Share

Bab 2

Benarkah yang dilihat bibi Dasy adalah Dylan?

"Dylan apakah itu engkau?". Tanya Bibi Dasy

"Iya benar, apa kabar?" Dylan menyapanya.

"Baik, bagaimana kabarmu, dan ada keperluan apa kemari?" Bibi mulai penasaran

"Aku baik" setelah itu Dylan menyampaikan maksud kedatangan dirinya

Dirinya menceritakan apa yang terjadi. Di keluarga William sedang berduka, adik tuan muda Nathan yaitu Tuan muda Mac William meninggal dunia, setelah bertahun-tahun menderita sakit. Bibi Dasy juga merasa sedih mendengar hal ini. "Dan aku dengar paman Stuart meninggal setahun yang lalu?" "Iya benar Dylan" bibi membenarkan. "Maafkan aku bi, aku turut berduka cita"

Kemudian Dylan melanjutkan pembicaraan

"Jadi Kami dari keluarga William ingin memberi tahu Tuan muda bahwa Adik kembarnya sudah meninggal dunia, dan kami berharap tuan muda mau kambali ke keluarga William untuk menggantikan tuan Mac " saat Dylan belum selesai berbicara tiba-tiba Nathan muncul dari pintu rumahnya dan berbicara dengan nada tinggi 

"Kenapa tidak ada yang memberi tahu aku tentang semua ini? Kenapa tidak ada yang memberi tahu aku, bahwa aku mempunyai saudara kembar yang sedang sakit, dan kenapa baru memberitahu aku ketika dia sudah tiada?" Pertanyaan yang begitu banyak mencecar mereka berdua.

"Sebelum saya menjawab pertanyaan dari tuan muda, alangkah baiknya saya mengantar tuan muda ke mobil terlebih dahulu, karena ini sangat darurat dan penting", "diam, jangan panggil aku tuan muda, aku masih tidak percaya" ucap Nathan kesal. "Jika tuan muda tidak percaya silahkan Bibi Dasy dan tuan masuk ke mobil dahulu maka akan saya ceritakan semuanya". Bibi segera menyuruh Nathan mengikuti dirinya. " Ayo Nathan ikutlah" karena bibinya sendiri yang menyuruhnya maka dia tidak bisa menolaknya.

Didalam mobil Dylan mulai menjelaskan semua kejadian yang selama ini dialami dirinya dan bibi Dasy. Kisah dimulai dimana usia Nathan dan Mac berusia dua tahun. Pada saat itu keluarga William sedang berlibur ke luar Reymore vile. Ketika mereka sedang berlibur tiba-tiba mereka diserang oleh orang-orang tidak dikenal. Karena mereka sedang berlibur, maka mereka tidak sedang dikawal dengan banyak pengawal. Para pengawal berhasil dikalahkan, akan tetapi ayah dan ibu mereka berhasil membawa mereka kabur dari sana. Sembari berlari mereka melihat rumah kecil tua dipinggiran kota, mereka kemudian mengetuk pintu dan keluar dua pasangan istri yaitu paman Stuart dan bibi Dasy. Mereka menitipkan bayi mereka kepadanya. Akan tetapi ketika ingin menyerahkan Mac, ibu mereka tidak ingin jauh dari Mac karena dia sedang menderita sakit flek diparu paru nya. Akhirnya hanya Nathan yg diberikan kepada paman Stuart dan bibi Dasy mereka berjanji akan kembali dan mengambil bayi mereka, akan tetapi mereka tidak pernah kembali. Dan akhirnya Dylan yang setiap tahun datang ke sana untuk menjenguk Nathan dan memberikan uang untuk Nathan, Dylan beralasan bahwa penyakit tuan Mac semakin parah, jadi orang tua Nathan belum bisa mengambil anak mereka. Semakin lama Nathan semakin tumbuh besar dan Dylan juga sudah mulai tidak menjenguk Nathan lagi dengan alasan merahasiakan identitas Nathan agar tidak diketahui publik, sama halnya dengan Mac, karena sakit dia tidak dapat keluar rumah, jadi identitas nya sangat misterius.

Setelah mendengar itu Nathan menangis dipelukan Bibi Dasy. "Bibi, maafkan aku sudah merepotkan dirimu. Maafkan aku belum bisa membuat bangga dirimu"

"Tidak apa-apa nak, kebetulan Bibi dan paman tidak memiliki keturunan, dan setelah kehadiran dirimu rumah kami menjadi ramai" ucap bibi sambil mengusap kepala Nathan.

Dylan berkata kepada Nathan " nah kita sudah sampai".

Diluar mobil terlihat rumah mewah nan megah, bukan ini bukan rumah , lebih tepatnya ini adalah istana. Istana kediaman keluarga William. Dihalaman rumah terparkir berbagai mobil mewah dan ada sebuah helikopter disana. Bisa bayangkan seberapa luas halaman nya saja?.

Ketika keluar dari mobil Nathan melihat pintu depan dijaga dua pria bertubuh kekar. Dan ketika masuk kedalam rumah, Nathan memegang tangan bibi, mereka berdua kagum dengan interior rumah yang begitu mewah. Baru pertama kali mereka melihat tempat sebagus ini. "Seperti disurga" ucap bibi dalam hati. 

"Tuan muda silahkan ikuti saya. Ayah dan ibu anda telah menunggu anda" Nathan hanya mengangguk seakan masih terpana dengan istana tersebut. 

Diperjalanan mereka bertemu dua pelayan yang selama ini merawat tuan Mac, mereka tercengang dan bingung. "Tu.. tuan Mac? Apakah itu anda? Tapi anda ke.. kemarin. Dan mengapa tubuh anda begitu tegap dan gagah?" Tubuh Nathan memang tegap dan gagah karena selama ini paman Stuart memasukkan nya ke perguruan karate dan dia selalu giat berlatih dan dapat memiliki tubuh seperti ini berkat latihan nya selama ini.

"Kalian salah, beliau adalah tuan muda pertama Nathan William. Saudara kembar tuan Mac " sahut Dylan.

Para pelayan terkejut sekaligus bahagia. "Tuan Nathan ? Benarkah itu Anda? Akhirnya saya dapat melihat anda" Nathan yang kebingungan hanya dapat tersenyum.

"Sudah lah mari kita lanjutkan, ayah dan ibu telah menunggu anda". Dengan cepat Dylan menarik tangan Nathan.

"Tunggu, pelan-pelan saja, kasihan Bibi Dasy". Mendengar perkataan itu Dylan tersadar. "Maaf tuan muda, saya terlalu bersemangat sehingga lupa bahwa ada bibi Desy,sekali lagi maaf tuan". "Tidak aoa-apa Dylan" bibi Desy tersenyum. "Baiklah ayo kita lanjutkan tapi pelan-pelan saja ya" pinta Nathan. "Baik tuan.

Tak berapa lama setelah menaiki tangga terlihat pintu besar berlapis emas dan baja.

"Itu adalah pintu kamar tuan dan nona William silahkan masuk". Kata Dylan dengan sopan.

"Baiklah"

Ketika pintu kamar dibuka dengan lebar. Terlihat kedua orang tua Nathan yang sedang berduka, kemudian tuan William berbalik dan berkata "ada apa Dylan? Apakah sudah menemukan putra ku?"

"Sudah tuan" jawab Dylan mantap

"Dimana dia sekarang?" Tanya mereka serentak

"Dibelakang saya tuan." Kemudian mereka berjalan kearah Dylan, melihat belakang Dylan dan melihat dua orang berpakaian layaknya orang biasa, dan menghampiri nya.

"Bibi Dasy?" Tuan William langsung mengenali wajah wanita tua itu.

"Iya tuan William" "jangan panggil aku dengan sebutan tuan, panggil saja aku David. Aku telah berhutang Budi kepada mu karena telah merawat putra kami." 

"Maaf apabila kami terlalu lama menitipkan putra kami kepada anda bibi" nona William segera menjabat tangan bibi Dasy.

"Tidak apa-apa nona, semenjak Nathan ada dirumah kami, rumah menjadi sangat tentram dan damai". 

Nathan yang sembari tadi diam mematung seakan tidak percaya bahwa dirinya adalah anak dari orang terkaya sedunia Reymore vile tiba-tiba dipeluk oleh kedua orang tua nya. "Oh Nathan, betapa rindunya kami terhadap dirimu nak" "iya sekarang dirimu telah tumbuh dewasa dan sehat, sepertinya bibi dan paman telah merawat mu dengan baik".

Nathan terkejut 'apakah benar semua ini, aku tidak sedang bermimpi kan? Apa yang harus aku lakukan?' Nathan berbicara dalam hati.

"Apakah kalian tidak tahu, apa yang aku alami selama bertahun-tahun. Ya itu penderita. Aku dihina dicaci dicemooh karena aku miskin, tidak punya orang tua. Tapi bibi selalu mengajarkan. Jangan cepat marah apa bila dihina. Tapi sekarang apa? Tiba-tiba kalian datang mengaku sebagai orang tua ku setelah penderitaan yang kami alami?" Tiba-tiba saja kata-kata itu keluar dari mulut Nathan.

"Benar Nathan, kami memang bukanlah orang tua yang baik, tapi berilah kami kesempatan untuk mengganti tahun tahun yang telah kamu sia-siakan". Tuan William memohon. Melihat itu Nathan jadi tak tega.

"Bukan maksud ku seperti itu, tapi aku hanya saja belum paham apa yang terjadi".

Tiba-tiba tuan William memberikan kartu berwarna hitam, kartu itu bernama 'Black-card platinum' kartu ini hanya dapat dimiliki oleh orang kelas atas yang memiliki kekayaan diatas 1 triliun dolar. Dan isi saldo minimal 100 juta dolar , berarti keluarga William memiliki kekayaan bersih lebih dari 1 triliun dolar.

"Ini kartu milikmu yang selama ini sudah aku siap kan untukmu pin kartu ini sama dengan tanggal lahirmu. Dan saldonya ada 100 miliar dolar didalamnya"

Apa? 100 miliar? Bagaikan mimpi tertimpa bulan dirinya memiliki saldo sebesar seratus miliar?

"Aku tahu selama ini penderitaanmu sangatlah berat. Tapi bisakah kamu memanggil kami ayah dan ibu?" Tuan William menghela nafas menunggu keputusan Nathan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
JIBRAN @ MOHD AZLAN BIN UMPAI Moe
penulisan terlalu amateur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status