Cahaya yang remang, terdengar suara napas yang terengah-engah. “Ahh… Ahh… Teruslah, sayang,” erang seorang wanita yang merintih-rintih seolah menikmati sebuah momen. Lembutnya seprai mewah, menjadi saksi bisu dari setiap helaan napas dua insan yang tengah memadu kasih. Tubuhnya seolah menari di atas ranjang, dan desahannya menjadi melodi yang mengisi keheningan malam. “Sayang… Ohh… Ohh…” sambut lembut seorang pria, suaranya melemah dengan napas yang tak beraturan.Setelah percumbuan panas itu berakhir, lampu kamar menyala dengan terang benderang. Seorang wanita dengan rambut merah yang panjang tampak mengenakan baju tidur yang tipis dan seksi, memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang indah, sedang membenahi dirinya di depan meja rias sambil memoles wajahnya dengan pelembab malam. Sosok yang sering disapa Clara Wijaya, wanita berdarah Tionghoa-Rusia yang berumur 29 tahun, memiliki sifat penuh kelembutan dan keceriaan. Kehidupannya begitu sempurna bahkan sejak ia dilahirkan, dan semakin
Jakarta, Indonesia. 7 Maret 2021, 8:49 AM.Meja makan dengan panjang sejauh tiga meter, memiliki desain klasik Eropa dan diselimuti porselen yang elegan, dirancang khusus oleh pengrajin asal Finlandia. Kursi Samuel terletak di ujung barat, sementara Clara duduk di sisi ujung timur. Dengan jarak tiga meter yang memisahkan mereka, suasana makan pun menjadi hangat, wajah mereka saling berhadapan, membentang dari satu ujung ke ujung lainnya.Sarapan disajikan dengan berbagai hidangan yang menggoda selera. Croissant yang renyah, telur mata sapi yang lezat, sosis panggang yang menguar aroma menggugah selera, dan sereal gandum. "Selamat makan, sayangku," sapa Samuel dengan senyuman hangat, dan Clara membalasnya dengan senyuman yang penuh kebahagiaan. Suami dan istri itu menikmati hidangan pagi bersama-sama.Tak lama kemudian, Samuel membuka obrolan baru, mengusik kedamaian pagi mereka dengan kata-kata yang menyedihkan, “Seandainya saja kita memiliki anak…”Clara, yang tengah menikmati kelezat
Jakarta, Indonesia. 7 Maret 2021, 10:31 AM.Mobil mewah berwarna hitam, Rolls Royce Ghost, meluncur masuk ke area parkir Starbucks, melibas jejeran mobil mewah lainnya yang tengah menanti giliran di antrean drive-thru. Clara, duduk di dalam kendaraannya yang elegan. Seperti biasa, ia memerintah sopir pribadinya, Surya, untuk memesan kopi dan kue di cafe favoritnya."Pak Surya, tolong pesan Frappuccino untuk saya. Dan juga beberapa roti," pinta Clara dengan suara yang tenang dan penuh pesona. Mobilnya melaju perlahan di antrean drive-thru, mengikuti jejak pengunjung lain, aroma kopi dan roti panggang tak terelakkan."Oh, iya... Untuk Nana dan juga Pak Surya, boleh pesan apa saja. Gunakan ini..." lanjut Clara, sembari menyodorkan black card dengan aura kemewahan kepada Pak Surya, sang sopir pribadi yang mengemudikan mobil mewah tersebut."Terima kasih banyak, Nyonya. Anda selalu baik…" ujar Surya dengan penuh rasa terharu, mengapresiasi kebaikan majikannya."Tentu saja, dari dulu, Nyonya
Jakarta, Indonesia. 7 Maret 2021, 1:22 PM.Dalam ketenangan yang coba diusahakan oleh Clara, keberadaan kartu hotel dan celana dalam wanita di kamar mandi menjadi duri yang menusuk hatinya. Belum lagi, alat kontrasepsi dan alat tes kehamilan, semakin membuatnya yakin bahwa sang suami telah berkhianat. Meskipun ia berusaha meredam kecemasan, hatinya hancur melihat benda yang seharusnya tidak suaminya punyai. Tak berapa lama kemudian, sosok Samuel muncul, menciptakan kedamaian palsu dengan senyumannya yang khas."Istriku... Sejak kapan engkau datang, sayang? Ingin makan siang denganku?" senyuman Samuel terhampar, mencoba mengaburkan ketidaknyamanan di udara.Namun, Clara hanya terdiam, matanya memandang tajam. Samuel mendekati Clara yang duduk di sofa. Jemarinya memeluk pundak sang istri dengan lembut, mencoba membaca rahasia yang disembunyikan di balik tatapan gelisah Clara. "Bidadariku... Ada apa? Mengapa wajah cantikmu terlihat kesal?" tanya Samuel, suaranya penuh kelembutan."Apa yan
Jakarta, Indonesia. 10 Maret 2021, 5:43 PM.Dalam dapur yang seluruh lapisannya terbalut marmer, Clara, dengan memakai celemek berwarna biru tua, sedang sibuk memasak dengan gemulai. "Nyonya tidak butuh bantuan?” tawar Nana, seorang kepala asisten rumah tangga, sementara aroma harum masakan melingkupi udara.Cahaya dapur menyoroti rona rambut merah Clara yang memancarkan pesona, "Tidak perlu, Nana. Kamu hanya perlu menuruti beberapa perintahku saja, oke?” balasnya dengan senyum yang menciptakan kebahagiaan di wajahnya yang cantik."Nana, tolong tata mejanya,” pintanya dengan lembut pada asisten rumah tangga. Clara dengan penuh dedikasi menyajikan hidangan-hidangan western food untuk menyambut kepulangan sang suami. “Suamiku sangat menyukai Beef Wellington dan Lobster Thermidor,” ungkapnya sambil tersenyum.Tetapi, hari ini tak sekadar makan malam biasa. Clara dengan penuh antusias memasak seluruh hidangan dan merancang candle light dinner romantis untuknya dan suami, hal itu demi meray
Jakarta, Indonesia. 10 Maret 2021, 9:12 PM.Ekspresi Clara tak bisa berbohong, ia nampak sangat terkejut dengan pemandangan didepannya, sangking terkejutnya, Clara hanya diam membisu didepan pintu. Samuel pun melangkah menghampiri istrinya, "Kemarilah, Luna" ujar Samuel pada sekertarisnya yang sedari tadi bersamanya didalam mobil."Mengapa kau membawanya kemari? Ada urusan pekerjaan?" tanya Clara, sambil menyilangkan kedua tangannya didada dengan erat. "Sebaiknya, kita masuk dulu" jawab Samuel, sebuah misteri tersembunyi di balik kata-katanya. Clara hanya bisa diam, membiarkan kebingungannya terjalin dalam keheningan malam.Samuel memperlihatkan elegansi dengan merentangkan telapak tangannya, saat Clara hendak meraih tangan sang suami, Luna dengan anggun lebih dulu menggandengnya. Clara pun menyipitkan matanya, menatap kearah Luna, raut wajahnya penuh dengan kebingungan dan ketidakpercayaan.Suasana malam yang dramatis, mereka bertiga memasuki rumah megah itu. Ruang utama menyambut mer
Jakarta, Indonesia. 11 Maret 2021, 9:11 AM.Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela kamar Clara, mencerahkan ruangan yang sejatinya dipenuhi oleh ketenangan tidurnya. Clara, dengan matanya yang masih lelap, merasakan kehangatan ranjangnya. Bahkan, ketika suaminya melangkah keluar memulai harinya untuk bekerja, Clara masih terombang-ambing dalam dunia mimpi."Entah apa yang terjadi pada Nyonya Clara,” bisik Dea dengan penuh rasa ingin tahu, sementara ia menggenggam erat penyedot debu di tangannya.“Iya, benar. Biasanya, pada jam enam pagi, Nyonya selalu menyelesaikan joggingnya, dan pukul tujuh, Nyonya sarapan berdua dengan Tuan Samuel,” sambung Yuni, tukang masak di rumah itu.Bertambah ramai dengan kehadiran Wawa, yang tengah mencuci piring. “Aku dengar, semalam ada sesuatu yang terjadi. Tuan Samuel membawa seorang wanita ke sini,” tambahnya, memecahkan suana.Dea membantah dengan yakin, “Tidak mungkin! Tuan Samuel sangat mencintai Nyonya Clara.” Namun, keraguan meny
Jakarta, Indonesia. 11 Maret 2021, 11:34 AM.Panas terik sinar mentari yang merayap di antara gedung-gedung tinggi Ibukota Jakarta, sebuah pemandangan kota metropolitan yang penuh dengan kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Seperti biasa, jalanan dipadati oleh aliran kendaraan yang tak kunjung surut, para pemotor yang memenuhi lalu lintas, mobil-mobil berjejeran dijalanan, menyatu dengan padatnya pejalan kaki yang berjalan di trotoar, dan suara riuh dari pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya. Anak-anak sekolah menanti dengan sabar di pinggir jalan, menunggu angkot yang akan membawa mereka pulang. Di tengah hiruk-pikuk ini, para penyanyi jalanan menghampiri setiap mobil yang terjebak macet, berharap mendapatkan sejumput receh sebagai imbalan untuk melengkapi melodi jalanan yang mereka suguhkan.Namun, di tengah kesibukan kota yang penuh sesak itu, Clara tampak seperti berada di dunianya sendiri. Terduduk di dalam Rolls Royce Ghost yang anggun, dia menikmati segarnya Ice Cappuci