Share

52. Badai yang Kembali Datang

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-12 21:39:15

Cinta menyandarkan punggungnya pada kursi, menatap Nora dengan sorot mata dingin, meski amarah dalam dadanya membara. Dalam diamnya, ia mengingat kembali semua luka yang sudah lama ia pendam, malam-malam panjang penuh air mata, rasa jijik yang tidak bisa hilang dari tubuhnya, dan suara erangan dan desahan Rama yang terus menghantui pikirannya. Semua itu berawal dari satu nama, Nora.

“Aku tidak akan pernah lupa, Nor,” ucap Cinta akhirnya, suaranya datar namun tajam. “Nggak akan lupa dari mana uang itu berasal. Dari mana aku bisa beli kafe ini. Dan aku juga nggak akan lupa siapa sahabatku yang menjerumuskan aku ke lembah itu.”

Nora tersenyum kecil, seperti tak tersentuh oleh tudingan itu. Ia menyilangkan kakinya, mengambil cangkir kopi yang tinggal setengah, lalu menyesapnya dengan santai.

“Kamu harusnya berterima kasih sama aku, Cin. Bukan malah melempar kesalahan seperti ini."

Cinta menyipitkan mata. “Terima kasih? Karena kamu sudah menjual aku?”

Nora tertawa, pahit dan sarkastik. “O
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nurma Diah Dia
dasarrsi norak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    291. Sulit Dipercaya

    Kevin keluar dari ruang kerja Priambodo dengan langkah tertahan, terlihat begitu berat untuk pergi. Wajahnya kaku, rahangnya mengeras, dan sorot matanya menyala penuh amarah yang jelas belum sempat meledak. Meski pintu ruang kerja itu tertutup pelan di belakangnya, hawa panas dari percakapan yang baru saja terjadi masih membekas, mengambang di udara seperti asap dari api yang belum benar-benar padam. Selama beberapa detik, Kevin berdiri mematung di lorong sepi. Tangannya mengepal, dadanya naik turun cepat. Ia menahan napas, mencoba menelan kembali bara kemarahan yang nyaris meluap. Tapi rasanya mustahil. Kata-kata dingin Priambodo tadi terus terngiang di kepalanya, berulang-ulang, menghantam egonya tanpa ampun. Begitu keluar dari gedung utama kantor Priam Djaya, langkahnya berubah lebih cepat. Napasnya memburu, pandangannya kosong. Ia menuruni anak tangga dengan terburu-buru menuju parkiran, tak peduli pada satpam yang sempat menyapa sopan dan hanya mendapat acuhan datar. Sesa

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    290. Kesempatan dari Priambodo

    Dengan langkah perlahan tapi berat, Theo maju sedikit mendekati meja kerja Priambodo. Suaranya terdengar ragu, tapi dia merasa harus secepatnya menyampaikan informasi yang dianggap sangat penting.“Maaf, Pak... Tapi saya memiliki informasi baru terkait kecelakaan yang menewaskan Bu Rahmania.”Priambodo yang saat itu tengah membuka lembar dokumen menghentikan gerakannya. Tangannya mengepal pelan di atas meja. Tatapannya kosong beberapa detik sebelum akhirnya menatap Theo dengan pandangan dalam.Wajah Priambodo tampak menegang, tetapi tetap dalam kendali.“Rahmania…” gumamnya pelan, seolah nama itu sendiri sudah cukup membangkitkan luka lama.Lalu, dengan suara tenang tapi berat, dia berkata, “Informasi itu kita bahas nanti, Theo. Setelah saya selesai berbicara dengan Kevin. Fokus saya sekarang bukan ke masa lalu… tapi menyelesaikan urusan yang ada di depan mata.”Theo menunduk patuh, meski wajahnya jelas menunjukkan kekhawatiran yang tak biasa.Theo menelan ludah, dan masih berusaha me

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    289. Priambodo Bertindak

    Priambodo menatap wajah putrinya dalam-dalam. Kemudian, dengan gerakan lembut yang hangat, dia mengusap rambut Cinta yang sedikit berantakan karena terburu-buru dari dapur."Papa tahu, Nak…" ucap Priambodo pelan. "Dulu Papa memang pernah menganggap Kevin seperti anak sendiri. Bahkan sempat berharap dia bisa menjadi bagian dari keluarga ini. Tapi… manusia bisa berubah. Dan sekarang, dia harus mempertanggungjawabkan semua kesalahannya. Semua kebohongan yang pernah dia bangun, terutama padamu."Cinta menggigit bibir bawahnya, menahan emosi yang kembali mengaduk dada. Ia ingin mengatakan banyak hal, tapi hatinya terlalu lelah.Priambodo menghela napas sekali lagi, lalu meraih jasnya dan membuka pintu."Katanya bikin aya goreng tepung kesukaan Chi. Simpan satu buat papa, papa mau makan bareng Chia?" ucapnya mencoba mencairkan suasana dengan senyum kecil.Cinta mengangguk pelan. "Iya, Pa."Lalu pintu tertutup, dan langkah Priambodo meninggalkan rumah dengan satu tujuan, menyelesaikan urusan

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    288. Penyesalan Maira

    Maira duduk di meja kerjanya dengan punggung tegak dan ekspresi wajah yang pura-pura tenang. Dia melihat Kevin melangkah keluar dari ruangannya dengan langkah tergesa, wajah pria itu terlihat penuh tekanan.Maira tahu, ada sesuatu yang besar sedang terjadi, tapi dia menahan diri untuk tidak menanyakan langsung. Hubungan mereka saat ini sedang tidak baik-baik saja. Sejak Maira memberitahukan kehamilannya, Kevin sepertinya mulai menjauh.Beberapa saat kemudian, dua staf dari bagian keuangan dan legal lewat di belakangnya, berbicara dengan suara agak pelan namun cukup jelas untuk didengar.“Priam Djaya benar-benar menghentikan semua kerja sama dengan Sanjaya. Padahal itu adalah klien terbesar kita…” ucap salah satu dari mereka.“Iya, aku baru lihat emailnya tadi. Gawat ini. Kalau proyek-proyek itu berhenti semua, bisa-bisa kita nggak ada pemasukan. Gaji bulan depan saja belum tentu aman.”“Ya Tuhan… semoga nggak sampai bangkrut. Sekarang cari kerja susah banget. Aku masih punya cicilan r

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    287. Rencana Kevin dan Lilian

    Kevin langsung menyambar tablet dari tangan Dimas. Matanya bergerak cepat membaca isi email yang baru masuk beberapa menit lalu. Di sana tertulis:“Dengan berat hati kami menyampaikan bahwa Priam Djaya Group memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan Sanjaya Group, terhitung per tanggal hari ini, mengingat hasil pengerjaan finishing pada beberapa proyek kami di fase terakhir tidak memenuhi standar mutu yang telah disepakati. Keluhan pelanggan meningkat, dan nama baik perusahaan kami ikut terdampak. Kami telah memberi kesempatan untuk perbaikan, namun tidak ada perubahan signifikan. Keputusan ini final.”Kevin menggeleng tak percaya. “Ini... tidak mungkin. Kita sudah selesaikan semua proyek tepat waktu. Tidak ada komplain besar sebelumnya…”Dimas memberanikan diri menambahkan, “Tapi memang beberapa laporan dari lapangan sudah masuk ke saya beberapa minggu terakhir. Ada ketidaksesuaian pada finishing interior di beberapa proyek hunian mewah. Banyak detail yang dikerjakan asal-asala

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    286. Penghentian Kerja Sama

    Setelah hening beberapa saat, Bunda Aminah akhirnya membuka suara. Suaranya lembut namun mengandung tekanan makna yang dalam.“Rama… apakah kamu tulus mencintai Cinta?”Rama mendongak perlahan, menatap mata teduh Bunda Aminah. Ia tidak langsung menjawab. Tapi kemudian, dengan suara bergetar ia balik bertanya, “Apa yang selama ini aku lakukan belum cukup membuktikan ketulusan cintaku, Bunda?”Bunda Aminah tidak langsung menjawab. Matanya menatap jauh, seolah menelusuri kembali kenangan lama yang perlahan kembali muncul di permukaan.Perempuan paruh baya itu teringat pada masa lalu. Masa di mana Rama dan Cinta masih mengenakan seragam putih abu-abu.Sudah biasa Bunda Aminah melihat Cinta pulang sekolah dengan wajah sedihnya, karena anak-anak lain mengejeknya. Anak buangan, anak tak diinginkan, anak yatim-piatu yang katanya tidak pantas disayangi.Tapi baru kali ini ada anak laki-laki yang mengantarnya pulang. Yang membuatnya terkejut anak itu adalah Rama, putra dari salah satu donator d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status