Share

Iklas

Hari masih begitu pagi ketika Tukiman membangunkan Wijaya. Hatinya semakin gusar memikirkan penyesalannya. Dia tidak ingin terlambat, masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini.

"Wijaya, bangun Nak!"

"Bapak, ada apa sih pak? Masih pagi ini!"

Wijaya kembali menarik selimut untuk menghangatkan tubuhnya. Udara didesa memang masih dingin dan segar, apalagi dipai hari seperti ini.

"Bangun, ayo segera siap-siap!"

Wijaya melirik bapaknya, bingung dengan apa yang dimaksud bersiap.

"Bersiap untuk apa pak? Memangnya kita mau kemana?"

"Kita susul ibu dan adikmu! Makanya kamu segera bangun, bawa keperluanku seperlunya saja!"

Wijaya langsung bangun seketika mendengar bapaknya yang ingin menyusul ibu dan adiknya kekota.

"Sudahlah pak, Jaya mohon, jangan halangi Astutik untuk meraih cita-cita nya, jangan halangi juga kebahagiaan ibu. Kasian pak ibu, bahkan jaya sering elihat ibu yang diam-diam menangis.

"Bukan nak, bapak justru mau minta maaf kepada mereka, bapak akan merestui adikmu. Bapak akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status