Share

221. Sama-sama Merasakan

"Bukankah barusan kamu sudah mandi sebelum berangkat ke kandang?" Ibu mengikutiku yang hendak masuk ke kamar mandi.

"Eci 'kan habis dari kandang. Siapa tahu bau kotoran sapi. Nanti di pasar orang-orang pada tutup hidung."

"Memangnya Bapakmu mengijinkan pergi?"

"Iya, tapi dengan syarat diantar sama Mas Erik." Aku memberikan isyarat dengan kepalaku ke arah depan, di mana pemuda itu sedang duduk menunggu di teras.

"Baguslah, kalau seperti itu, Ibu juga jadi tenang. Sejak kejadian itu, jujur saja Bapak sama Ibu khawatir kalau kamu mau bepergian sendiri. Makanya,. kamu dilarang kemana-mana."

"Ya sudah, Ibu temani dulu Mas Erik, aku mau mandi dulu."

"Mandi yang bersih biar wangi."

"Nggih, Bu."

"Walah pantesan baru mandi sejam yang lalu mandi lagi." Ibu bergumam sambil pergi. Dari belakang terlihat kepalanya geleng-geleng.

Aku sendiri ikut tertawa kecil menyadari kekonyolanku yang ingin mandi dua kali kurang dari tiga jam. Alasannya lucu, karena aku mau pergi dengan seorang laki-laki dan ingi
Tetiimulyati

Terima kasih yang sudah mengikuti sampai bab ini šŸ„°

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status