Share

190. Sumber Kekacauan

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 23:08:48

Lilian masuk bersama seorang pria berjas putih, mengenalkan dirinya sebagai dokter anak yang menangani Clara.

“Bu Rahmania,” ujar dokter itu dengan suara tenang, “Dengan berat hati, kami belum bisa memberikan izin untuk membawa bayi Clara pulang.”

“Kenapa dengan Clara?” tanya Rahmania terlihat panik, lalu mengalihkan pandangan pada putrinya yang berada di pangkuannya.

“Kami perlu melakukan observasi lebih lanjut pada bayi Anda. Kami mendeteksi sedikit perubahan warna pada kulit dan matanya, kemungkinan ada tanda-tanda hyperbilirubinemia, kulitnya sempat menguning. Jadi, untuk sementara, Clara belum bisa dibawa pulang.”

Rahmania menoleh, tatapannya gelisah. “Tapi… dia tadi terlihat sehat. Tidak kuning. Tidak ada tanda apa pun.”

Lilian buru-buru mendekat dan meraih Clara dari pangkuan Rahmania, lalu menimangnya dengan lembut.

“Tenang, Rahma,” ucap Lilian sambil menepuk pantat Clara yang bergerak resah dalam gendongannya. “Aku yang akan menjaga Clara. Kau baru saja melahirkan, dan harus
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Michellyn
semoga terbongkar cepat kejahatan manusia serakah ini
goodnovel comment avatar
Luly Chan
ternyata Lilian dalang kematian mamanya Cinta. sekarang mau ngusik hidup cinta lagi. semoga kebenaran segera terbuka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    193. Kehilangan Segalanya

    Wajah perempuan muda itu sangat mirip dengan wajah ibunya saat muda. Bahkan jika dibandingkan dengan keponakan-keponakannya, keturunan Adinegoro lain, tak ada yang punya kemiripan sedalam ini.Lamunannya buyar saat seorang pria muda bersama seorang anak kecil perempuan datang menghampiri sambil membawa beberapa mainan kecil.Priambodo mengambil langkah mundur, menyembunyikan dirinya di balik rak pajangan. Matanya tak lepas dari mereka. Priambodo masih berdiri di balik rak pajangan, pura-pura memperhatikan deretan buku motivasi, padahal seluruh perhatiannya tertuju pada tiga sosok tak jauh dari sana.Ternyata perempuan muda yang wajahnya menggetarkan memorinya, sedang bersama lelaki muda yang dikenalnya sebagai Rama Narendra. Pengusaha muda yang dia ketahui bukan hanya agresif dalam bisnis, tapi juga merebut istri orang. Priambodo yakin, perempuan muda dan anak kecil itu adalah istri dan anak Kevin.“Kenapa beli mainannya banyak banget?” tanya Cinta sambil menggelengkan kepala.Rasanya

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    192. Wajah Itu

    "Setelah kecelakaan itu, tidak pernah ada laporan penemuan jenazah bayi perempuan, baik di lokasi kejadian maupun di sekitar area. Bahkan saksi mata yang pertama kali menemukan mobil mengaku tidak melihat bayi di dalam kendaraan. Hanya dua orang dewasa.”Priambodo menunduk, matanya memejam sejenak. Nafasnya berat, seperti beban bertahun-tahun kembali menghantam dada.Di sebuah ruangan privat berlampu redup, Priambodo duduk membungkuk di kursi, tangan saling menggenggam di pangkuan. Di hadapannya, seorang pria berpakaian rapi namun sederhana duduk dengan ekspresi serius. Pria itu adalah satu-satunya orang yang dipercaya Priambodo selama bertahun-tahun untuk mengusut keberadaan putrinya, Clara.“Artinya… Clara mungkin tidak berada di dalam mobil waktu itu?” gumam Priambodo lirih, nyaris tak terdengar.“Kemungkinan besar, ya. Itu membuka celah baru. Saya akan menyisir kembali area di sekitar rumah sakit tempat almarhumah Ibu Rahmania melahirkan. Saya harap kita bisa menemukan informasi d

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    191. Terus Mencari

    Pagi itu langit tak kalah muram dari hati yang mendung. Burung-burung enggan berkicau, seolah tahu bahwa kabar duka tengah menyelimuti hidup seseorang.Sebuah panggilan telepon dari pihak berwajib menghantarkan kabar mengerikan ke telinga Priambodo, sebuah kecelakaan tunggal, korban dua orang, dan salah satunya adalah… Rahmania.Tubuh Priambodo gemetar saat menyudahi panggilan. Dunia terasa berputar pelan. Ia mengenali nama yang disebutkan, Harris juga ada di dalam mobil itu.Dengan langkah gontai, ia menuju rumah sakit rujukan tempat para korban dievakuasi. Koridor rumah sakit terasa panjang dan asing, setiap detik berjalan seperti menyesakkan dada. Sesampainya di kamar jenazah, seorang tenaga medis menyambutnya dengan anggukan hening, lalu menarik perlahan kain putih yang menutupi tubuh di atas ranjang dingin itu.Wajah itu, meski penuh luka dan lebam, meski sudah dibalut kematian, masih sangat dikenalnya.Rahmania. Istrinya.Tubuh Priambodo lemas. Ia hampir terjatuh, namun menggeng

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    190. Sumber Kekacauan

    Lilian masuk bersama seorang pria berjas putih, mengenalkan dirinya sebagai dokter anak yang menangani Clara.“Bu Rahmania,” ujar dokter itu dengan suara tenang, “Dengan berat hati, kami belum bisa memberikan izin untuk membawa bayi Clara pulang.”“Kenapa dengan Clara?” tanya Rahmania terlihat panik, lalu mengalihkan pandangan pada putrinya yang berada di pangkuannya.“Kami perlu melakukan observasi lebih lanjut pada bayi Anda. Kami mendeteksi sedikit perubahan warna pada kulit dan matanya, kemungkinan ada tanda-tanda hyperbilirubinemia, kulitnya sempat menguning. Jadi, untuk sementara, Clara belum bisa dibawa pulang.”Rahmania menoleh, tatapannya gelisah. “Tapi… dia tadi terlihat sehat. Tidak kuning. Tidak ada tanda apa pun.”Lilian buru-buru mendekat dan meraih Clara dari pangkuan Rahmania, lalu menimangnya dengan lembut.“Tenang, Rahma,” ucap Lilian sambil menepuk pantat Clara yang bergerak resah dalam gendongannya. “Aku yang akan menjaga Clara. Kau baru saja melahirkan, dan harus

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    189. Rencana Berubah

    Dengan napas terburu-buru dan suara yang penuh ketegangan, Priambodo masih menggenggam ponsel di telinga. Di seberang, Harris terdengar menarik napas panjang sebelum akhirnya memberikan jawaban“Jadi kau mau aku mengeluarkan anak dan istrimu dari rumah sakit, lalu membawa mereka ke rumahmu yang di luar kota?Priambodo menelan ludah, keringat dingin mengalir di pelipisnya. “Aku tahu ini gila, Haris. Dan mungkin akan membahayakan Rahmania dan juga putri kami. Tapi aku tidak punya pilihan. Ibu dan Eyang Kakung bisa saja mengirim orang mereka ke rumah sakit begitu tahu Rahmania melahirkan lalu mengambil anak kamu. Aku harus jauhkan mereka dari bahaya. Aku mohon…”Sejenak sunyi. Hanya terdengar detak jarum jam di dinding dan deru napas Priambodo.Akhirnya Harris berkata pelan, “Kamu sadar ini bisa membuat hubunganmu dengan keluargamu makin hancur?”“Aku lebih rela kehilangan semuanya, Har. Asal jangan istri dan anakku.”Di ujung sana, Harris tertawa kecil meski terdengar getir. “Kamu meman

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    188. Meloloskan Diri

    Kontraksi datang semakin sering dan menyiksa dengan rasa sakit yang sangat. Nafas Rahmania terputus-putus, tubuhnya gemetar. Tak ada tangan suaminya untuk digenggam, tak ada suara Priambodo yang biasa menenangkannya saat ia cemas.Tapi Rahmania tahu, ia harus kuat. Bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk bayi yang sedang berjuang bersamanya dari dalam sana.Rahmania menggigit bibir menahan jeritan. Dengan sisa tenaga yang ada, ia mengikuti aba-aba dokter. Berulang kali ia mengejan, mata sampai berair, napasnya pun tercekat, tubuhnya terasa seperti terbelah. Rasa sakit itu seolah tak berujung, menusuk sampai menembus ke tulang.Hingga perjuangan itu tiba pada garis akhir, saat terdengar tangis bayi yang nyaring dan kuat, memenuhi ruangan.Tangis itu seketika meluruhkan semua rasa sakit. Rahmania menangis, bukan karena sakit, tapi karena rasa syukur yang begitu besar. Dokter mengangkat seorang bayi mungil, wajahnya kemerahan, matanya masih terpejam.“Selamat, Bu Rahmania. Putri Anda lah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status