Share

Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi
Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi
Penulis: KarlTzy

Bab 1

Ketika Rossa Saraspati mengambil hasil pemeriksaan kehamilan, hatinya melonjak kegirangan.

Dia hamil!

Dia mengandung anak Neilsen Matthew!

Setelah menikah selama 3 tahun, akhirnya ia mengandung anaknya, ini benar-benar bukan sesuatu yang mudah bagi Rossa.

Dengan gembira ia mengambil hasil pemeriksaan itu dan berjalan keluar, tak sabar ingin memberitahukan kabar baik ini kepada Neilsen. Namun ketika ia berbelok, dilihatnya segurat bayangan yang familiar berlalu dengan cepat.

'Messie Chu? Cinta pertama Neilsen!'

Dia tiba-tiba berbalik. Dengan cepat Rossa membuntutinya, dan ia mendapati Neilsen yang seharusnya berada di kantor sedang menemaninya di sisinya, memapahnya dengan hati-hati. Perutnya tampaknya sudah hamil sekitar lima bulan lebih.

"Neilsen, aku tidak apa-apa, jangan gugup, anak ini baik-baik saja."

"Lebih baik diperiksa saja supaya tenang, lagipula anak dalam kandunganmu itu adalah cucu sulung keluarga kami, susah-susah mendapatkannya."

Messie tersenyum manis, Neilsen lembut bak air, adegan ini menusuk lubuk hati Rossa sedalam-dalamnya.

"Apa yang sedang kalian lakukan?"

Rossa meremas hasil pemeriksaan kandungan di tangannya, jemarinya meremas kertas itu hingga mengkerut, namun tetap tak bisa menghilangkan rasa sakit di hatinya. Dia mandul sejak awal, namun demi memberikan seorang anak bagi Neilsen, selama tiga tahun ini ia telah meminum berbagai macam obat, telah pergi ke berbagai rumah sakit, bahkan beberapa kali hampir membahayakan nyawanya, namun ia tak menyangka hari dimana ia diputuskan hamil, ia justru mendapati Messie tengah mengandung anak Neilsen.

"Kenapa kamu ada di sini?"

Raut wajah Neilsen menegang, kelembutan bak air yang tadi terpancar di matanya itu berubah dingin, suhu di sekitar mereka pun terasa ikut turun karenanya.

Melihat sikapnya sebelum dan sesudah, Rossa tak sabar untuk mendesaknya dengan pertanyaan lanjutan.

"Kenapa aku di sini? Neilsen, aku adalah istrimu, saat ini kamu sedang menemani selingkuhanmu memeriksakan kandungan, dan kamu masih tidak malu untuk menanyakan kenapa aku berada di sini?"

Pertanyaannya yang menyudutkan itu memancing perhatian orang sekitar.

Tiba-tiba Messie menangis dengan mimik kasihan.

"Neilsen, maaf, aku telah membawa-bawa dirimu, kalau saja aku tidak kembali, tidak memberitahumu keberadaan anak ini, atau kalau aku menggugurkan anak ini, mungkin Rossa tidak akan salah paham. Maaf, semua ini salahku."

Selesai mengatakannya, Messie berbalik lari.

"Santo, ikuti Nona Messie, hati-hati dengan perutnya. Kalau sampai terjadi sesuatu dengan kandungannya, hanya kamu yang akan kutanya."

Suara Neilsen begitu panik, Santo Song asistennya itu segera mengejarnya.

Rossa merasa ia sulit bernapas, tidak pernah Neilsen memberikan perhatian seperti itu padanya.

"Neilsen, bajingan kamu!"

Dia mengangkat tangannya, ingin menampar Neilsen, namun tamparannya itu ditahan oleh Neilsen, tangannya yang sedikit bertenaga itu memberikan rasa sakit pada tangan Rossa hingga membuatnya meringis.

"Rossa, tiga tahun lalu kau menggunakan cara licikmu dan naik ke ranjangku, memaksaku untuk mau tak mau harus menikahimu, seharusnya kamu tahu dari pernikahan ini aku tak mungkin memberikan cinta seperti yang kamu inginkan. Kuperingati kamu, anak dalam kandungan Messie sangat berharga, dan itu adalah darah daging keluargaku, kalau kamu berani melakukan hal buruk padanya, jangan salahkan aku yang tak peduli lagi dengan hubungan suami istri ini."

Selesai bicara, Neilsen menghempaskan tangan Rossa.

Rossa berdiri dengan tidak stabil, ia hampir saja terjatuh, buru-buru ia berpegangan pada selusur dinding di sampingnya, tangannya yang memegang hasil pemeriksaan kandungan itu segera melemparkannya kepada Neilsen.

"Kamu hamil?"

Sorot mata Neilsen berubah kaget dalam sekejap.

Rossa malah tertawa, air matanya mengalir dari sudut matanya.

"Apa kamu peduli? Tiga tahun lalu aku telah menjelaskannya padamu, tapi kamu tetap tidak percaya. Tidak peduli bagaimana aku berusaha merebut hatimu, kamu seperti tidak melihatnya. Bahkan sekarang cinta pertamamu akan memberimu seorang anak. Neilsen, aku memang mencintaimu, tapi aku juga punya harga diri dan hormat! Aku akan menggugurkan anak ini. Hubungan diantara kita sudah berakhir."

Hati Rossa seperti tersayat-sayat, namun ia tetap berbalik dan meninggalkan tempat itu.

Sorot mata Neilsen menjadi mendung.

la melangkah dengan cepat ke depan, memeluk Rossa, dan segera berjalan ke luar rumah sakit.

"Rossa, kamu kira siapa dirimu? Yang memaksaku menikahimu itu kamu, sekarang yang mengatakan tidak ingin anak juga kamu, kamu kira aku Neilsen ini tidak punya emosi, dipermainkan seperti ini olehmu? Kuberitahu kamu, tentang kelanjutan anak ini, aku yang menentukan!"

"Neilsen, lepaskan aku! Ini adalah anakku, tidak ada hubungannya denganmu!"

Rossa memberontak dengan penuh amarah, namun ia tetap tidak bisa melepaskan diri dari Neilsen.

"Anakmu? Tidak ada aku, bagaimana itu bisa ada? Rossa, sebaiknya kamu jangan memancingku!"

Mata Neilsen yang indah itu menyipit, aura dinginnya menyelubungi sekelilingnya, membuat orang merasa tertekan.

Di saat itulah teleponnya tiba-tiba berdering.

Agar bisa menerima telepon dengan leluasa, Neilsen melepaskan Rossa, namun satu tangannya tetap menahan dia, begitu mengikat.

Rossa merasa kesakitan.

Setiap kali ia pasti selalu punya insting, merasa Neilsen sebenarnya sedikit banyak tetap memperhatikan dia, seperti saat ini.

"Apa katamu? Messie ingin bunuh diri? Awasi dia, aku akan segera ke sana!"

Neilsen mendadak menegang, sementara pikiran Rossa yang sedikit hangat itu perlahan mulai dingin kembali.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status