Share

Bab 66

Penulis: Sahira
Di dalam ruang konsultasi, Alina menekan gunting ke lehernya, emosinya sudah benar-benar tidak terkendali.

"Nggak ada yang boleh menyakiti anakku!"

"Di mana Kak Harison? Suruh dia datang menemuiku! Anak ini milik kami berdua, dia nggak boleh sekejam ini ...."

Melihat gunting itu mulai menusuk kulit dan darah mulai keluar, Imelda melupakan rasa sakit di wajahnya. Dengan mata merah, dia segera memohon, "Alin, dengarkan Ibu. Letakkan gunting itu dulu, jangan menakut-nakuti Ibu seperti ini, ya?"

Royan memberikan perintah tegas. "Letakkan gunting itu! Kita bisa bicarakan semuanya baik-baik!"

Arifin tampak sangat khawatir. "Alin, jangan bercanda dengan nyawamu sendiri. Jangan sampai melukai dirimu .... Harison nggak layak mendapatkan pengorbanan semacam ini."

Alina tidak mendengarkan mereka, hanya menangis dan berteriak, "Nggak, aku ingin bertemu Kak Harison!"

Tepat saat ini, dia melihat Harison masuk, matanya langsung berbinar. "Kak Harison, aku tahu kamu nggak akan diam saja. Anak kita ...
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 114

    Setelah itu, Royan membawa semua orang naik ke lantai atas, dan begitu melihat kamar yang kosong, dia langsung terpaku di tempat."Nggak ... nggak mungkin ...."Royan tercengang. Begitu teringat Alina, dia langsung menarik gadis itu ke hadapannya. "Bukannya kamu yang menjaga kakakmu? Sekarang dia ke mana?""Aku ...." Alina gemetar ketakutan, bahkan tidak berani melirik Nathan sedikit pun. "Aku ... aku biarkan dia pergi ....""Apa?" Mata Royan membelalak marah. "Kenapa kamu biarkan dia pergi!""Ayah ...."Alina menatap Royan dengan berlinang air mata. "Waktu Kak Alya bangun, dia terus memohon agar aku melepaskannya ... Aku kasihan ....""Kamu ini!"Royan begitu marah sampai-sampai mendorong Alina ke arah Imelda, lalu berbalik menghadap Nathan, "Pak Nathan, kamu dengar sendiri, Alya sudah pergi."Namun, pandangan Nathan menembusnya, langsung menatap wajah Alina dengan tajam."Kamu ikut aku."Alina panik. "Tuan Nathan, Kak Alya memang sudah pergi. Kalau kamu pulang sekarang, mungkin saja

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 113

    "Kak, kenapa sih kamu harus begini? Sudah sakit, ya diam saja, kok malah jadi memberontak segala?""Kalau dari awal kamu menurut dan rela kasih Kak Harison ke aku, terus mati di ranjang karena penyakit, semuanya nggak akan jadi begini. Setidaknya kamu bisa hidup lebih lama.""Sekarang jadi begini, itu salahmu sendiri."Alina menyunggingkan senyum tipis, seolah-olah mengejek. "Asal kamu mati, aku bisa menikah dengan Kak Harison dan memberikan anakku. Saat itu, seluruh Keluarga Imano bakal bergantung sama aku.""Sebentar lagi, mereka juga akan lupa kalau pernah punya putri kandung sepertimu."Alina mendesah pelan. "Tapi, kamu ini memang bandel, bisa selamat dari dua sampah itu dan malah balik ke rumah."Alyana mencengkeram tepi ranjang sekuat tenaga, berusaha keras agar dirinya tidak tampak terlalu menyedihkan."Kamu sudah tahu dari dulu ....""Ya, sebelum kamu pulang, aku sudah tahu aku bukan anak kandung Ayah dan Ibu."Alina bersandar ke belakang, menyilangkan kaki dengan santai. "Wakt

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 112

    Setelah berpikir sejenak, Sam akhirnya berkata, "Alya, aku akan bantu carikan obat untukmu, tapi kamu nggak boleh keluar dari rumah."Sejak kemarin, orang-orang Nathan sudah mencari Alyana ke mana-mana. Kalau sekarang dia pergi mencari Jacob, itu sama saja menyerahkan diri. Dia harus memikirkan cara lain.Alyana tidak tahu isi kepalanya, yang dia dengar hanya kata "obat", dan langsung merasa lega."Obat bisa kamu dapatkan."Royan tiba-tiba angkat bicara. Wajah kakunya menatap Alyana, matanya memang tampak agak iba, tetapi lebih banyak menunjukkan ketegasan."Tapi kamu harus janji dua hal. Pertama, putus hubungan sama si Nathan itu. Kedua, bantu Alin memohon pada Tuan Besar Rekasa agar anak dalam kandungannya bisa dipertahankan.""Kalau kamu nggak setuju, hari ini kamu nggak akan dapat obat."Mendengar itu, Imelda buru-buru berkata, "Royan, jangan gitu dong. Alya sudah kesakitan begitu, biar dia minum obat dulu. Urusan lain tunggu dia sembuh dulu, baru dibahas.""Nanti kalau dia sudah s

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 111

    Selagi masih ada beberapa hari, dia harus benar-benar melakukan pendekatan untuk memengaruhi pemikiran Alyana.Asal dia mau tinggal, Nathan tidak bisa memaksanya pergi dari Keluarga Imano."Tenang saja, aku akan tanggung jawab. Lagian, Alyana itu adikku, aku membawanya pergi pun wajar-wajar saja."Nada suara Sam makin teguh. "Kalau Nathan datang sekalipun, dia yang nggak masuk akal. Aku nggak takut padanya."Setelah menenangkan temannya, Sam menutup telepon dan mendengar pertanyaan khawatir dari Alina. "Kak Sam, Nathan mengganggumu?"Sam menoleh dan tersenyum lembut. "Nggak, kamu nggak perlu khawatir."Mata Alina dipenuhi kekhawatiran. "Kak, kalau ada apa-apa, jangan tanggung sendiri, Kak. Kak Alya pulang itu keputusan kita bersama, kita semua akan tanggung jawab juga."Melihat Alina begitu pengertian, dan teringat wajah Alyana yang seperti semua orang berutang padanya ....Perbandingan itu membuat Sam jadi makin tidak puas pada Alyana.Dia mengusap kepala Alina dengan sayang. "Andai A

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 110

    Setengah jam kemudian, Nathan melangkah masuk ke ruang perjamuan dengan hawa dingin menyelimuti tubuhnya. Dia langsung menuju panggung dan merebut biola dari tangan pemain musik.Suara biola seketika lenyap dan canda tawa pun ikut terhenti.Para tamu serentak menoleh ke arah panggung, mengenali Nathan, dan tidak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka.Apa maksud Tuan Muda dari Keluarga Moran ini?"Maaf mengganggu semuanya." Nathan berkata dengan suara berat. "Saya sedang mencari seseorang, apa ada yang melihat Alyana, Nona Alyana?"Begitu kata-katanya selesai, kerumunan langsung ramai berbisik."Alyana? Bukankah dia putri Keluarga Imano? Dia juga datang?""Lihat sikap Nathan itu, sepertinya sangat panik mencarinya. Ada apa ya?""...."Helen dengan cemas menembus kerumunan yang berbisik-bisik itu, dan naik ke panggung. "Nathan, kamu kenapa sih? Malu-maluin banget!"Sambil bicara, dia berusaha menarik Nathan turun dari panggung. Sayangnya tubuh Nathan sama sekali tidak bergerak, sekuat

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 109

    Arifin berteriak keras, "Dia pasti senang banget sekarang, merasa dia menang.""Cukup."Sam agak tidak sabar, kemudian menatap Alyana. "Karena aku sudah membawamu kembali, aku nggak akan biarkan kamu pergi lagi. Kamu tinggal di rumah saja untuk pemulihan.""Lepaskan aku!"Alyana mengulangi dengan keras kepala, matanya dipenuhi dengan tekad yang kuat."Lepaskan kamu untuk berkumpul dengan pria lain dan merusak nama baik Keluarga Imano?" Royan bertanya dengan tegas, "Kamu nggak tahu malu, tapi kami masih punya harga diri!""Biar kamu tahu, hari ini kamu nggak akan keluar dari pintu ini! Kalau kamu nggak mau mati di rumah, aku justru akan menghalangi keinginanmu!"Mendengar itu, Alyana akhirnya sadar.Mereka bukannya ingin dia kembali untuk pemulihan, melainkan karena mereka merasa malu dengan apa yang dia lakukan di luar, dan berusaha keras membawanya pulang.Bagaimanapun, mereka baru akan merasa cemas bila kepentingan mereka sendiri terganggu.Konyol sekali, sangat amat konyol.Alyana m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status