Beranda / Romansa / Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan / Bab 194 Dia Masih Pertama Kali

Share

Bab 194 Dia Masih Pertama Kali

Penulis: Jovita Tantono
Memenuhi kewajiban!

Artinya, ini karena dia yang butuh, bukan karena dia menginginkannya lalu memberinya.

Meskipun sama-sama “terjadi”, maknanya sangat berbeda. Dalam hal ini, Adeline tidak mau menjadi pihak yang “diuntungkan” secara sepihak.

Alasannya? Dia tahu.

“Sudah kutahan hampir tiga puluh tahun… semua untukmu,” suara Leo terdengar rendah dan serak.

Adeline tertegun. Maksudnya… dia pertama kali? Masih perjaka…?

Sulit baginya untuk percaya. Namun, sebelum sempat memikirkan lebih jauh, Leo sudah memulai “perjalanan kewajibannya”, menenggelamkannya ke dalam lautan kabut yang membuatnya hampir hanyut.

Salah.

Hampir mati lelah.

Sepertinya, dia benar-benar mengerahkan seluruh energi yang ia simpan hampir tiga puluh tahun itu, semuanya untuk malam ini, semuanya untuknya.

Saat Adeline terbangun, ia sudah bersih dan nyaman di bawah selimut. Mandinya, Leo yang memandikan, seprainya, Leo yang mengganti. Dia tak pernah tahu seorang pria bisa melakukan hal seperti itu.

Dulu, Felix tidak perna
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 261 Seketika Berubah Wajah

    “Tidak ada!”Adeline menjawab dengan sangat pasti. Ia pun mengerti maksud pertanyaan Leo.“Kau pikir dia memang sengaja datang untuk membalas dendam padaku?”Tatapan mata indah Leo menatap lurus ke Adeline. “Menurutmu, apa mungkin ada dendam di antara kalian?”“Kalau pun ada, mungkin karena ibuku pernah punya keterkaitan dengan pria itu.”Hal ini bukan lagi rahasia. Di hadapan Leo, Adeline tidak merasa perlu menutup-nutupi.Namun, bukankah ibunya sudah tiada?Rizky mengatakan bahwa yang dilakukan Sartika hanyalah untuk mencari sosok yang selama ini tersembunyi di hatinya. Sekilas, alasan itu terdengar wajar. Perempuan mana yang tidak cemburu bila suaminya yang tidur di ranjang yang sama, ternyata masih menyimpan bayangan orang lain? Tetapi jika dipikir lebih dalam, alasan itu justru terasa konyol.Rizky dan Sartika sudah menikah lebih dari dua puluh tahun. Selama itu ia selalu menutup mata, tapi mengapa tiba-tiba sekarang menjadi sadar setelah usia menua?“Aku butuh bantuanmu,” tiba-ti

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 260 Mengincar Dirinya

    Adeline tahu dia terluka, bahkan sudah melihatnya lewat video. Namun, ketika kini berhadapan begitu dekat, ia baru menyadari luka-luka itu jauh lebih mengerikan daripada yang terekam kamera.Padahal hanya untuk berpura-pura berakting, tapi Leo benar-benar membuatnya sedemikian parah.Hati Adeline tak kuasa meremas seketika, sementara Leo dengan suara lemah berbisik, “Sakit sekali…”Dua kata itu membuat Adeline mendongak menatapnya, “Itu akibat ulahmu sendiri.”Ia berucap sambil berbalik menuju pintu, Leo pun segera mengikutinya, “Ya, memang salahku.”Adeline membuka pintu, tetapi tetap berdiri menghalangi di ambang, “Leo, ini lagi-lagi strategi pura-pura menderita darimu?”Kepercayaannya pada pria itu sudah lama sirna. Leo tahu, untuk mengubahnya ia membutuhkan proses. Maka ia tak membantah, hanya berkata pelan, “Anggap saja begitu.”Meski begitu, kalaupun ini strategi, luka di tubuhnya tetap nyata.Garis rahang indah Adeline menegang, sementara Leo melanjutkan lirih, “Aku sudah meneri

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 259 Dia Itulah Petir Terbesar

    Leo menoleh, menatap tajam. “Leon, akhir-akhir ini kau sering ngobrol sama George, ya?”Leon mendadak kikuk. “Eh… yaaa… lumayanlah… kenapa memangnya?”Tatapan Leo jatuh tepat di dahi lebarnya. “Kecerdasanmu sudah ketularan turun. Lain kali pas bakar sate, tolong bakar juga otakmu sendiri, biar bisa nambah sedikit.”Sudut bibir Leon berkedut. Kini ia benar-benar bisa merasakan betapa menderitanya George selama ini harus hidup bersama si bajingan ini.Tapi sekarang ia tak sempat menanggapi ejekan itu. Matanya penuh kepo. “Jadi, kau sengaja pakai kejadian malam itu buat memperingatkan dia? Berarti memang ada sesuatu waktu itu, kan, Leo?”Leo hanya menarik kerah bajunya dengan santai. “Cariin aku rumah bagus di sini. Harus ada halaman.”Pada saat sepenting ini, Leon mana bisa peduli soal rumah? “Bukan itu maksudku, Leo. Malam itu, kau sama dia sebenarnya...”“Kau tahu siapa yang paling bisa jaga rahasia?” Leo memotong.Leon terdiam.Ketika Adeline bertemu Leon, pria itu datang dengan seika

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 258 Sebuah Peringatan

    Leon tiba-tiba terbatuk keras. Hal itu benar-benar di luar dugaan.Malam Aurora itu… ia selalu mengira itu adalah mimpi buruk yang enggan disebut oleh Leo. Namun, tak disangka, kali ini justru Leo sendiri yang membicarakannya dan lebih gila lagi, langsung di hadapan orang yang bersangkutan.Leo sedang merencanakan apa? Leon benar-benar tak bisa menebaknya.Karena batuknya begitu keras, baik Leo maupun Sartika sama-sama menoleh. Leon terpaksa menyunggingkan senyum kikuk. “Uhuk, uhuk… tenggorokanku agak nggak enak. Tadi pas bikin sate, asapnya masuk ke hidung.”Kebetulan, pelayan wanita masuk sambil membawa teh dan kopi yang baru diseduh. Leon buru-buru bangkit, menyambar cangkir, lalu meneguk beberapa kali.“Tuan Brown, silakan coba teh dan kopi khas CI kami. Ini tak akan bisa Anda temukan di luar,” ucap Sartika dengan senyum tenang.Bahkan ketika Leo menyebut soal Aurora, ekspresinya tetap datar, seolah beberapa tahun lalu tidak pernah terjadi insiden itu. Atau, bisa jadi, dia sudah me

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 257 CI Sang Istri Tercinta

    Leo Brown menopang dagunya dengan satu tangan, menatap berkas informasi tentang Sartika.[Hobi dan minat : Tidak ada.Kehidupan pribadi : Tidak ada.Lingkaran sosial : Rumah dan butik perhiasan.]Leo terkekeh pelan. “Perempuan ini benar-benar tiga tanpa, tanpa hobi, tanpa gosip, tanpa lingkaran sosial. Bersih sekali.”“Justru karena terlalu bersih itu yang menakutkan. Semua lingkaran sosial dan jaringan Rizky dikelola olehnya. Memang tidak bisa dibilang kotor, tapi bisa sebersih apa, coba?” komentar Leon terdengar cukup masuk akal.“Tapi faktanya dia memang bersih. Lagi pula penampilannya pun sederhana, tidak menonjol, tidak suka jadi pusat perhatian, reputasinya juga sangat baik,” Leon menambahkan dengan pujian tinggi. “Kamu tahu sendiri betapa flamboyannya Rizky. Tapi sejak bersama dia, di sekelilingnya bahkan tak ada satu pun ‘lalat betina’. Itu cukup membuktikan kemampuannya.”Lewat kaca mobil, Leo melirik ke arah Sartika. Rambutnya sebatas telinga, riasan wajah begitu tipis hingga

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 256 Jadi, Kau Mengancamku?

    “Sayang, kenapa kamu datang tiba-tiba?”Valencia menatap Felix dengan wajah mengantuk yang penuh kejutan.Sekarang keahliannya yang paling menonjol adalah berakting, dan dia merasa hal itu semakin mengasyikkan.Felix menatapnya dengan wajah dingin. “Kenapa tidak angkat telepon, juga tidak balas pesanku?”“Eh? Kamu telepon aku ya?” Valencia menguap kecil. “Aku tadi tidur, ponsel dalam mode senyap.”Dia memang terlihat baru bangun. Saat bicara, tangannya secara naluriah jatuh di perutnya. “Sejak hamil, aku jadi sering mengantuk. Kamu kan tahu itu.”Tatapan Felix melayang sebentar ke arah perutnya, lalu kata-kata yang sempat hendak keluar ditelan kembali. Ia melangkah masuk dan langsung duduk di sofa.Valencia menutup pintu, lalu menyusul masuk. “Kapan kamu sampai? Kenapa tidak bilang duluan? Aku bisa jemput di bandara.”Dia benar-benar memainkan peran istri yang baik dan perhatian dengan rapi. Sejak berdamai kembali dengan Felix karena bayi ini, hubungan mereka memang agak mencair. Walau

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status