“Kemampuan aktingmu benar-benar luar biasa, Lisa …” Ian hanya bisa menghela napas setelah telah terpedaya oleh artis profesional itu. Seorang wanita cantik menangis adalah hal yang sangat mematikan. “Terima kasih atas pujiannya,” ucap Lisa malu-malu, wajah cantiknya sedikit memerah, dan suaranya begitu lembut, membuat siapapun yang mendengarnya akan jatuh hati."Berhenti, berhenti! Hatiku tidak kuat menahannya!” ucap Ian seraya menyentuh dadanya sendiri.“Hehe, apakah kamu menyukainya, nyaa~?” Lisa berkedip.“Biasa saja …” Ian memandang Lisa, memperlihatkan ekspresi datar. Namun, dalam hatinya ia bergumam, ‘Astaga, sepertinya ini adalah keputusan yang salah! Tidak seharusnya aku hanya berduaan saja dengan Lisa malam ini!’“Humph!” Lisa mendengus pelan.“Jadi, kamu mau makan apa?” tanya Ian.Lisa berbalik dan mengulurkan tangannya, menggaruk tubuh Ian dengan lembut. "Aku ingin makan nasi goreng telur, seperti yang ada di video, nyaa~"“Oke, serahkan semuanya padaku, my lady …” Ian mem
Mendengar munculnya misi sampingan, Ian langsung memeriksa detail misi tersebut.__________________________________Misi Sampingan: Eliminasi Oknum Geng ViperTingkat Kesulitan: CDetail Misi:Sistem mendeteksi adanya orang misterius yang mengatur penyerangan ini. Cari informasi mengenai orang misterius tersebut, dan setelah itu, eliminasi semua orang yang menyerang Host.Hadiah: Kupon Hijau Gacha 1xHukuman: Kematian__________________________________“Bukankah Geng Viper adalah Geng terbesar di Indonesia? Bahkan mereka memiliki cabang di Kamboja. Sistem, apa kamu yakin menyuruhku membunuh mereka semua?” bisik Ian pada Sistem.[Mereka hanyalah “oknum” Geng Viper. Kematian mereka, tidak akan mempengaruhi pondasi Geng. Jadi, kemungkinan mereka balas dendam sangatlah kecil, mungkin]Ian menggertakkan giginya, rasa frustrasi memenuhi dirinya. "Brengsek, kenapa kamu sendiri tidak yakin?!" katanya, suaranya bergetar dengan emosi.Lagi-lagi, Sistem hanya diam atas pertanyaan Ian itu. Ian se
Semua mata anggota Geng Viper yang ada di sana tertuju langsung ke arah Ian yang secara ajaib menggenggam sebuah pisau pemotong daging dengan bilah kristal. Mereka semua sangat terkejut dengan aksi Ian. Ini adalah kali pertamanya dalam sebelas tahun terakhir, ada orang yang berani menantang Geng Viper secara langsung seperti ini.Langkah pria berambut mohawk terhenti tiba-tiba ketika kepala Totok dan Tatak berguling ke bawah kakinya. Tatapan penuh kebencian terpancar dari matanya saat ia melirik ke belakang. Dengan suara yang lantang, pria berambut mohawk tersebut berkata, "Persetan dengan permintaan Tuan Christopher!"Dengan tegas, ia memerintahkan anggota Geng Viper yang lain, "Semuanya, bunuh pria itu! Balaskan dendam Totok dan Tatak!""Siap Kakak Besar!" jawab kesembilan anggota Geng Viper lainnya serentak, suara mereka penuh dengan kebencian dan niat jahat.Dengan gerakan perlahan, mereka maju ke arah Ian, mengelilinginya sambil melontarkan kata-kata menyeramkan. Suara mereka mem
Dalam sekejap, kilat cahaya merah menyerupai ular piton melaju ke arah Ian membawa angin tajam yang kencang. Mulut ular piton itu terbuka lebar, memperlihatkan empat taring tajam yang siap menerkam mangsanya.Tak tinggal diam, Ian segera melakukan gerakan penghindaran. Namun, serangan pria berambut mohawk itu jauh lebih cepat dari yang Ian duga. Bahkan dalam aktifnya kemampuan Akselerasi, Ian masih melihat betapa cepatnya laju kilat ular merah yang terus meluncur ke arahnya itu.Tahu bahwa ia tidak akan bisa menghindarinya, Ian menggunakan pisau pemotong daging di tangannya sebagai perisai. Detik berikutnya, kilat ular merah itu tiba di depan Ian, berusaha mencabik tubuhnya.Dang!Hantaman antara taring ular dan badan pisau pemotong daging menciptakan dentuman keras disertai gelombang angin yang menyebar ke segala arah. Karena tubuh Ian yang hanya seorang manusia biasa tanpa energi Qi, meski pisau di tangannya dapat menahan serangan pria berambut mohawk itu, Ian tetap saja terdorong h
“Ugh …” Ian perlahan membuka matanya, samar-samar melihat seorang gadis remaja cantik berseragam putih abu-abu, sedang menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. “Hai tampan …” sapa gadis remaja itu seraya menarik kembali kepalanya, menjauhi wajah Ian.Ian yang baru saja sadar, tampak linglung dengan semua ini. “Kamu …”Gadis remaja itu tersenyum. “Aku Alena Santoso, kalau kamu?”“Aku Ian Herlambang.” Ian melihat sekeliling, di sana tampak dekorasi dan furniture mewah seperti yang ada di rumahnya. “Sepertinya ini bukan rumah sakit …” gumamnya.“Tentu saja, ini adalah rumahku. Ayahku yang membawamu kemari semalam,” senyum manis gadis remaja itu. Ia lalu menghampiri pintu kamar dan berteriak, “Ayah, Mas Ian sudah bangun!”Dari luar kamar, terdengar suara yang sangat familiar di telinga Ian. “Oke, Ayah ke sana sekarang …”Selang beberapa menit, seorang pria yang tampak masih muda, masuk ke dalam kamar, menghampiri Ian. “Bagaimana tubuhmu? Apa masih ada yang terasa sakit?”Melihat jelas wa
[Selamat Host, Anda telah berhasil mendapat Cincin Ruang dengan ruang dimensi seluas 10x10x10 meter]“Cincin Ruang? Bukankah ini aksesoris yang sering muncul dalam novel-novel fantasi timur?” Wajah Ian berubah cerah, senyum lebarnya memancarkan kegembiraan. Di tangannya, sebuah cincin hitam pekat yang tampak mewah berkilauan, seolah-olah menangkap dan memantulkan cahaya sekitarnya. Ukiran-ukiran simbol yang rumit dan halus terpahat di permukaannya, menambahkan aura misterius dan eksotis pada cincin tersebut.Dengan penuh antusiasme, Ian segera memasang Cincin Ruang ke jari tengahnya. Seolah-olah memiliki kehidupan sendiri, cincin tersebut secara ajaib mengecil, menyesuaikan diri dengan ukuran jari Ian. “Sistem, bagaimana cara aku dapat menyimpan dan mengeluarkan benda dari cincin ini?” tanya Ian, suaranya penuh dengan rasa penasaran dan keingintahuan.[Untuk mengoperasikannya, Host perlu menyalurkan energi Qi ke dalam cincin. Setelah itu, Anda hanya tinggal membayangkan aktivitas a
Ian merasakan rasa sakit yang perlahan-lahan mereda dari tubuhnya. Napasnya terengah-engah, seolah-olah ia baru saja berlari maraton. Keringat membasahi pakaiannya, membuatnya lengket dan tidak nyaman. Wajahnya pucat, seperti kanvas kosong yang kehilangan warnanya. "Ah, ini benar-benar menyakitkan!" keluh Ian, suaranya bergetar. Ia menenggak segelas air dengan cepat, seolah-olah itu bisa menghilangkan rasa sakit yang masih tersisa. Gelas itu diletakkannya kembali ke meja dengan tangan yang masih gemetar. "Sistem, apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya, suaranya penuh kebingungan dan frustrasi. "Kenapa efek kali ini berbeda dari saat aku mendapatkan kemampuan Grandmaster Chef?"[Saat menerima Kemampuan Grandmaster Chef, modifikasi tubuh Host tidak terlalu besar. Hal itu disebabkan Kemampuan Grandmaster Chef bukanlah kemampuan bertarung][Sementara itu, Kemampuan Teknik Pembunuh Iblis merupakan kemampuan bertarung, yang jika dilatih selama puluhan tahun, akan mengubah struktur tubuh p
Dari sudut restoran yang remang, terdengar suara derap langkah kaki yang menggema, menembus kesunyian di sana. Christopher merasa jantungnya berdebar kencang, dan matanya terbelalak saat ia melihat bayangan gelap mendekat. Dalam kegelapan, terlihat tiga buah bola hitam yang dipegang erat oleh tangan misterius itu."S-siapa di sana?" teriak Christopher tergagap. Ia berusaha menunjukkan sikap yang keren di depan Ella, tetapi rasa takut dalam dirinya membuatnya terlihat seperti pecundang."S-sayang, aku takut~" ucap Ella dengan suara gemetar sambil bersembunyi di belakang Christopher. Ia mencengkram kedua bahunya dengan kuat, mencari perlindungan.Christopher mencoba menenangkan Ella dengan penuh ketakutan dalam suaranya, "T-tenang s-saja sayang, a-aku akan melindungimu!" Dia berusaha mempertahankan sikap yang kuat di hadapan Ella. Tanpa ragu, ia memanggil nama-nama pengawal pribadinya. “Amir, Ali, Deni! Cepat singkirkan pria itu!”Namun, setelah beberapa menit, tidak ada jawaban dari p