Share

Kaya Setelah Dibuang
Kaya Setelah Dibuang
Author: Maey Angel

pelit

Author: Maey Angel
last update Huling Na-update: 2022-06-14 14:38:28

"Mas, Gas habis. Minyak habis, bumbu dapur juga banyak yang habis. Ada sisa uang gajian kemarin nggak? Arin minta ya?" ucap Arin dengan nada sedikit mengiba dan takut.

"Minta? Uang gajian kemarin kan Mas sudah kasih kamu lima ratus ribu. Masa, dua minggu sudah habis?" sentak Bayu.

"Kemarin kan sudah Arin belanjakan keperluan sekolah Agam. Sisa dua ratus ribu, dipinjam ibu seratus. Sisa seratus buat beli kebutuhan dapur sama jajan Agam. Arin sudah nggak ada lagi," ucap Arin sambil meneteskan air matanya. Selalu saja begini, jika Arin meminta tambahan uang dari gaji Bayu yang bekerja sebagai mandor bangunan itu.

"Alah, itu hanya alasan kamu saja. Bulan kemarin Mas kasih empat ratus ribu saja cukup, kenapa sekarang jadi kurang?" sangkal Bayu tak terima.

"Kan bulan kemarin Arin ikut nguli padi di sawah Uma. Jadi ada tambahan untuk makan kita. Lagian, gaji Mas sebagai mandor kan besar. Pelit banget sama istri," ucap Arin membuat Bayu naik pitam.

"Apa kamu bilang? Pelit?" Bayu mengeraskan rahangnya sambil menatap Arin geram.

"Kamu kira, Mas kerja cuma buat dikasih kamu semua? Kamu saja yang jadi istri kurang bersyukur. Banyak di luar sana yang menjadi janda dan harus banting tulang seorang diri demi sesuap nasi. Kamu, sudah dikasih uang tiap bulan. Tidur enak, suami pekerjaan nggak bikin malu. Masih saja kurang bersyukur! Mas buang baru tahu rasa kamu," teriak Bayu tepat di depan Arin. 

Mendengar ucapan Bayu yang mengatakan dirinya kurang bersyukur, membuatnya naik pitam juga. Selama ini ia memendam semua yang dilakukan Bayu padanya. Tapi Arin masih bisa sabar, karena ada sosok Agam yang menjadi alasan Asih masih mau bersama Bayu. 

Agam adalah anak bawaan Bayu yang ia hasilkan dari pernikahan pertamanya dengan mendiang istrinya. Agam dibesarkan Arin dari masih menjadi bayi merah karena istri Bayu meninggal saat melahirkan Agam. Orang tua Bayu meminta Arin untuk menjadi pengasuh Agam dan akhirnya lambat laun Agam terbiasa memanggil Arin ibu dan kedua orangtua Bayu maupun mertua Bayu sepakat menikahkan Arin dengan Bayu.

Pernikahan yang tak didasari cinta ini, membuat Bayu suka semena-mena dengan Arin. Gajinya yang terbilang besar sebagai mandor, ia simpan sendiri tanpa mau memberi lebih pada Arin. Bayu merasa jika Arin diberi terlalu banyak, ia akan melunjak dan meminta lebih.

Terlebih jika mertuanya datang. Orangtua Arin yang berada di ujung desa, kadang sering berkunjung ke rumahnya membuat Bayu risih dengan kedatangan mereka. Bagi Bayu, mereka hanya akan menambah pengeluarannya saja karena harus memberi mereka ongkos pulang. Jika tidak, maka mereka akan di rumahnya berhari-hari. Itu yang membuat Bayu muak dengan semua keluarga Arin. Keluarga dengan ekonomi menengah kebawah, atau bisa dikatakan miskin.

Bayu tak habis pikir, kenapa keluarganya memaksanya menikahi Arin. Baginya, sosok Arin bukanlah wanita sempurna yang enak dipandang mata pria sepertinya.

Badan kurus, rambut ikal dan juga kulit sawo matang atau lebih ke arah gelap ini membuat Bayu sangat enggan menyentuh wanita itu. Hanya saat ia sedang benar-benar merindukan mendiang istrinya, ia akan menyentuh Arin. Itupun, ia meminta Arin untuk memakai KB dan bisa dihitung jari berapa kali ia melakukannya selama enam tahun pernikahannya. Bayu tak ingin Arin hamil disaat dirinya belum mencintai wanita yang berstatus istrinya itu.

Bayu merogoh saku celananya, mengambil uang lembaran warna hijau dan kuning.

"Nih, buat beli minyak atau gas terserah kamu. Kalau tak cukup, pake kayu bakar. Kamu kan nggak ngapa-ngapain di rumah. Jika sisa, kamu tabung."

Bayu pergi begitu saja setelah meletakkan uang itu di atas meja. Arin melirik ke arah uang berjumlah dua puluh lima ribu itu dengan nelangsa.

"Jahat kamu, Mas. Jika saja bukan karena kasihan sama Agam, Arin tak akan betah tinggal dengan lelaki keji sepertimu," batin Arin geram. Pernah waktu itu Arin marah dan berniat pisah, tapi mertuanya mengatakan jika Agam sakit saat ditinggal ia pergi. Akhirnya, Arin kembali lagi dan berniat membesarkan Agam seperti anaknya sendiri.

Arin memasukan uang yang Bayu berikan dan langsung pergi ke warung. Ia membawa teng gas kosong dan akan membeli semuanya, walaupun harus malu karena mengecer.

"Bu Mar, beli gasnya ada?" tanya Arin.

"Coba tengok di depan situ, ada nggak?" sahut Bu Marni pemilik warung komplek.

"Alhamdulilah masih, saya beli satu ya, Bu." Arin mengambilnya lalu membayarnya.

"Bu, minyak seperempat berapa?" tanya Arin.

"Yang kemasan empat ribu, isi 200 ml. Kalau yang curah, sama juga tapi isinya lebih banyak. Mau yang mana?"

"Yang curah saja, ini sisanya boleh beli telor satu? Yang kecil nggak papa deh, buat makan Agam nanti."

"Kurang nggak papa Bu Arin, kayak sama siapa saja," ucap Bu Mar.

"Nggak lah, Bu. Takut kalau kebiasaan nanti, itu aja kalau boleh telurnya. Kalau enggak, juga nggak apa," ucap Arin santun. Arin memang dikenal sebagai wanita yang ramah dan santun. Ia bahkan tak suka menghutang walau dirinya kerap kekurangan. Ia lebih suka memakan seadanya atau mencari tambahan uang dengan bekerja sambilan. Kadang ia menjadi buruh cuci tanpa sepengetahuan Bayu, ia juga melakukan apapun pekerjaan rumah jika ada yang meminta bantuannya.

 Tentu warga sekitar juga tahu, dan tak ada yang berani buka mulut maupun komentar pedas pada Bayu. Karena mereka tahu, hal itu akan berdampak buruk pada Arin dan Agam. Arin juga selalu mengatakan pada yang meminta bantuannya, agar tak mengatakan pekerjaannya pada suaminya.

Karena iba, akhirnya pemilik warung memberiakan telur berukuran kecil pada Arin. Beruntung harga telur sedang turun, jadi tak begitu membuat pemilik warung merugi.

"Terimakasih, Bu Mar. Arin pamit, wassalamualaikum." 

"Waaalikumsalam," jawab Bu Mar sambil melihat Arin yang sudah pergi menjauh.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kaya Setelah Dibuang    pelajaran

    Tentu saja sikap Arin yang mencegah Kaisar untuk mencari tahu mengenai kejadian jatuhnya Arin di kamar mandi sekolah itu membuat Kaisar semakin penasaran. Sekolah yang memiliki biaya cukup mahal untuk bisa mengenyam pendidikan di sana itu sangat mustahil jika memiliki kloset yang licin. Tanpa sepengetahuan Arin, Kaisar pun mendatangi sekolah Shaka. Sengaja hari ini Arin tidak diperbolehkan untuk berangkat ke sekolah dan istirahat di rumah ditemani oleh Shaka. Ibunya—Narsih—juga diminta Kaisar untuk menemani Arin di rumah karena Arin menolak untuk dibawa ke rumah sakit.Kaisar langsung datang menemui kepala sekolah. Dia datang untuk menanyakan perihal kualitas sekolah yang dijadikan tempat menuntut ilmu anaknya itu. Kaisar merasa heran karena Shaka tiba-tiba terlihat tidak nyaman bersekolah di sana."Selamat pagi, Pak.""Pagi Pak Kaisar. Silahkan duduk!" titah Pujiono–kepala sekolah itu."Ada perlu apa ini? Tumben datang ke sekolah seorang diri.""Hari ini saya ingin meminta izin untuk

  • Kaya Setelah Dibuang    sakit

    “Mas.”Malam ini Arin ingin sekali bercerita mengenai alasan ia mengajak Shaka pulang lebih awal. Kaisar yang masih sibuk dengan pekerjaannya pun menghentikan sementara.“Kenapa, Rin?”“Kayaknya keputusan Mas untuk pindahin Shaka itu betul deh.”“Kenapa emangnya? APa tadi ada masalah lagi yang terjadi di sekolah.”Arin mengembuskan napasnya kasar. Bukan perihal yang mudah untuk bercerita hal mengenai mantan suaminya itu pada suaminya kini yang notabene super protektif pada keluarganya.“Aku pikir, semua yang kita bicarakan saat itu adalah suatu hal yang harus kita lakukan sekarang.”“Kenapa?”“Tadi aku ketemu Mas Bayu. Dia …”“Dia kenapa?”Arin bingung mau mengatakan hal ini atau tidak, namun ia juga tak mau direndahkan sampai dibuat kasar dengan cara yang tidak patut oleh lelaki yang sudah menjadi mantan. Jika dulu saja ia bisa marah saat Bayu memukulnya, seharusnya ia sekarang lebih marah dari pada itu. Namun, ia kembali berpikir mengenai bisnis sang suami yang sedang dianggap sedan

  • Kaya Setelah Dibuang    lagi lagi

    Arin tak menyangka bakal bertemu Bayu di sekolah Shaka. Ia sangat menyesali kenapa harus menyekolahkan anaknya di tempat yang sama. Arin pun semakin yakin memindahkan Shaka setelah ini dan memilih sekolah di tempat lain yang berbeda dengan Bayu.Jam istirahat dimulai. Para murid keluar dan berhambur bermain di taman bermain yang ada di sekolah itu. Shaka mendekat ke arah Arin dengan wajah yang ditekuk.“Kenapa, Sayang? Kenapa nggak main sama teman teman?”“Nggak mau ah, Ma. Satria nakal lagi. Tadi buku Shaka dicoret coret dan disobek. Ma, Shaka mau pulang aja. Nggak mau sekolah,” rengek Shaka.Arin yang melihat anaknya menangis pun memilih untuk memangkunya dan memeluknya hangat. Memberi pengertian agar Shaka tidak sedih lagi setelah dikerjai Satria.“Ada anak Mami! Ada anak mami! Hahaha.”Suara Satria yang meledek Shaka membuat Arin geram. Namun, Arin bukan memarahi Satria melainkan mendatangi Bayu yang sibuk bermain gadget sendiri tanpa memperhatikan anaknya.Brak!Arin menggebrak m

  • Kaya Setelah Dibuang    tak patut

    “Gatsu.”“Nggak usah. Nanti langsung ke rumah aja, istirahat. Kasihan SHaka diajak kerja juga.”“Nggak kerja lah, cuma temani doang.”“Baiklah. Terserah kamu saja. MAs pergi dulu.”Arin kembali turun setelah bersalaman dengan Kaisar lalu melambaikan tangan melepas kepergian suaminya bekerja. Faktor keuangan yang sedang menurun, membuat Arin harus banyak banyak berdoa dan berusaha. Makanya dia akan menyusul nanti jika sekolah Shaka sudah selesai. Hitung hitung membantu suaminya bekerja. Tentunya dia niatkan beribadah. Biar tidak menimbulkan pertengkaran dan perdebatan jika hasilnya tidak memuaskan.Suara klakson mengagetkan Arin yang sedang berjalan masuk ke dalam ruang tunggu wali murid. Sebenarnya tidak disarankan masuk dan menunggu anaknya, tetapi Arin masih ingin memastikan baik baik saja. Tin!Lagi lagi Arin dibuat kesal karena mobil itu justru membuntutinya jalan ke halaman sekolah, hingga Arin bertambah kesal saat ada Bayu yang di dalamnya“Hai, Rin.” Bayu menyapa dengan senyum

  • Kaya Setelah Dibuang    kesombongan

    “Kenapa dengan Satria? Siapa dia?” tanya Narsih."Teman Shaka, Bu. Dia biasa jahilin Shaka. Nggak hanya saka, yang lain juga. Emang dasar anaknya gitu. Mau marahin juga percuma. Gak bakalan mudeng. Orangtuanya aja gak tahu etitut," adu Arin."Sudah sudah. Kita bicarakan nanti saja. Udah siang ini Shakanya," sela Kaisar yang tidak ingin membahas tentang keburukan orang lain di depan anaknya.Kaisar benar benar mengantar Shaka. Dia meminta Arin untuk menunggu Shaka masuk dan meminta Arin untuk kembali ke mobil."Ada apa sih, Mas?" tanya Arin heran melihat gelagat suaminya yang aneh."Nggak. Shaka udah masuk?""Udah. Barusan udah masuk. Hari ini Satria nggak datang. Aman."Arin mengembuskan napasnya perlahan lalu tersenyum di depan Kaisar."Mas mau tanya apa?""Memang Mas mau tanya?""Hiz! Serius. Mau nanya kali ini sama Arin nggak?""Mau sih. Tapi, kamu harus jawab jujur.""Apa?" tanya Arin serius mendengarkan."Mas mau tanya. Wajah kamu pake formalin ya? Kok awet cantiknya?" kelakar Ka

  • Kaya Setelah Dibuang    Sarapan

    “Kenapa kamu bangunkan Mas kesiangan, Rin? Hari ini Mas akan ke gudang buat cek data yang semalam belum Mas selesaikan,” tanya Kaisar panik saat dibangunkan Arin kesiangan.“Tenang aja. File udah aku cek dan memang ada keanehan di Mellynya. Bukan salah toko atau gudang. Jadi Mas hanya perlu tanyai Melly, kenapa dia sampai berlaku demikian. Kita butuh penjelasan dia mengenai hal ini. Dia harus bertanggung jawab dan Mas harus bisa bertindak bijak. OKe?”Arin memang sudah menyelesaikannya semalam. Dia hanya membereskan beberapa dan itu cukup sangat membantu membuat Kaisar lelap tidur dan puas istirahat sampai pagi.“Ya ampun, begini ini yang kadang bikin Mas nggak mau tidur dulu kalau kerjaan sudah beres. Kamu pasti yang selesaikan. Ya sudah, aku mau mandi dulu. Kamu pasti udah siapkan sarapan, ya?” “Belum. Aku mau sarapan di rumah Ibu bareng kamu.”“Tumben?” tanya Kiasar heran.“Lagi pengin aja. Yuk ah, buruan! Mas mandi, aku mandiin Shaka.”Keduanya gegas beranjak sebelum melakukan ak

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status