Share

Bab 99 - Terungkap.

Tubuhku bergetar, air mata mengalir saat Ayah memeluk tubuhku kedalam dekapannya.

"Kenapa menangis, apa Ayah sudah terlambat?"

Aku tak bisa berkata, lidahku kelu. Kueratkan pelukkan, membakar rasa rindu dan bersalah diwaktu yang bersamaan.

"Cup ... cup, sudah ah." Ayah melonggarkan pelukkan, menyentuh dagu dan mengangkat kepalaku.

"Kenapa?" tanyanya.

"Maaf ... maafkan Fiona kalau ada salah sama Ayah," sahutku disela isak tangis. Tubuhku begitu lemas, Ayah menuntunku berjalan menuju sofa. Kulihat Ibu tersenyum haru, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Istirahat, sudah jangan menangis kasihan yang ada di dalam perut," ucap Ayah berusaha menenangkanku. Mas Yasir mendekat dan mencium tangan, Ayah.

"Buatkan minuman hangat untu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status