Share

260. Badai yang Tersembunyi

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-10 23:26:19

Keesokan harinya, sinar matahari menembus tirai kamar Chiara yang perlahan mulai terbuka. Dalam kantuknya, Chiara menggeliat kecil di balik selimut. Tapi rasa kantuk itu langsung lenyap saat dia mendengar suara lembut yang sangat dirindukannya.

“Chiara Sayang… ayo bangun. Papa pulang,” bisik Rama sambil menyentuh lembut bahu putrinya.

Chiara membuka mata, dan begitu melihat wajah Rama yang tersenyum hangat di hadapannya, dia langsung bangkit dan memeluk ayah sambungnya itu dengan erat.

“Papa…” gumam Chiara dengan suara yang bergetar. “Papa beneran pulang…”

Rama mengusap rambut Chiara lembut. “Iya, Papa pulang. Maaf ya, Papa lama.”

Chiara tetap memeluk, seolah tak ingin melepaskan. “Papa jangan pergi lagi, ya! Chia takut, Pa.”

Rama menunduk dan bertanya dengan lembut, “Chia takut apa, Sayang? Tadi kamu bilang takut… takut apa?” Rasa was-was dan penasaran melebur dalam pertanyaan Rama.

Gadis kecil itu hanya terdiam. Pelukannya melemah, lalu dia menunduk dan menggigit bibirnya, seolah se
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    269. Kesunyian yang Menyapa

    Hari itu matahari bersinar terik, seolah ingin membakar langit. Tapi angin sepoi yang menyelinap dari jendela apartemen membawa kesejukan yang menenangkan.Di ruang tengah, Cinta duduk di meja kerja, matanya terpaku pada layar laptop. Ia sedang memeriksa laporan keuangan kafenya, sejauh ini Anisa dan Hardy bukan hanya bisa diandalkan, tetapi juga bisa dipercaya.Sementara itu di sudut ruangan yang lain, Chiara bermain balok dengan riang, sesekali memanggil mamanya untuk menunjukkan beraneka macam bentuk yang berhasil ia buat.Cinta tersenyum, meski pikirannya sedang penuh angka dan strategi. Di tengah kesibukan, ia masih bisa mendengar tawa kecil anaknya, suara yang selalu membuat dunia terasa lebih ringan.Lalu interkom berbunyi.“Selamat siang, Bu Cinta. Kami dari pengelola gedung. Ada pengecekan saluran air mendadak karena keluhan dari unit sebelah. Hanya butuh waktu lima menit.”Cinta sempat ragu, tapi petugas itu mengenakan seragam resmi dan menunjukkan ID. Tak ada alasan untuk c

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    268. Dua Lelaki Brengsek

    Dengan langkah cepat dan wajah serius, Theo membuka pintu ruang kerja Priambodo tanpa mengetuk lebih dulu, membuat pria paruh baya itu mendongak dengan ekspresi terkejut."Theo?" Priambodo mengernyitkan dahi dengan tatap mata penuh penasaran. "Kau tergesa-gesa sekali. Ada masalah?"Tanpa menunggu dipersilakan lebih lanjut, Theo langsung duduk dan menyodorkan ponsel ke atas meja kerja Priambodo. Layar ponsel menampilkan rekaman CCTV yang telah diputar ulang puluhan kali olehnya sebelumnya."Saya baru mendapat ini dari sumber yang cukup terpercaya, Pak. Ini rekaman CCTV saat Chiara tertabrak mobil dulu."Priambodo mengalihkan pandangan ke layar. Hatinya seketika mengeras saat melihat seorang anak kecil yang berjalan riang di trotoar, lalu… brak! tubuh mungil itu terpental oleh mobil hitam yang melaju cepat.Napasnya tercekat. Tangannya spontan mengepal di atas meja. Video itu terus berputar di kepalanya meski layar telah padam.Dengan suara pelan dan serak, dia berkata, "Itu... Chiara?"

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    267. Saran Widya

    Rama menggeleng pelan, terlihat kekecewaan di matanya. "Mama masih belum bisa menerima Cinta?" Widya tak langsung menjawab. Dia hanya menyesap air mineral dari gelas kristalnya, sikapnya tetap menunjukkan ketenangan. "Dia bukan bagian dari dunia kita, Rama. Dia hanya akan menjadi beban." Rama menarik napas panjang, lalu menatap sang ibu tajam. "Mama yang kirim pesan itu ke Cinta?" Pertanyaan itu membuat udara mendadak terasa lebih tebal. Widya menurunkan gelasnya, lalu menatap putranya lurus-lurus. "Aku? Kau menuduh mama serendah itu? Untuk apa dulu mama bersusah payah dan membayar mahal untuk menghilangkan semua jejak kecelakaan itu kalau akhirnya aku sendiri yang membongkarnya?" Nada bicara Widya terdengar dingin, namun tajam seperti belati. "Lalu siapa?" tanya Rama, frustasi. Widya mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, lalu menjawab dengan nada serius. "Orang yang ingin menghancurkan kita, Rama. Orang yang ingin melihat Narendra runtuh.” Widya menghela napas panjang,

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    266. Sebuah Pertemuan

    Setelah merasa sudah mengungkapkan seluruh beban pikirannya kepada Kevin, Lilian melangkah keluar dari kantor Kevin, sepatunya berderap pelan di lantai marmer yang mengkilap, memperlihatkan keangkuhan dan kewaspadaan yang selalu dia bawa dalam setiap gerakannya. Begitu membuka pintu, tatap mata Lilian langsung menubruk ke arah Maira yang berdiri tak jauh dari sana. Dia tahu, perempuan itu hanya pura-pura sibuk mengecek berkas di meja kerjanya, karena pekerjaan perempuan itu sebenarnya adalah pemuas nafsu putranya. Tatapan Lilian tajam, penuh rasa tidak suka. Ia tidak pernah menyukai perempuan itu. Baginya, Maira bukanlah seorang sekretaris seperti yang terlihat, dia duri dalam daging, pengganggu rencana besar yang sedang dia bangun bersama Kevin. Tapi Lilian tidak bisa berbuat apa-apa, selama Kevin masih mempertahankan perempuan itu. Selama ini upayanya selalu gagal, karena Kevin sendiri yang akan mendatangi perempuan itu untuk memuaskan nafsunya. Tanpa mengucap sepatah kata pun

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    265. Tidak Mudah

    Di sebuah kantor megah milik Sanjaya Group, Kevin tengah duduk santai di belakang meja kerjanya, menikmati secangkir kopi sambil memandangi laptop.Di seberang Kevin, Maira duduk menyilangkan kaki dengan senyum manja dan beberapa kancing atas bajunya terbuka, ia mencoba menarik perhatian pria itu. Sejak Kevin mendapat suntikan dana dari Priambodo bisnisnya kembali menggeliat, hal ini tentu membuat Maira ingin mendapat imbalan lebih dari pelayanan yang selama ini dia berikan kepada Kevin.Namun belum sempat Maira mengungkap maksud hatinya, suasana yang awalnya tenang mendadak berubah saat pintu ruang kerja terbuka dengan kasar.Lilian melangkah masuk dengan ekspresi tajam. Tatap matanya langsung mengarah pada Maira.“Masih saja kau di sini,” gumam Lilian dengan nada pedas penuh sindiran. “Kau itu sebenarnya sekretarus atau pelacur? Nempel terus.”Lilian terlihat sangar kesal dengan keberadaan Maira di ruang kerja putranya. Maira, meski kaget, tetap mencoba tersenyum dan bersikap santun

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    264. Ketakutan Rama

    Dengan perasaan yang tak menentu, Rama menatap layar ponsel itu sekali lagi. Foto mobilnya terpampang jelas, mobil hitam yang dulu pernah ia gunakan sebelum akhirnya dia jual ke luar pulau untuk menghilangkan jejak. Rama rela kehilangan mobil kesayangan meski terlalu banyak kenangan di dalamnya.Mata Rama menyipit, dia tahu maksud dari pesan yang terkirim ke nomor istrinya. Dan saat ini dia sedang berpikir keras untuk memilih dan memilah kata untuk membicarakan hal serius ini.“Siapa yang kirim ini?” tanya Rama dengan suara lirih, tapi bernada tajam.Cinta menggeleng pelan. “Nomornya tidak tersimpan… tidak ada nama. Tapi ini bukan kali pertama. Pesannya berulang, dan semua tentang mobilmu.”Cinta menatap Rama dengan sorot dalam. “Kemarin Chiara yang membacanya duluan… dan sejak itu dia ketakutan. Dia pikir mobil itu akan datang dan… menabraknya lagi.”Rama menggeram pelan, menahan amarahnya. “Aku akan bicara langsung ke Chiara. Dia harus tahu bahwa Papa akan melindunginya. Bahwa dia a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status