal arah....Tiga hari berselang, video permintaan maaf Alina menyebar di dunia maya.Wajahnya tanpa riasan, bibirnya bergetar karena menahan tangis saat membaca naskah disiapkan Sam. Di akhir video, dia membungkuk dalam-dalam dan sangat lama ke arah kamera.Meskipun dia berusaha tampak menyedihkan, netizen tetap tidak menunjukkan belas kasihan padanya.[Si bawang putih yang berhati busuk! Memangnya ada yang percaya minta maafmu ini tulus?][Bisa-bisanya menyakiti kakakmu sendiri yang sedang sakit parah! Aku pasti akan mengumpatmu selamanya!][Jijik sekali! Nggak guna juga minta maaf, lihat wajahmu sudah bikin jijik!]...Um

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 222

    Rumah Sakit.Saat Alina dan Arifin memasuki ruang perawatan, mereka baru tahu bahwa ayah mereka terkena stroke dan kini masih koma.Imelda duduk di sisi ranjang, air matanya mengalir tanpa henti. "Keluarga kita dulu baik-baik saja ... kenapa sekarang semua jadi begini ....""Aku akan menemui Alyana sekarang juga, dia harus bertanggung jawab!"Arifin berteriak marah dan hendak beranjak keluar."Berhenti!"Sam menghentikannya, terlihat sangat kesal. "Arifin, apa semua kekacauan ini masih belum cukup?""Semua kekacauan ini karena Alyana, Kak Sam!" Arifin menggertakkan giginya, lalu lanjut berseru, "Aku akan pastikan dia menerima akibat dari perbuatannya!"Kalau kamu memang ingin keluarga ini benar-benar hancur, silakan pergi."Sam berpaling, enggan menatap Arifin. "Sepanjang hari kamu cuma bisa buat keributan. Nggak bisakah kamu berbuat sesuatu yang berguna untuk keluarga ini?""Ayah sekarang nggak sadarkan diri, jadi sudah kewajiban kita berdua untuk menopang keluarga ini. Kalau kamu tet

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 221

    "Kakak nggak perlu melakukan apa pun! Selama kamu setuju, semua persiapannya aku bisa bantu urus. Bukan cuma aku, ada Paman dan Kak Evin juga ...."Andreas yang mulai panik segera menoleh ke Nathan dan Evin, mencoba mendapatkan dukungan mereka. "Kalian juga akan sepenuh hati bantu Kak Alya menggelar pameran fotografi, 'kan?""Selama Nona Alyana ingin melakukannya, aku pasti akan bantu dia semaksimal mungkin. Urusan promosi dan tempat pameran bisa aku tangani," jawab Evin dengan tegas.Nathan menatap Alyana cukup lama sebelum bertanya, "Apa yang kamu khawatirkan?""Nggak ada, aku hanya merasa lelah."Alyana menunduk, menyembunyikan rasa pahit yang muncul dari lubuk hatinya. Hanya dia yang tahu kondisi tubuhnya sendiri.Lagi pula, pameran fotografi bukan sesuatu yang bisa diadakan begitu saja.Ada banyak persiapan yang menuntut begitu banyak waktu dan tenaga. Dia khawatir dirinya tidak akan sanggup bertahan hingga hari pameran nanti."Sebenarnya ... pameran fotografi itu bukan hal yang p

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 220

    Alina mendorong Devon dengan keras, seolah-olah merasa sangat terhina, sepasang matanya yang berlinang air mata menatapnya dengan marah.Devon justru makin senang. Dia merasa Alina seperti seekor kucing liar kecil yang sedang marah.Melihat itu, Imelda buru-buru membentak, "Alin, kamu nggak boleh bersikap kasar pada Tuan Muda Devon!""Nggak apa-apa, Bibi. Alin hanya sedang sedih dan nggak ingin disentuh orang lain, aku bisa memahaminya."Devon menoleh ke arah Royan. "Pesan dari Kakek sudah aku sampaikan. Soal bagaimana kalian akan mendiskusikan cara mengembalikan uang ganti rugi ini, itu urusan kalian. Aku nggak pantas ikut mendengarkan."Sebelum pergi, Devon menatap Alina dalam-dalam, tatapannya penuh kesombongan dan keyakinan akan mendapatkan apa yang dia mau.Alina merasa sangat muak, tanpa sadar menggenggam tangannya dengan kuat. Sesaat, dia merasa dirinya tak ubahnya seperti daun sayur busuk di pasar yang dipilih-pilih orang.Bagaimana bisa gadis yang begitu angkuh sepertinya, aka

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 219

    ....Setelah menenangkan para eksekutif di perusahaan, ayah dan anak itu kembali ke hotel.Begitu tiba di depan kamar, terdengar suara terkejut dari Imelda. "Tuan Muda Devon, bagaimana bisa Keluarga Gandhi bersikap seperti ini?!"Sam dan Royan saling berpandangan. Kenapa Devon datang di saat seperti ini?Tanpa sempat berpikir panjang, Royan langsung mendorong pintu kamar dan berkata dengan lantang, "Angin apa yang membawa Tuan Muda Devon kemari?"Mendengar suara itu, Devon menoleh. "Wah, akhirnya Pak Royan pulang juga. Aku sampai nggak bisa menjelaskan pada Bibi tadi, jadi memang menunggu kamu datang.""Royan, Keluarga Gandhi ingin kita segera melunasi ganti rugi atas hadiah ulang tahun waktu itu!"Imelda dengan panik mendekat ke sisi suaminya. "Kita sekarang sedang kesulitan seperti ini, mana mungkin ada uangnya?"Hati Royan langsung tenggelam, tetapi tetap memaksakan senyum dan memandang Devon. "Ini permintaan dari Tuan Besar Rekasa?"Devon tampak agak canggung. "Aku juga tahu Keluar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status