ホーム / Romansa / Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan / Bab 405 Sudah Cukup Menunggu Selama Ini

共有

Bab 405 Sudah Cukup Menunggu Selama Ini

作者: Jovita Tantono
Adelia tertegun sejenak, lalu menampilkan senyum getir. “Kenapa? Masih tak rela berpisah dengan “orang idaman” di hatimu? Tenang saja, setelah bercerai, kau bebas mencari siapa pun yang kau mau.”

Stanley berusaha mengangkat tangannya, seolah ingin menggenggam sesuatu, namun akhirnya hanya terkulai lemah di sisi ranjang.

Melihat itu, dokter segera maju. “Pasien baru saja sadar. Ia perlu istirahat. Keluarga jangan dulu bicara hal yang bisa membuatnya tertekan.”

Adelia menatap Stanley sekali lagi. Matanya memendam emosi yang tak terucapkan. Lalu ia berbalik, melangkah keluar dari ruang rawat dengan langkah tenang namun berat.

Di koridor, Stella menghampirinya dan menggenggam tangannya erat. “Adelia, kau benar-benar tak mau memberi Stanley satu kesempatan lagi?”

“Ibu, aku sudah memberinya banyak kesempatan. Bertahun-tahun lamanya. Aku sudah cukup menunggu.” jelas Adelia.

Stella masih ingin membujuk, tetapi Adelia yang tampak lelah memijit pelipisnya, dan sebelum sang ibu sempat berbicara,
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 413 Nyonya Brown Ternyata Sekaya Itu

    “Lelang dimulai jam dua siang, di Gedung Cambera,” ujar George cepat. “Aku baru dapat kabar, sudah ada pembeli yang menghubungi pihak lelang, katanya mau membeli seluruh koleksi sekaligus.”Leo menajamkan pandangan. “Siapa orangnya?”“Belum bisa dipastikan, tapi rekening pembayaran terhubung dengan sebuah perusahaan yang terdaftar di Kepulauan Sanama.”Begitu telepon ditutup, tangan Adeline sedikit bergetar. “Kak Adelia sampai menjual Heart of the Ocean... seberapa parah sebenarnya defisit dana Keluarga Stefani?”Leo merangkul bahunya dengan tenang. “Jangan panik dulu. Kita langsung ke tempat lelang.”Dalam mobil menuju Gedung Cambera, Adeline tiba-tiba membuka ponsel dan mengetik sesuatu dengan cepat. Lalu ia menyerahkan layar itu pada Leo.“Ini semua aset likuid milikku. Memang tak seberapa, tapi setidaknya bisa membantu Kak Adelia menebus beberapa perhiasan pentingnya.”Leo menatap angka di layar dan mengangkat alis, senyum kecil muncul di sudut bibirnya. “Wah, ternyata Nyonya Brown

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 412 Ada Hubungannya dengan Ken

    “Maaf, kami agak terlambat.” Frans muncul di pintu ruang rapat bersama beberapa petinggi perusahaan. Begitu melihat Adeline sedang membereskan dokumen, ia sempat tertegun.“Sebentar lagi rapat dimulai, Asisten Adeline, kamu mau ke mana?”“Kebetulan, Pak Frans datang tepat waktu,” jawab Adeline tenang. “Bagian inti proyek sudah beres. Sisanya bisa dilanjutkan oleh tim. Ada urusan mendesak di rumah, saya harus segera kembali ke Jakata.” ucap Adeline.Ia berdiri, memberi isyarat agar timnya menyerahkan berkas-berkas yang baru saja disusun. Sikapnya profesional, tapi jelas menjaga jarak.Frans menerima map itu, tapi bukannya langsung membaca, ia justru menatap Adeline beberapa detik sebelum akhirnya bertanya, “Begitu mendadak?”“Ya, keadaan darurat, jadi saya tak punya pilihan lain.” Adeline tersenyum sopan, lalu berbalik memberi instruksi, “Kalian bantu Pak Frans membahas detailnya. Jika ada kendala, segera hubungi saya.”Frans sempat membuka mulut, seolah ingin menahannya, tapi akhirnya

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 411 Sekarang Dia Punya yang Lebih Baik

    “Urusan Keluarga Stefani tak mendesak sampai harus diselesaikan hari ini. Mereka punya fondasi yang kuat, tidak akan goyah begitu saja.” Leo menarik Adeline untuk duduk di sampingnya.“Sekarang yang terpenting, kamu selesaikan dulu pekerjaan di sini. Besok pagi kita langsung pulang.” Mendengar itu, Adeline menghela napas pelan, lalu menyalakan laptop dan kembali bekerja.Leo tahu kapan harus diam. Ia hanya menemani di sisi, sesekali menyodorkan segelas air hangat.Adeline menutup mata sejenak, menikmati perhatiannya, lalu tiba-tiba bertanya,“Menurutmu... bagaimana kelanjutannya antara Frans dan Tias?”Leo menatapnya dengan sudut mata. “Kenapa tiba-tiba tertarik membahas itu?”“Aku hanya merasa... Tias memang agak manja, tapi dari tatapannya, dia tulus. Dia tidak punya niat buruk, hanya terlalu menyukai Frans.”Leo mengangkat alis. “Kamu cukup memperhatikan dia, ya.”Adeline tersenyum samar. “Mungkin karena... aku melihat bayangan diriku yang dulu padanya.”Gerakan Leo seketika terhent

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 410 Tatapan yang Menyingkap Rahasia

    Orang sering berkata, ketika menyukai seseorang, mulut bisa berbohong, tapi mata tak akan pernah menipu. Dan kini, tatapan Frans adalah bukti paling jelas.Tias tertawa sinis. Emosinya memuncak hingga suaranya bergetar.“Kalau memang cuma urusan bisnis,” ujarnya tajam, “Lalu apa penjelasanmu soal album kliping di laci ruang kerjamu? Setiap kali ada wawancara Adeline di majalah ekonomi, kau selalu gunting dan simpan sendiri, bukan?”Mendengar itu, wajah Frans langsung berubah. Ia menoleh dengan cepat, menatapnya tajam. “Kau menggeledah barang-barangku?”“Aku hanya…” Tias terkejut oleh tatapan tajamnya dan refleks mundur selangkah. Tapi segera ia merasa dirinya tak bersalah, lalu menegakkan tubuh lagi.“Kemarin aku ke rumahmu untuk mengantar barang, ibumu yang memintaku menunggu di ruang kerja, bukan aku yang sengaja mencari!”Adeline dengan cepat menangkap ketegangan yang kian menebal di antara mereka, dan segera memutuskan untuk menengahi. “Pak Frasn, sepertinya hari ini bukan waktu ya

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 409 Saingan Cinta yang Tiba-tiba

    Di aula pesta, Adeline tengah berbincang pelan dengan Leo tentang urusan Keluarga Stefani.“Ternyata kau Adeline, ya?” Suara seorang gadis muda yang manja tiba-tiba terdengar dari belakang mereka.Adeline menoleh, melihat seorang gadis bergaun merah muda berdiri di depannya. Gadis itu sedikit mendongakkan dagu, menatapnya dengan sorot mata penuh penilaian.“Ada perlu?” tanya Leo dengan nada dingin, tubuhnya tanpa sadar sedikit bergeser, berdiri di depan Adeline untuk melindunginya.Gadis itu meliriknya sekilas, lalu mendengus pelan. “Hmph, aku bukan mencarimu.”“Aku Adeline,” ujar Adeline dengan tenang. “Dan kamu?”“Aku tunangan Frans, Calon Nyonya Muda Keluarga Slamat, Tias Solastika.”Saat memperkenalkan diri, Tias mengangkat dagunya sedikit lebih tinggi. Nada suaranya sarat dengan permusuhan yang tak disembunyikan.Melihat gaya menantang yang begitu terang-terangan, Adeline langsung paham. Ia ingin tertawa, jadi ini maksud kedatangannya, untuk “menandai kepemilikan”.Namun Adeline t

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 408 Tak Bisa Menjadi Orang yang Tak Berperasaan

    “Keluarga Stefani? Keluarga konglomerat itu?”“Ya, benar. Kudengar mereka kolaps. Utang menumpuk, dana beku di mana-mana. Selama ini kemewahan mereka cuma topeng belaka...”Hati Adeline seolah tenggelam. Ia segera menoleh pada Leo. “Keluarga Stefani bermasalah?”Leo mengerutkan kening. “Aku belum dengar apa pun.”Adeline tak sempat menjawab. Ia bergegas menuju teras luar aula dan menekan nomor Adelia di ponselnya.“Tut... Tut...”Nada sambung berdering cukup lama, namun tak seorang pun menjawab.Perlahan, kecemasan mulai merayap di dada Adeline. Ia menatap layar ponsel yang tetap gelap, lalu menarik napas dalam-dalam dan kembali ke aula dengan langkah tergesa.“Telepon Adelia tak bisa dihubungi,” katanya dengan suara rendah pada Leo. “Benarkah kabar tentang keluarganya?”Leo tidak terkejut, hanya mengangguk pelan. “Ya.”Adeline langsung menangkap ketidakwajaran dalam nada suaranya. “Kapan kamu tahu?”“Masalah arus kas Keluarga Stefani sudah berlangsung lebih dari setengah tahun,” jelas

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status