Bab 280Selama beberapa hari ini, Siti sengaja berada di rumah dan semua orang mencoba untuk mencegah wanita itu melakukan hal berat.Untungnya Siti menurut dan terlalu banyak bertanya. Wanita itu justru merasa senang karena mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya.Tapi masih ada pikiran janggal di dalam kepalanya ketika wanita itu kembali mengingat momen saat dia berada di rumah sakit dan sempat melihat sosok pria yang sangat mirip dengan mantan suaminya.Perasaan itu kembali membuatnya merasa gelisah dan Siti dilanda rasa cemas setiap kali wanita itu tertidur. Tak jarang dia mengalami mimpi buruk dan berakhir harus terbangun di malam hari dengan nafas terengah-engah karena ketakutan.Untungnya sang suami membantunya dengan baik dan pria itu langsung memeluk erat Siti.Pagi ini, Siti kembali beraktifitas dan ikut membantu untuk menyiapkan sarapan karena wanita itu merasa jauh lebih sehat dari biasanya. Dia juga tak suka berdiam diri di dalam kamar. Sekali dia memang berm
Bab 281Putri menganggukan kepalanya dengan cepat. "Iya, Yah. Tapi siapa yang nemenin Putri ke kebun binatang nanti?"Gadis kecil itu tentu saja paham akan kondisi ibunya yang saat ini tak diperbolehkan untuk pergi terlalu jauh. Siti juga jauh lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah dan wanita itu menyerahkan semua pekerjaan berat pada Sumi atau Bi Yati.Siti yang baru saja selesai memasak itu lantas melepas celemeknya dan membawa hasil masakannya ke ruang makan. Dia meletakkannya perlahan ke atas meja dan berbalik menatap lekat putrinya."Ibu bisa temenin, kok."Handi menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas aja."Siti mengerutkan keningnya karena wanita itu tahu dengan jelas bahwa suaminya juga bekerja dan pastinya pria itu disibukkan oleh berbagai macam pekerjaan di kantor."Tapi Mas pasti punya pekerjaan di kantor, kan? Menemani Putri sama saja mengabaikan pekerjaan kantor dan para karyawan pasti akan mempertanyakan alasan atasan mereka sela
Bab 282Siti menatap kereta besi yang kini mulai menjauh dan perlahan hilang dari pandangannya. Wanita itu hanya bisa tersenyum tipis ketika mengingat peringatan yang baru saja diberikan oleh suaminya. Dia justru merasa senang karena mendapatkan perhatian seperti ini dari Handi. Pria itu tampaknya benar-benar mencintainya dengan tulus dan selalu mengkhawatirkannya.Jauh berbeda dengan mantan suaminya dulu."Astaghfirullah," lirihnya sambil menggelengkan kepala dengan cepat agar bisa mengusir pikiran aneh yang sempat hinggap.Entah mengapa secara mendadak tiba-tiba dia mengingat kembali mantan suaminya dan perlakuan buruk yang pernah dilakukan oleh Adi.Padahal Siti seharusnya sudah melupakan itu semua karena sudah berlalu dan waktu kini berganti. Tapi secara mendadak diingatnya kembali dan hatinya pun terasa sakit.Entah mengapa akhir-akhir ini dia tak bisa merasa tenang sama sekali karena masih mengingat tentang kejadian yang sempat terjadi di rumah sakit.Selama beberapa hari belaka
Bab 283Handi menatap dekat sosok sang sekretaris dengan pandangan tak percaya."Apa kamu serius?"Rosa menganggukan kepalanya dengan cepat karena rasanya tak mungkin jika wanita itu berbohong mengenai informasi sepenting ini."Saya mengatakan yang sebenarnya, Pak. Walau memang menurut pengakuan dari orang yang berada di sekitar kantor itu masih bisa diragukan karena rasanya tak mungkin jika seorang buronan berani berada di sekitar tempat yang telah berhasil membuatnya masuk ke dalam penjara."Handi kembali terdiam setelah mendengar hal itu karena Rossa mengatakan hal yang benar. Rasanya cukup aneh dan Adi tak mungkin melakukan tindakan bodoh seperti itu. Namun dia juga tahu dengan jelas bahwa pria yang telah kabur dari penjara itu memiliki berbagai pikiran buruk di dalam kepalanya dan bisa melakukan apapun.Rosa yang melihat wajah atasannya itu tampak serius tentu saja merasa khawatir."Pak, apa tidak sebaiknya kita melaporkan hal ini pada pihak kepolisian agar berjaga di sekitar kan
Bab 284Tubuh Putri yang tengah berjongkok itu tampak bergetar ketakutan. Gadis itu perlahan mulai menoleh dan seketika matanya tampak membulat dengan sempurna ketika melihat sosok pria yang kini terlihat menyeringai.Adi langsung berjongkok tepat di samping putrinya dan membelai wajah gadis kecil itu dengan lembut. Pria itu sengaja mengenakan pakaian yang cukup tertutup agar tak ditemukan orang-orang yang telah mencari keberadaannya."Putri kenapa malah kelihatan ketakutan seperti itu? Apa Putri nggak kangen sama Ayah?"Jantung gadis kecil itu kini berdetak semakin kencang karena selama ini dia tak pernah diperlakukan baik oleh Adi. Pria itu bahkan telah mengukirkan luka yang cukup dalam di hati Putri."A-ayah kenapa bisa ada di sini?"Adi menarik sudut bibirnya tipis. Dia menatap lekat sosok gadis yang masih berada tepat di sampingnya dan mencoba untuk bersikap lembut."Ayah kangen sama Putri," lirihnya.Putri jatuh terduduk dengan keterkejutan karena dia masih tak percaya dengan se
Bab 285Putri menatap bepergian sosok pria yang sempat membuatnya tersentuh itu. Dia tak menyangka akan bertemu kembali dengan ayahnya setelah sekian lama. Apalagi pria itu telah membuat image yang cukup buruk di dalam ingatannya.Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dengan keras dan membuat gadis kecil itu menoleh."Ketemu! Putri, sekarang kamu yang jaga!"Putri terdiam karena gadis kecil itu tak lagi bersemangat untuk melanjutkan permainan. Isi kepalanya masih berputar tentang kalimat yang sempat didengarnya dari mulut sang ayah.Di waktu yang bersamaan,Adi merasa menang karena pria itu telah berhasil mendapatkan kepercayaan Putri dan tampaknya gadis kecil itu juga sedikit iba padanya.Tak bisa dipungkiri dia merasa sangat senang karena rencana awalnya telah berhasil dan dari sinilah dia akan berusaha untuk menyusup kembali ke dalam kehidupan mantan istrinya agar bisa membuat wanita itu merasakan pahitnya kehilangan.Sebenarnya dia tak ingin bertindak sejauh ini jika saja mantan i
Bab 286Adi mengerutkan keningnya tak percaya. Tapi di sisi lain dia juga merasa penasaran karena mungkin saja informasi yang diberikan oleh Selina cukup bagus.Tak ingin menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, Adi menyetujui permintaan wanita itu untuk bertemu. Tapi dengan satu syarat, pertemuan kali ini ditentukan oleh Adi."Baiklah, Mas. Aku akan segera datang menemui kamu. Kebetulan hari ini aku juga nggak berangkat kerja.""Ya, sampai ketemu nanti."Setelahnya, Adi langsung memutuskan sambungan teleponnya. Pria itu bergegas kembali ke hotel tempatnya menginap.Sedangkan di sisi lain, Selina menarik sudut bibirnya tipis. Dia tak bisa menunggu waktu lebih lama lagi karena Adi bisa saja curiga padanya."Kamu pasti akan masuk ke dalam jebakanku, Mas."*Sore harinya wanita itu telah sampai di tempat pertemuan yang memang sejak awal telah ditentukan oleh Adi. Selina terlihat mengedarkan pandangannya ke sekeliling ketika memasuki sebuah gang yang cukup gelap dan juga sepi.Bagaimanapun di
Bab 287"Tapi mungkin ini kabar yang cukup buruk juga bagimu, Mas."Adi mengerutkan keningnya karena wanita itu masih belum menjelaskan secara rinci sepenuhnya. "Katakan saja, Sel. Aku ingin mendengar semuanya.""Ada seseorang yang melapor bahwa mereka melihatmu di sekitar perusahaan, Mas."Mata Adi seketika membulat dengan sempurna karena saat itu dia yakin tak ada seorangpun yang melihatnya selain Selina. Matanya kini tampak memicing ketika menatap lekat wanita itu."Apa kamu yang melaporkan ini?"Wanita itu segera menjelekkan kepalanya dengan cepat. Raut wajahnya tampak biasa oleh dia merasa kesal karena dituduh."Mana mungkin, Mas?! Kalau saat itu aku sudah melaporkanmu, kamu sekarang pasti sudah mendekam di penjara kembali. Aku bahkan mendapatkan nomor ponselmu yang baru. Tak sulit bagiku untuk melaporkanmu, jika aku memang menginginkannya."Adi terdiam sejenak karena segala hal yang dikatakan wanita itu ada benarnya. Selama ini dia masih aman walaupun telah membeberkan sedikit i