Jakarta, Indonesia. 7 Maret 2021, 10:31 AM.
Mobil mewah berwarna hitam, Rolls Royce Ghost, meluncur masuk ke area parkir Starbucks, melibas jejeran mobil mewah lainnya yang tengah menanti giliran di antrean drive-thru. Clara, duduk di dalam kendaraannya yang elegan. Seperti biasa, ia memerintah sopir pribadinya, Surya, untuk memesan kopi dan kue di cafe favoritnya."Pak Surya, tolong pesan Frappuccino untuk saya. Dan juga beberapa roti," pinta Clara dengan suara yang tenang dan penuh pesona. Mobilnya melaju perlahan di antrean drive-thru, mengikuti jejak pengunjung lain, aroma kopi dan roti panggang tak terelakkan."Oh, iya... Untuk Nana dan juga Pak Surya, boleh pesan apa saja. Gunakan ini..." lanjut Clara, sembari menyodorkan black card dengan aura kemewahan kepada Pak Surya, sang sopir pribadi yang mengemudikan mobil mewah tersebut."Terima kasih banyak, Nyonya. Anda selalu baik…" ujar Surya dengan penuh rasa terharu, mengapresiasi kebaikan majikannya."Tentu saja, dari dulu, Nyonya itu memang selalu baik!" sahut Nana,Clara hanya tersenyum, wajahnya tercermin di balik layar kaca mobil. Dia memandang antrian yang terbentang panjang di drive-thru Starbucks melalui jendela, cahaya matahari pagi memantulkan sinarnya menembus kaca mobil mewahnya. Tak lama kemudian, aroma harum kopi segar Starbucks menyelimuti interior mobil mewah itu. "Ini, Nyonya," ujar Surya, dengan gemetar menggenggam segelas Frappuccino yang dingin.Clara, yang terhanyut dalam lamunan sejenak, tersentak ketika disadarkan oleh suara sopirnya. “Astaga…” serunya, dan dengan cepat meraih segelas frappuccino yang disodorkan oleh Surya. Dengan itu, mereka melanjutkan perjalanan, mobil mewah itu meluncur meninggalkan Starbucks."Ke mana kita akan pergi, Nyonya?" tanya Surya, memecah keheningan. "Kita akan ke yayasan 'Kasih Kita'" sahut Nana tanpa ragu."Kenapa yang kau menyahut?" tanya Surya dengan nada sinis, "Hey, mau kupecat atau bagaimana? Aku ini kepala ART!" ancam Nana, menggelengkan kepalanya dengan tegas."Kalian ini..." desis Clara, sambil menyeruput secangkir Frappuccino, menatap jalanan Ibukota yang ramai."Jadi, kita akan pulang membawa bayi? Apakah Nyonya sudah siap mengurus bayi?" goda Nana, mencoba bergurau pada majikannya."Tidak. Aku nanti hanya berdiskusi dengan pemilik yayasan, dan akan menyumbangkan donasi sebesar lima belas miliar untuk hadiah adopsi" jelas Clara dengan tegas, memberikan gambaran rencananya.Kelopak mata Nana melebar dan mulutnya terbelalak, "Aa... aapaaa? Ini serius?" serunya tak percaya."Yahh... Bagaimana menurutmu, Nana?" tanya Clara, merayakan ekspresi terkejutnya."Kalau saya pribadi, jumlah itu terlalu besar, mengingat Nyonya setiap bulan sudah berdonasi lima puluh juta" jawab Nana dengan tulus."Hmmm... Baiklah, kalau lima miliar?" tanya Clara lagi, ingin mendengar pendapat sosok kepala ARTnya yang setia."Itu juga masih terlalu banyak, Nyonya" jawab Nana dengan tegas, tak ingin menunjukkan kompromi."Hmm... Baiklah, lima miliar saja..." ujar Clara dengan nada santai."Chh... Untuk apa bertanya kalau ujung-ujungnya membuat keputusan seperti itu?" desis Nana dengan ketidakpuasan yang terabaikan."Kau kesal padaku, Nana?" tanya Clara, mencoba menggoda dengan tatapan sinis."Tentu saja, tidak, Nyonya..." jawab Nana, berusaha menutupi kekesalannya, namun senyum kecil menghiasi wajahnya. Suasana ringan dan humoris itu mewarnai perjalanan mereka menuju yayasan, sembari menikmati kopi bersama-sama.Perjalanan menuju yayasan dikejutkan oleh suara dering ponsel yang menggema di dalam mobil mewah. "Halo, selamat pagi, Bu Clara" sapa Hanum, terdengar melalui sambungan telepon."Iya, selamat pagi, Bu Hanum. Ada apa ya?" jawab Clara dengan suara yang penuh sopan santun."Maaf, sebaiknya pertemuan hari ini ditunda dahulu, karena saya ada urusan mendadak" ungkap Hanum dengan nada penyesalan."Oh, begitu ya, Bu" balas Clara, tetap menjaga ketenangan."Saya mohon maaf sebesar-besarnya ya, Bu Clara," ujar Hanum dengan suara yang tulus."Tidak masalah, Bu Hanum. Prioritas urusan mendadak itu lebih penting" jawab Clara dengan senyuman terdengar dalam intonasinya.Telepon pun berakhir, meninggalkan Clara dengan rasa heran. "Sudah sampai Jakarta Pusat, tapi Bu Hanum ada urusan mendadak!" keluhnya, memberikan ekspresi sedikit kesal."Bagaimana kalau mampir ke kantor Tuan Samuel?" usul Nana, untuk menenangkan majikannya."Boleh juga, Nana. Lagipula, sudah beli banyak roti Starbucks, bisa dibagikan pada karyawan" ujar Clara penuh dengan semangat, mencari sisi positif dari situasi tak terduga ini.Rolls Royce Ghost berwarna hitam melanjutkan perjalanannya menuju Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Sudirman. Setelah beberapa puluh menit melewati keramaian Ibukota, mobil mewah itu tiba tepat di depan gedung Wijaya Group. Clara, keluar dari mobil dengan penuh semangat, dibantu oleh Nana yang membawa bingkisan Starbucks untuk para karyawan."Salam siang, Nona Clara!" sambutan hangat terdengar dari para karyawan."Nona Clara, apa kabar?" tanya salah satu karyawan."Nona Clara semoga sehat selalu" seru yang lainnya."Nona Clara sangat cantik" puji beberapa karyawan.Begitu seruan hangat dari para karyawan saat Clara melintasi susunan meja dan kursi mereka.Clara tersenyum dan menghentikan langkahnya, "Nana, taruh semuanya di sini" pinta Clara, menunjuk salah satu meja kosong yang tersedia."Kalian, silakan makan ini..." ujar Clara kepada seluruh karyawan, memberi mereka kesempatan untuk menikmati kue-kue dari Starbucks.Para karyawan dengan antusias menghampiri meja tersebut dan mengambil kue-kue yang disediakan. "Terima kasih, Nona. Anda begitu baik!" "Terima kasih, Nona." "Anda sangat dermawan," begitu ucapan terima kasih yang disampaikan para karyawan, dan Clara hanya menanggapinya dengan senyuman penuh keramahan.Setelah aroma manis kue memenuhi ruangan dan senyum kepuasan terpampang di wajah semua karyawan, Clara melanjutkan langkahnya menuju ruang kantor suaminya. Pintu kantor terbuka di depannya, ia memasuki ruangan yang seharusnya disambut hangat oleh kehadiran sang suami. Namun, rupanya suaminya tak ada di sana, hanya kehampaan yang menyambutnya. “Kemana dia pergi? Mungkinkah makan siang?” desis Clara, mencoba mencari jawaban dari keheningan yang menyelimuti ruang kerja itu.Dengan perasaan penuh cinta, Clara memutuskan untuk menunggu kedatangan suaminya dengan sabar di ruang kantor. Ia melangkah pelan, menyusuri setiap sudut ruangan dan mengamati sekelilingnya. Merasa penasaran dengan kegiatan yang suaminya lakukan selama bekerja di kantor. Di dalam laci meja yang rapi, beberapa kertas note berwarna merah muda berbentuk hati tertata tanpa urutan yang jelas, tetapi Clara memilih untuk tidak membacanya, menghormati privasi suaminya.Namun, pandangannya teralihkan oleh kartu VVIP hotel mewah bintang lima yang tergeletak begitu saja. Clara meraih kartu tersebut, dan ekspresi cemas mulai melintas di wajahnya. “Untuk apa, dia menyimpan ini?” pikiran negatif dengan cepat menyelinap ke dalam benaknya, dan kecurigaannya pada sang suami semakin memuncak.Dengan hati yang berdebar, Clara memutuskan untuk duduk di salah satu sofa yang mewah. Clara melipat tangannya dengan rapat di depan dada, dan terus mengayunkan telapak kakinya, menandakan kecemasan yang mengganggu psikologisnya dalam menunggu sang suami yang sepertinya membawa banyak tanda tanya.Dalam penantian yang memutuskan keheningan, Clara merasa tak tahan lagi untuk menghindari rasa ingin membuang air kecil. Dengan langkah berat, ia melangkah menuju kamar mandi, dan di sanalah, kejutan lain menanti. Celana dalam wanita berbentuk segitiga menggantung diantara dinding, benda yang membuatnya semakin memperdalam kecurigaannya terhadap Samuel, suami yang selama ini sangat dicintainya.***Kuala Lumpur, Malaysia. 15 Agustus 2021, 10:33 AM.Mereka melanjutkan dengan penuh semangat membahas detil teknis, saling bertukar pandangan dan pengetahuan tentang mesin-mesin canggih yang menggerakkan koleksi mobil sport mereka. Percakapan ini bukan hanya menggambarkan cinta mereka pada keindahan desain, tetapi juga rasa kagum mereka terhadap prestasi teknologi yang luar biasa dalam dunia otomotif.Pembahasan tentang mobil sport beralih ke dunia balap F1, di mana Christian dan Ismail bersemangat untuk membahas pertandingan yang terjadi pada tahun dua ribu dua puluh.Christan dengan semangat berkata, "Tahun dua ribu dua puluh benar-benar memberikan persaingan yang intens di dunia F1. Lewis Hamilton dengan Mercedes-nya tampil mengesankan. Konsistensinya luar biasa dan membuatnya meraih gelar juara dunia untuk yang ketujuh kalinya."Ismail menanggapi, "Benar sekali, Christan. Hamilton benar-benar menjadi dominan. Tapi Max Verstappen dan Red Bull Racing juga memberikan penampilan yang me
Selangor, Malaysia. 15 Agustus 2021, 9:38 AM.Setelah perjalanan laut yang indah, romantis dan begitu menyenangkan, super yacht mewah milik keluarga Winata akhirnya menepi di pelabuhan Klang, Malaysia. Clara dan Christian melangkah keluar dari kapal, di sambut oleh kehangatan sinar matahari tropis dan udara yang segar di semenanjung daratan Selangor.Christan tersenyum pada Clara, “Selamat datang di Malaysia, sayang. Ayo, kita temui Zainab.”Mereka berdua dijemput oleh sebuah Limousin yang tampak elegan, mobil mewah itu telah disiapkan oleh Zainab untuk menyambut Christan dan Clara.Christan membukakan pintu Limousin tersebut untuk Clara, yang kemudian melangkah masuk ke dalam dengan anggun. Limousin tersebut bergerak dengan santai, menuju Mandarin Oriental, sebuah hotel mewah yang terletak di pusat kota Kuala Lumpur.Setibanya di hotel, mereka disambut oleh staf hotel yang begitu ramah. "Selamat petang, Tuan dan Puan. Adakah yang boleh saya bantu? Good afternoon, Sirs and Madam. Is th
Singapura, Singapura. 15 Agustus 2021, 8:47 AM.Dengan api cemburu yang masih membara, Clara memilih pakaian yang paling seksi dan mencolok untuk dipakai olehnya, memastikan bahwa dirinya akan jauh lebih cantik dibandingkan dengan Zainab.Clara mengenakan Gaun Mini Dior berwarna merah, yang pernah dikenakan juga oleh Selena Gomez. Christan yang melihat penampilan vulgar Clara, merasa terkejut. "Apa yang sedang kamu pakai, Clara?" tanya Christan, seraya mengerutkan dahinya terheran-heran.Clara menaikkan dagunya agar tampak percaya diri, dan berkata, "Jangan pedulikan aku."Saat mereka telah selesai bersiap-siap, Clara bertanya, "Kita akan ke sana naik apa, Christian?"Christian tersenyum dan menjawab, "Kita akan menggunakan private yatch milik keluargaku yang berada di pelabuhan."Saat mereka keluar dari vila, sebuah Lamborghini Urus berwarna hitam elegan telah menunggu di depan. Clara memandang kendaraan tersebut dengan kagum, "Wow, Christian, ini mobil apa?"Christian tertawa, "Ini
Singapura, Singapura. 15 Agustus 2021, 7:15 AM.Matahari terbit dengan kelembutan di balik jendela vila pinggir pantai Singapura, menyoroti Clara dan Christian yang baru saja membuka matanya. Mereka terbangun dengan pelukan hangat, saling menatap dengan senyuman bahagia. Suara ombak memeluk mereka, menambah keindahan pagi yang tenang.Clara mencuri ciuman lembut dari bibir Christian, "Pagi ini terasa begitu indah, sayang."Christian tersenyum, "Iya, jauh lebih indah lagi karena aku bersamamu." Mereka berdua menikmati momen intim itu, merasakan kebahagiaan yang memenuhi hati mereka.Dengan pelan, Clara menyentuh wajah Christian, "Aku sangat bersyukur karena kamu selalu ada di sisiku. Terima kasih, i love you so much, Chrsitan."Kedua insan yang tengah dimabuk asmara tersebut saling menatap dengan mata penuh keterpesonaan, merasakan cinta yang semarak di antara mereka seperti ombak yang tak henti berayun.Mereka berdua bergegas dari tempat tidur dengan penuh kebahagiaan. Clara dan Chris
Singapura, Singapura. 14 Agustus 2021, 6:15 PM.Setelah matahari benar-benar tenggelam dan pantai menjadi gelap, Clara dan Christan kembali ke dalam vila. Suasana yang penuh romansa dan hangat menyelimuti mereka, menciptakan momen istimewa yang tak terlupakan. Mereka memutuskan untuk duduk di meja makan, menginginkan momen berdua yang lebih intim.Christan, dengan senyuman, beranjak dari meja dan berkata, "Bagaimana kalau aku memasak sesuatu yang spesial untuk kita malam ini?" Clara antusias berkomentar, "Itu ide yang bagus! Aku penasaran apa yang akan kau masak."Christan masuk ke dapur, dan sambil menunggu, Clara merenung, merenungi betapa beruntungnya dia memiliki seseorang seperti Christan di hidupnya, seseorang yang telah memberikan dukungan dan cinta sejati.Christan memasak steak salmon, hidangan favorit Clara, dengan penuh keahlian di dapur vila. Aroma harum salmon yang dipanggang mulai mengisi ruangan, menambah kegembiraan Clara yang sangat menyukai hidangan tersebut.Ketika
Singapura, Singapura. 14 Agustus 2021, 6:02 PM.Saat matahari perlahan tenggelam di cakrawala pantai Singapura, Clara dan Christan menemukan kebahagiaan dalam cerita-cerita konyol dari masa lalu mereka. Duduk di tepi pantai dengan suasana yang tenang, mereka berdua tertawa bersama sambil berbagi kenangan yang menggelikan.Clara tertawa, "Kamu tahu, dulu sewaktu kuliah, aku pernah kehilangan kunci mobil di dalam tas dan ternyata ada di sana selama seminggu!"Christan bergabung dalam tawa, "Serius? Itu lebih baik daripada satu kali aku mengenakan dua sepatu yang berbeda saat akan pergi ke kantor!"Mereka terus saling berbagi cerita konyol, dari momen kecil hingga kisah yang lebih lucu dari perjalanan hidup mereka. Seiring dengan matahari semakin tenggelam.Clara, sambil tertawa, berkata, "Mungkin konyol, tapi itulah yang membuat hidup begitu berwarna, bukan?"Christan setuju, "Betul sekali. Momen-momen seperti ini yang membuat kita lebih dekat dan menambah nilai pada perjalanan hidup kit
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 11:15 AM.Christan, dengan penuh kejutan, mengajak Clara untuk mencoba sebuah gaun pengantin di butik yang mewah. Gaun pengantin itu berwarna putih dan dihiasi oleh berlian yang berkilau. Clara dengan senang hati menerima ajakan itu, dan suasana hatinya berubah menjadi ceria saat mengenakan gaun tersebut.Christan tersenyum melihat Clara berkilau dalam gaun pengantin. "Kau terlihat luar biasa, Clara. Gaun ini cocok sekali padamu."Clara, dengan tatapan penuh kebahagiaan, berputar-putar memeriksa gaunnya di depan cermin. "Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan memakai gaun pengantin seindah ini. Terima kasih, Christan."Christan mendekat dan memandang Clara dengan penuh cinta. "Ini hanya percobaan, tapi aku tidak sabar untuk melihatmu mengenakan gaun pengantin ini di hari pernikahan kita nanti."Clara tersenyum lembut, "Aku juga tidak sabar, Christan. Kita akan memiliki hari yang indah bersama."Saat mereka meninggalkan butik, gambaran indah te
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 8:57 AM.Dengan hati yang berat, Clara meninggalkan ruangan, menuju lorong-lorong, ia masih berusaha mencari tahu keberadaan dan penyebab ketidakhadiran Samuel. Perjalanan penyelidikan mereka di Wijaya Group semakin kompleks dengan misteri hilangnya uang perusahaan dan sekarang ketidakhadiran Samuel yang menjadi pertanyaan besar.Dengan kabar bahwa Samuel tidak masuk kerja selama dua hari dan tanpa memberikan pemberitahuan, Clara dan Christan mulai merasa curiga. Mereka duduk bersama untuk membahas situasi ini."Christan, ini sangat aneh. Samuel tidak masuk kerja dan tidak memberi tahu siapa pun," ujar Clara dengan raut wajah penuh kekhawatiran.Christan mengangguk, "Ya, ini semakin rumit. Mungkin dia terlibat dalam masalah yang lebih besar terkait hilangnys uang perusahaan."Clara menyela, "Atau mungkin dia sendiri yang terlibat dalam hal ini. Kita perlu mencari tahu lebih lanjut."Christan setuju, "Kita perlu memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 7:15 AM.Suasana pagi di kediaman megah Christan begitu tenang. Aroma kopi segar dan wangi masakan mewah memenuhi udara saat Clara, Christan, dan si kecil Julian duduk bersama di meja makan yang megah.Clara tersenyum penuh kasih saat memberikan suguhan pagi kepada suaminya dan anaknya. "Christan, kita harus segera menemukan solusi atas kehilangan uang perusahaanku. Ini bukan hanya tentang Wijaya Group, tapi juga masa depan perusahaan dan karyawan."Christan, sambil menikmati sarapan, menatap Clara dengan tekad. "Kamu benar, Clara. Kita harus menyelidiki ini bersama, diluar penyelidikan yang dilakukan oleh Tom. Tak ada yang bisa merugikan perusahaanmu tanpa konsekuensi."Julian, yang antusias menyantap pancake di meja, penasaran. "Om, Mama, Julian ikut ya?"Christan tersenyum dan mengusap kepala Julian lembut. "Sayang, hari ini Om dan ibumu harus pergi di luar. Kamu akan bersama Nana kdi rumah, yang akan menjaga dan bermain bersamamu."Julian menun