Share

Bab 3 - Naik Becak Motor

“Sial, aku hanya punya uang 50 ribu rupiah saja! Sedangkan perjalanan ke Galaxy Lake menggunakan ojek online memerlukan biaya 56 ribu!” keluh Ian dengan kesal saat melihat biaya yang ditampilkan pada aplikasi ojek online.

Ian lalu menghela nafas dan berkata seraya melihat becak motor miliknya yang terparkir di halaman Kost. “Baiklah, sepertinya aku hanya bisa menggunakan becak motorku.”

Ian memang tidak memiliki kendaraan lain selain becak motornya. Ia biasa menggunakannya untuk berbelanja bahan-bahan makanan yang akan diolah menjadi masakan di kedainya.

Dengan becak motornya itu, Ian berhasil mencapai perumahan Galaxy Lake dalam waktu hampir dua jam. Laju becak motor tidaklah cepat, hanya kurang dari 50 km/jam, yang tentunya sangat lambat. Jadi wajar saja, butuh waktu yang lama untuk tiba di Galaxy Lake.

Galaxy Lake adalah perumahan paling elit di Surabaya. Mereka memiliki keamanan yang sangat ketat. Oleh karena itu, ketika Ian tiba di pintu gerbang perumahan, satpam yang sedang bertugas langsung menghentikan laju becak motornya.

Bagaimanapun juga, saat ini Ian mengenakan pakaian yang terlihat murahan. Di samping itu, ia juga mengendarai becak motor. Satpam perumahan manapun pasti akan menghentikan Ian.

“Selamat siang Pak, ada keperluan apa kemari?” tanya satpam berbadan kekar dengan sangat ramah pada Ian.

Hal itu membuat Ian terkejut. ‘Bukankah biasanya di novel-novel sang protagonis akan mendapat perlakuan buruk dan hinaan? Kenapa satpam ini malah bersikap ramah sekali?! Apa mereka masih satu saudara sama satpam bank berwarna biru itu?’ batinnya.

Pada kenyataannya, satpam yang bekerja di Galaxy Lake memang telah dilatih dengan latihan khusus, di mana mereka akan bersikap ramah pada siapapun, meski orang tersebut tampak miskin. Walau begitu, poin utama yang membuat satpam tersebut ramah adalah karena ketampanan Ian. Meski Ian orang desa, namun ketampanannya setara “oppa-oppa” Korea.

“Saya ingin mengunjungi rumah yang baru saja saya beli,” jelas Ian.

“Bisa tunjukkan kartu kunci rumahnya Pak?”

“Kartu kunci rumah?” Ian mencoba mencarinya di dalam Inventori, namun ia tidak menemukannya. “Saya baru saja membelinya pagi ini. Jadi saya belum memilikinya. Apakah Sertifikat Hak Milik saja cukup?” ucapnya seraya memperlihatkan SHM miliknya.

Satpam berbadan kekar itu menereminya dan mengecek isi SHM di tangannya. Setelah memastikan nama yang tertera pasa SHM sama dengan nama yang ada dalam KTP ian, satpam tersebut berkata, “Selamat datang Tuan Ian, kami dari tim petugas keamanan perumahan Galaxy Lake mempersilahkan Tuan masuk,” katanya dengan ramah.

Detik berikutnya, satpam itu berteriak dengan lantang. “Semuanya, beri hormat pada Tuan Ian!”

Dalam sekejap, beberapa satpam yang bertugas langsung berbaris tegap dan memberi hormat pada Ian. “Selamat datang Tuan Ian!”

Satpam bertubuh kekar itu kemudian mempersilahkan Ian masuk seraya berkata, “Tuan Ian, jika anda membutuhkan sesuatu, Tuan bisa menghubungi kami.”

Ian benar-benar tertegun dengan semua sambutan ini. Tanpa sadar, ia mengangguk dan pergi begitu saja meninggalkan para petugas keamanan yang masih berbaris dengan rapi. ‘Wow! Inikah kekuatan uang?!’ batinnya. pikirnya dalam hati. Ian, yang biasa hidup sederhana, masih belum bisa menyesuaikan diri dengan semua perlakuan istimewa ini.

Setelah memastikan Ian telah pergi, salah satu satpam berkata dengan nada penuh keraguan, “Kapten, apakah orang itu benar-benar pemilik salah satu rumah di Galaxy Lake?”

“Supri, dengar aku baik-baik. Semakin orang itu terlihat biasa, semakin kamu tidak boleh meremehkannya.” Satpam berbadan kekar itu berkata dengan serius, “Apakah kamu tahu? Hari ini, ada seorang ‘crazy rich’ misterius yang telah membeli salah satu unit rumah di kluster Danau Angsa.”

Mendengar ucapan sang kapten, raut wajah Supri berubah. “Serius?! Maksudmu Tuan Ian adalah ‘crazy rich’ misterius yang telah membeli rumah di kluster Danau Angsa?!”

Para satpam lainnya pun mulai menunjukkan keterkejutan mereka. Semua tidak menyangka, seorang pria tampan berkendara becak motor dengan pakaian murahan itu adalah pemilik salah satu rumah di kluster Danau Angsa, kluster paling mewah di Surabaya.

Sementara itu, orang yang menjadi perbincangan para satpam itu, kini juga mulai menarik perhatian para penghuni perumahan. Terutama kaum ibu-ibu yang sedang berkumpul dan bergosip seraya berjalan-jalan membawa anjing mereka.

"Wah, lihat! Ada pria tampan yang sedang mengendarai becak motor di sana," ucap salah seorang ibu yang sedang membawa anjingnya jalan-jalan.

"Wow, dia benar-benar tampan!" seru yang lain.

“Saya suka, saya suka, saya suka! Saya tidak tahu ada orang yang tampak begitu keren saat mengendarai becak motor," kata ibu yang lainnya seraya tersipu centil.

“Sepertinya pria tampan itu penghuni baru di perumahan ini. Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya," tambah salah seorang ibu yang penasaran.

Seorang Ibu berkepala dingin, mencoba menduga identitasnya. “Aku jadi penasaran siapa namanya. Aku ingin berkenalan dengannya.”

Tak jauh beda dengan teman-temannya, seorang Ibu muda tampak tergila-gila dengan ketampanan Ian. “Melihat ketampanannya, aku merasa seperti sedang jatuh cinta.”

“Hei, ingat, kamu sudah punya suami dan tiga anak!” tegur salah seorang ibu yang lain dengan candaan.

Ian yang sedang mengendarai becak motornya, hanya bisa tersenyum mendengar komentar-komentar itu. Sebagai pria yang dikaruniai wajah tampan, Ian sudah terbiasa menjadi atensi publik dan dikelilingi banyak wanita. Bahkan dulu saat kuliah, ia memiliki fans club sendiri.

Dengan becak motornya, Ian berkendara melewati banyak rumah mewah dan lingkungan yang asri. Hingga akhirnya, ia tiba di kluster Danau Angsa, di mana semua rumah di bangun mengelilingi danau buatan yang indah. Melihat model bangunan rumah-rumah itu, Ian begitu terpesona.

Balkon rumah di kluster tersebut terlihat sangat besar, dan pemandangan danau di kejauhan terlihat jelas. Di bagian depan rumah ada halaman rumput luas, sementara di bagian belakang terdapat kolam renang. Di sisi kanan rumah terdapat tempat parkir yang dikelilingi bunga dan tanaman.

Ian terus berkendara, hingga akhirnya ia berhenti di depan sebuah rumah mewah dengan angka 3 tercetak di dinding rumah. Saat Ian memasuki halaman rumah, seorang wanita cantik sudah menunggu di sana. Dia adalah Adel, seorang agen properti yang bertanggung jawab atas perumahan Galaxy Lake.

Begitu Adel mendapat informasi dari Robert, Kapten satpam perumahan bahwa Ian sedang dalam perjalanan ke jalan Danau Angsa No.3, ia langsung meluncur ke rumah tersebut dan menunggu kedatangan Ian di depan pintu rumah. Namun, begitu ia melihat Ian masuk, Adel terkejut. ‘Tampannya …’

“Maaf, Nona siapa ya? Mengapa Nona berada di pekarangan rumah saya?” tanya Ian dengan sopan.

Pertanyaan ini membangunkan Adel dari lamunannya. “Ah, maaf! Perkenalkan, nama saya Adel. Saya yang bertanggung jawab atas serah terima kartu kunci pintu rumah ini,” ucapnya seraya menjabat tangan Ian.

Adel kemudian berkata dengan pipi memerah. “Sebelum saya memberi kartu kunci rumah ini, bisakah saya meminta nomor WA chat tuan?”

Setelah memberikan nomor Wa Chat dan berbincang-bincang selama sepuluh menit, Adel meminta izin untuk undur diri karena harus bertemu dengan calon customer lain di kantornya.

“Akhirnya dia pergi juga,” bisik Ian melihat Adel pergi. Ian lalu melangkah masuk, matanya langsung terpaku pada keindahan yang melampaui ekspektasinya. Rumah dua lantai itu berdiri megah, menampilkan arsitektur yang elegan dan mewah. Dinding-dinding putih yang bersih berpadu sempurna dengan lantai marmer yang berkilauan, menciptakan suasana yang hangat dan mewah sekaligus.

Ian berjalan perlahan, menikmati setiap detail rumah barunya. Di lantai dasar, ruang tamu yang luas dipenuhi dengan perabotan mewah. Sofa kulit berwarna krem yang empuk tampak begitu mengundang, berhadapan dengan meja kopi kayu jati yang kokoh. Di atas meja, terdapat vas kristal berisi bunga segar yang menambah keindahan ruangan.

Dari ruang tamu, ia berjalan menuju dapur yang tak kalah mewahnya. Lantai marmer putih melanjutkan keindahannya, berpadu dengan lemari dapur berwarna putih dan peralatan stainless steel yang cemerlang. Di tengah dapur, terdapat meja bundar besar dengan kursi bar modern yang menambah fungsi dan estetika ruangan. Di area agak belakang, terdapat ruang gym pribadi berisi banyak alat-alat fitness.

Selain itu terdapat lantai bawah tanah berisi bioskop pribadi dan ruang e-sport berisi komputer gaming Maingear F131. PC Gaming ini memiliki harga mencapai sekitar $25,000 atau sekitar 375 juta rupiah. Komputer ini dilengkapi dengan spesifikasi yang sangat tinggi seperti prosesor Intel Core i9 dan kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 4090.

Ian kemudian menaiki tangga kayu yang kokoh menuju lantai dua. Di sana, ia menemukan kamar tidur utama yang luas dengan balkon besar. Dari balkon, ia bisa melihat pemandangan danau yang menakjubkan. Kamar tidur itu sendiri dipenuhi dengan perabotan mewah, termasuk tempat tidur king size dengan bantal dan selimut yang tampak begitu nyaman.

Setiap detail rumah itu tampak begitu sempurna, mencerminkan kekayaan dan selera yang baik. Ian tak bisa menahan senyumnya. Rumah mewah yang sebelumnya tidak berani ia impikan, kini telah menjadi miliknya.

“Aku jadi tidak sabar, apa yang akan aku dapatkan dari Check-In besok,” ucapnya penuh antisipasi seraya memandang keindahan Danau Angsa dari balkonnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status