Share

11. Ke mana Bang Rizal?

"Aduh, perut saya!" Aku memekik saat merasakan sakit yang luar biasa pada perut buncit ini. Kedua kaki pun tidak berdaya untuk berdiri, hingga aku pun terkulai lemas, hampir saja jatuh di lantai ubin lobi mal yang dingin.

"Waduh, Mbak Neneng, itu ada darahnya!" Pekik lelaki yang tidak lain adalah Kang Jaya. Setelah itu aku merasa semua gelap dan aku pun tak sadarkan diri.

***

"Halo, Bu Asep, tahu nomor telepon suaminya Mbak Neneng gak?"

"Loh, ada apa Jaya?"

"Mbak Neneng pingsan dan sekarang lagi di rumah sakit."

"Waduh, di rumah sakit mana, biar saya yang telepon Rizal."

"Rumah sakit Harapan Ibu."

Aku berusaha membuka mata, walau berat. Aroma disinfektan yang menusuk hidungku membuat perut ini semakin terasa bergolak. Suara lelaki yang sedang bercakap-cakap juga memaksaku untuk membuka mata.

Sosok pria yang sedang memunggungiku saat ini sepertinya aku kenali.

"Kang Jaya."

Pria itu berbalik, menoleh ke arahku.

"Alhamdulillah, Mbak Neneng sadar. Haduh, kenapa kalau ketemu saya di j
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status