Share

Sebuah Ide

Author: Erna Azura
last update Huling Na-update: 2025-05-31 21:06:54

Di salah satu penthouse mewah di pusat kota, suara benda keras terdengar membentur dinding.

Cassandra Wibisono mengamuk. Gaun satin yang melekat di tubuhnya tampak berantakan, wajah cantiknya merah padam karena marah.

“Atah melarang aku datang ke pernikahan Alena?” bentaknya, suaranya menggema di ruangan.

Di tangan kirinya, selembar undangan yang sudah kusut. Ia melemparnya ke lantai, napasnya memburu cepat.

Margaret dan Bernardus Wibisono memutuskan—atas nama menjaga citra keluarga—bahwa Cassandra tidak boleh hadir di pernikahan Alena dan Arga. Mereka tak mau ada drama, tak mau risiko reputasi. Lagi pula, semua orang tahu sejarah Cassandra dengan Arga.

Diusir secara halus, diasingkan oleh keluarganya sendiri. Cassandra mendidih. Amarah mendesak ke permukaan.

Tiba-tiba suara bel pintu berbunyi.

“Siapa yang datang?” sentaknya kesal.

Cassandra berjalan ke pintu, menghentak. Dibukanya dengan kasar.

Di balik pintu, berdiri seorang pria muda. Wajah tampan itu terbingkai rambut ber
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
Thor ..aku cuma minta satu aja deh, meski sesakit apapun yg dirasakan Amara, buat cerita ini berakhir bahagia utk Amara plisssssss.... tolong ya thorrrrr, gapapa deh skrg aku ikut nangis baca ini .TPI bikin happy ending ya utk Amara..aku mohon (dgn tgn didada) T T T T
goodnovel comment avatar
Gita
Wow ternyata rendy sangat berguna buat kakaknya. Musuh2 utama amara rendy yg bakal hancurin. Lanjut teh. Seruuu.
goodnovel comment avatar
Adilah Ismail
wow semakin hangat nih thor
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Janji

    FLASHBACK ONUdara di kamar pengantin terasa pekat, berat, seperti dipenuhi ribuan kata-kata tak terucapkan yang menggantung di antara dinding marmer dan jendela kaca setinggi langit-langit.Lilin aromaterapi sudah hampir padam, menguarkan sisa wangi vanilla yang terasa hambar, bahkan memuakkan bagi Alena yang kini berdiri terpaku di tengah kamar.Tubuhnya masih terbungkus jubah satin putih tipis. Rambut panjangnya tergerai, sebagian sudah kusut karena tangan-tangan gelisah yang tak tahu harus melakukan apa.Pintu kamar mandi baru saja terayun perlahan. Dari baliknya, Arga muncul, bukan dalam piyama seperti yang semestinya, melainkan masih dengan kemeja putih dan celana hitam dari pesta tadi. Lengan kemejanya tergulung asal, dasi sudah tidak ada, rambutnya tampak berantakan, basah oleh percikan air.Matanya kosong.Wajahnya datar.Tanpa sepatah kata pun, Arga berjalan melintasi kamar, tidak mendekat pada Alena, tidak menatapnya. Langsung ke meja kecil tempat ia melemparkan jas

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Tidak Bisa Berpura-Pura

    Suasana hotel bintang lima di pusat Jakarta terasa lebih sunyi setelah hiruk-pikuk pesta pernikahan tadi.Dari luar jendela suite mewah lantai empat puluh delapan itu, pemandangan lampu-lampu kota Jakarta terbentang bagai lautan bintang. Gemerlap, memabukkan, sekaligus terasa begitu jauh dan dingin.Pintu kamar terbuka dengan suara pelan.Arga melangkah masuk lebih dulu, jas hitamnya sudah dilepas, tersampir di lengannya. Sepasang sepatu hitam berkilat menginjak karpet tebal berwarna krem pucat. Tubuhnya tampak tegang, bahunya kaku, langkahnya berat seperti menahan sesuatu.Di belakangnya, Alena berjalan dengan langkah ringan. Gaun pengantin putih bersiluet A-line itu menyapu lantai, berkilauan lembut di bawah cahaya lampu gantung kristal.Kamar itu sendiri adalah definisi romantis; langit-langit tinggi, dinding dihiasi panel kayu gelap dan marmer putih. Sebuah ranjang king-size dengan tirai tipis menjuntai seperti kanopi di ujung ruangan. Di atas tempat tidur, kelopak mawar mera

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Selalu Milik Amara

    Di ruang televisi rumahnya yang sepi, Amara duduk bersandar di sofa dengan selimut tipis membalut tubuhnyaDi pangkuan, semangkuk kecil sup hangat buatan bi Eti nyaris tak tersentuh.Udara sore yang mendung mempertebal perasaan murung di hatinya.Televisi di depannya menyala. Awalnya hanya sebagai pengisi kekosongan, tapi tanpa sengaja channel berganti ke program infotainment yang tengah menayangkan berita besar hari ini.“Acara pernikahan spektakuler antara CEO muda tampan, Arga Bagaskara dan pewaris Wibisono Group, Alena Wibisono, menjadi sorotan utama hari ini!”Suara ceria presenter itu menusuk telinga Amara. Dia meremas sudut selimut, tapi tetap memandang layar.Gambar berganti. Cuplikan video resepsi mewah, kilatan lampu kamera, senyuman para undangan ternama.Lalu—momen yang menghantam jantung Amara tanpa ampun.Arga, dalam setelan tuxedo hitam klasik, berdiri di pelaminan di samping Alena yang mengenakan gaun putih berkilauan. Di hadapan tamu undangan dan lensa kamera,

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Sebuah Ide

    Di salah satu penthouse mewah di pusat kota, suara benda keras terdengar membentur dinding.Cassandra Wibisono mengamuk. Gaun satin yang melekat di tubuhnya tampak berantakan, wajah cantiknya merah padam karena marah.“Atah melarang aku datang ke pernikahan Alena?” bentaknya, suaranya menggema di ruangan.Di tangan kirinya, selembar undangan yang sudah kusut. Ia melemparnya ke lantai, napasnya memburu cepat.Margaret dan Bernardus Wibisono memutuskan—atas nama menjaga citra keluarga—bahwa Cassandra tidak boleh hadir di pernikahan Alena dan Arga. Mereka tak mau ada drama, tak mau risiko reputasi. Lagi pula, semua orang tahu sejarah Cassandra dengan Arga.Diusir secara halus, diasingkan oleh keluarganya sendiri. Cassandra mendidih. Amarah mendesak ke permukaan.Tiba-tiba suara bel pintu berbunyi.“Siapa yang datang?” sentaknya kesal.Cassandra berjalan ke pintu, menghentak. Dibukanya dengan kasar.Di balik pintu, berdiri seorang pria muda. Wajah tampan itu terbingkai rambut ber

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Pernikahan Arga Dan Alena

    Pagi itu, Jakarta diselimuti kabut tipis. Langit berwarna kelabu, seolah ikut berduka atas sesuatu yang akan segera terjadi.Amara terbangun dengan berat. Tubuhnya masih lelah, tapi bukan karena kurang tidur. Batin yang terkuras membuat setiap gerakannya terasa seperti membawa beban berlipat ganda. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha mengisi paru-parunya dengan keberanian, tapi hanya mendapati kehampaan.Di walk in closet, terdengar suara pintu lemari dibuka. Arga.Amara bangkit perlahan, memeluk perutnya yang membesar. Bayinya bergerak pelan, seakan ikut merasakan gelombang emosi yang bergulung di dada ibunya.Dia berdiri di depan cermin. Wajahnya tampak pucat, kantung mata menggelap, tapi matanya—mata itu tetap tegar, meski berkilat pilu.Tidak lama kemudian Arga muncul dengan setelan jas hitam klasik. Kancing manset perak mengikat erat lengan bajunya. Rambutnya tersisir rapi, wajahnya dipulas tipis dengan sunscreen tone up—persiapan untuk ratusan kamera yang akan menyorotin

  • Karena Utang, Dinikahi Sultan   Hancur

    Di ruang tamu rumah Arga, Amara duduk dengan punggung bersandar, selimut tipis membalut kakinya. Matanya menerawang ke jendela, kosong.Satu tangan mengelus perlahan perutnya yang membulat, mencari secuil ketenangan yang sulit didapat belakangan ini.Tiba-tiba suara bel pintu berdering.Amara mengerjap pelan, enggan beranjak. Bi Eti yang baru keluar dari dapur bergegas membuka pintu.Di balik daun pintu berdiri sosok tinggi dengan setelan kasual rapi. Zeno.Wajah pria itu tampak canggung, kedua tangannya membawa map berwarna krem dengan pita emas di atasnya. Sesuatu yang langsung membuat jantung Amara mencelos.Undangan.Bi Eti membuka pintu lebih lebar, mengizinkan Zeno masuk. Amara menahan napas saat melihat Zeno melangkah masuk, langkahnya kaku, tatapannya penuh ragu.“Bu Amara,” sapanya pelan. Suaranya teredam oleh berat suasana di ruangan itu.Amara menegakkan tubuh, menatap Zeno dengan tatapan penuh tanya.Kenapa Zeno datang?Untuk apa pria itu membawa undangan pernik

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status