Share

Bab 52 - Tentram.

Makan siang kami lewati dengan suka cita, meja makan kembali hangat, derai tawa yang dulu sempat hilang kini telah kembali lagi.

"Ingat ... kamu harus banyak istirahat, jangan banyak fikiran. Nanti kalau sudah benar-benar sembuh, kamu boleh memimpin lagi perusahaan," ucap Mamah sebelum pamit pulang.

"Iya, Mah. Makasih ya," sahut Mas Mahesa. Mamah tersenyum simpul.

"Kamu juga, Di. Jangan terlalu lelah, perhatikan kesehatanmu sendiri. Kalau perlu pakai jasa baby sister untuk menjaga Mahesa," ucap Mamah diselingi kekehan kecil.

"Iya, Mah." sahutku. "Mamah nginap saja disini, pasti capek bulak-balik. Besok baru pulang," tawarku.

"Tidak apa, Di. Dirumah lebih nyaman istirahatnya," sahut Mamah. Aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.

"Makasih ya, Di. Mamah bersyukur punya menantu sebaik kamu," Mamah tersenyum hangat.

"Sama, Mah. Aku juga bersyukur punya mertua sebaik Mamah," balasku sambil memeluknya.

"Kenapa, Mah? Kok nangis?" tanyaku saat merasa tubuhnya bergetar.

"Tidak apa, Mam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status