Share

Bab 7b

"Semoga bisa bertemu, ya, Bu. Ibu harus kuat dan tabah kalau kenyataannya sesuai dengan dugaan beberapa hari ini."

"Terima kasih, Mba."

Mba Tina–tetanggaku di kampung. Ia aku ajak ke sini untuk bekerja bersamaku. Ia sudah aku anggap seperti sahabat dan juga adik sendiri, meskipun usia kami terpaut satu atau dua tahun. kepadanya tempat aku bercerita segala sesuatu.

"Bagaimana dengan pemesanan katering?" tanyaku.

"Alhamdulillah berjalan lancar, Bu."

"Alhamdulillah, baguslah, senang mendengarnya! Aku percayakan semuanya ke Mba Tina."

"Baik, Bu." Ia mengangguk.

Aku mulai meraih tas dan berjalan keluar kemudian langsung menuju taksi yang telah menunggu di luar. Aku tidak ingin menunggu lagi untuk segera ke rumah Mas Adnan.

Setelah menunjukkan alamat yang aku maksud, taksi driver membawaku ke alamat tujuan. Aku sangat was-was bila alamat yang aku tuju adalah benar alamat Mas Adnan.

Pikiranku banyak dihinggapi praduga yang tidak menentu. Aku sudah memutuskan untuk memperjelas masalah ini agar aku tenang dan tidak selalu mencari tahu keberadaan dan kabarnya.

Saat taksi akan berhenti tepat di depan alamat rumah yang aku maksud, mataku sedikit memicing.

Siapa wanita berhijab itu? Apakah benar dia Raisya? Akan tetapi Raisya yang aku tahu, dia tidak berhijab.

Tanda tanya-tanda tanya tersebut mengitari kepalaku.

Aku mengecek kembali gawaiku, ingin memastikan gambar yang di kirim oleh salah seorang teman dumay-ku. Gambar rumah tersebut sama persis dengan rumah yang aku lihat saat ini.

Namun, rumah di sini hampir semua sama karena kawasan perumahan. Aku sedikit tidak yakin kalau alamat ini sudah benar. Lagi pula, wanita itu belum membalikkan wajahnya.

Posisinya saat ini sedang membelakangi kami karena dia sedang menata tanaman.

"Kita sudah sampai ke alamatnya, Mba," ucap driver.

"Iya, Mas. Tunggu sebentar, ya!"

Perjalanan ini memakan waktu sekitar dua jam lebih. Hari sudah petang.

Ketika taksi berhenti tepat di depan rumah, tiba-tiba seorang gadis kecil berlari ke luar hingga sampai ke wanita yang sedang berjongkok tersebut.

"Mama ...."

Gadis itu! Gemuruh di dada ini berguncang hebat. Iya, benar. Gadis berambut ikal itu bernama Dita. Dan wanita itu pasti Rai-sya. Ia pun menoleh.

"Iya, Nak. Kenapa?"

Aku makin tak kuat mengendalikan gemuruh di dada ini. Ritmenya sudah tidak menentu.

"Ayah mengejarku!" ratap gadis kecil itu.

"Gadis kecilku di mana? Di mana dia?"

Aku pun menoleh memerhatikan lelaki yang keluar dari dalam rumah dengan senyum mengembang. Mataku membulat sempurna.

Hatiku sangat sakit melihat kedekatan Ayah dan putrinya, sedangkan Naya–putriku tidak pernah merasakan kasih sayang ayahnya sendiri. Kedekatan mereka pun tidak pernah terjadi.

Mas Adnan selalu beralasan sangat banyak proyek yang dikerjakan di perantauan. Nyatanya ke mana? Bahkan daerah ini masih satu provinsi dengan tempat tinggalku, hanya berbeda kabupaten dan jaraknya sekitar dua atau tiga jam.

"Dasar pembohong!" Aku mendengus kesal sambil meremas jemariku.

"Maaf, Mba?" Aku baru tersadar karena pertanyaan driver taksi.

"Tidak, Mas. Ini, ya, bill-nya. Terima kasih!"

Tidak menunggu lama, aku membayar ongkos taksi dan segera keluar dari mobil dengan tergesa-gesa.

"Jadi begini Mas yang kau sembunyikan dariku selama beberapa bulan ini atau mungkin bertahun-tahun lamanya?" Suaraku meninggi sehingga mata mereka melihat ke arahku.

Pintu pagar aku gebrak begitu saja. Aku masuk ke pekarangan rumah mereka tanpa basa-basi atau pun memberi salam.

Lelaki yang berdiri di depanku itu seketika mematung kemudian suaranya keluar dari mulut seakan bergetar.

"Jihan! Ka--u .... Dari mana kau tahu kami di sini?"

"Tidak penting dari mana aku tahu kalian bersembunyi di sini."

"Mba Jihan, apa maksudmu kami bersembunyi?"

"Oh, ya, Raisya, kau tidak perlu berpura-pura atau bersandiwara. Aku sudah tahu kok semuanya." Aku beralih menatap Raisya, sahabatku dulu.

Wanita di depanku itu pun mematung atau mungkin tidak menyangka keberadaanku.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Alibn A.
bisa dibaca gratis dengan nonton iklan.
goodnovel comment avatar
Ulyatur Rofi'ah
aaa geram sekali akuu sama mereka dan bab masih terkunci ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status